Quote:
Prof. VN Parthiban mengamati berbagai gelar yang menyertai namanya (kiri). Meskipun telah mendapat ratusan gelar, tak surut niat belajarnya.
Coba berhenti sejenak dan renungkan berbagai pendidikan akademis yang telah Anda tempuh selama ini. Berapa banyak yang tersemat dibelakang nama Anda? Dua, tiga atau empat gelar? Dan, apakah Anda tertantang untuk menambah jajaran gelar akademis menjadi ratusan gelar seperti VN Parthiban?
Dilansir dari laman
Indiatimes, Prof. VN Parthiban yang kini mengajar di sebuah universitas kota Chennai, India, telah memperoleh 145 gelar dalam masa studinya di berbagai jenjang perguruan tinggi selama 30 tahun terakhir. Hebatnya, ia tidak memiliki rencana untuk berhenti belajar dalam waktu dekat.
Baca Juga
- Empat Smartphone Dengan Kemampuan Kamera Terbaik, Juaranya?
- Wah, Tempat Wisata Ini Tawarkan Berenang Bersama Buaya. Berani Coba?
- Intip, Ini Manfaat Berjalan Kaki
Quote:
"Saya sangat menikmati belajar, sama sekali tidak sulit. Saya terus-menerus dalam proses mempersiapkan ujian untuk mendapat gelar baru atau kursus diploma," ujarnya.
"Saya berjuang keras untuk menyelesaikan gelar pertama saya dan mendapat pekerjaan di Departemen Kehakiman. Sejak itu, saya tak pernah berhenti untuk mempelajari hal baru," lanjutnya.
Sepanjang hidupnya, Profesor VN Parthiban ini telah membuat dirinya sibuk dengan berbagai ujian yang berbeda. Saking seringnya berpindah-pindah kampus tempat ujian, sehingga sekarang, para pengawas ujian negara India mengenalnya setiap saat dia muncul untuk menulis sebuah ujian, tulis The Indian Express.
Deretan gelar VN Parthiban meliputi tiga gelar Master of Science, delapan gelar Master of Law, delapan gelar Master of Commerce, sembilan gelar Master of Business Administration, 10 gelar Master of Arts, dan 12 berbagai gelar penelitian.
Pria yang kini berusia 56 tahun itu masih belajar dan mengambil kuliah di beberapa universitas, sambil mengajar untuk memenuhi kewajibannya sebagai guru besar. Sayangnya, keinginan kuatnya untuk menyerap informasi harus berbanding dengan kemampuan mengingatnya yang mulai menurun.
Kepada media lokal, ia mengaku mulai kesulitan mengenali wajah orang-orang dan rute ke tempat-tempat yang sudah puluhan kali dikunjungi. "Saya mulai kesulitan menemukan jalan pulang, padahal bertahun-tahun menyusuri jalan itu," keluhnya.