Tato bisa menyebabkan kanker, seperti kesimpulan dari penelitian terbaru.

Ilmuwan sudah menyadari bahwa pigmen dari tinta tato bisa masuk ke kelenjar getah bening, komponen penting dari sistem kekebalan tubuh yang membantu melawan virus dan bakteri. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan dan karena itu menghambat kemampuan mereka untuk melawan infeksi.

Teknologi sinar-X yang mutakhir kini dapat melihat partikel-partikel beracun yang jauh lebih kecil dan lebih beracun di dalam tinta, yang mana menunjukkan bahwa mereka juga dapat bermigrasi.

"Kami sudah tahu bahwa pigmen dari tato akan menuju ke kelenjar getah bening karena bukti visual: kelenjar getah bening menjadi berwarna karena warna tato," kata Bernhard Hesse, salah satu dari dua penulis pertama studi baru ini.

"Ini merupakan respons tubuh untuk membersihkan tempat masuk tato. Yang tidak kita ketahui adalah bahwa mereka melakukannya dalam bentuk nano, yang menyiratkan bahwa mereka mungkin tidak memiliki perilaku yang sama seperti partikel pada mikro. Dan itulah masalahnya: kita tidak tahu bagaimana reaksi nanopartikel."

Tato tinta berisi berbagai pigmen organik dan anorganik, bersama dengan bahan pengawet dan kontaminan seperti nikel, kromium, mangan dan kobalt. Dua bahan yang paling umum adalah bahan karbon hitam, untuk tato gelap, dan titanium dioksida(TiO2), sebuah pigmen putih yang sering dicampur dengan warna lain sebagai pembuat bayangan (shading).

Zat ini digunakan pada pewarna makanan, tabir surya, dan cat. Pada 9 Juni 2017, Badan Bahan Kimia Eropa (ECHA) mengumumkan titanium dioksida adalah zat yang diduga menyebabkan kanker saat dihirup.

Penelitian sebelumnya telah menghubungkan titanium dioksida dengan gatal dan penyembuhan yang tertunda.

Para peneliti mengambil sampel kulit dan sampel kelenjar getah bening dari empat donor tubuh jasad manusia bertato dan dua donor tidak bertato. Mereka menemukan tinta di kulit dan kelenjar getah bening di dua dari empat pasien-satu dengan tinta biru dan satu lagi dengan tinta hijau.

Analisis kimia lebih lanjut menemukan kadar aluminium, kromium, besi, nikel, dan tembaga yang meningkat di kedua kelenjar getah bening dan kulit individu bertato, dan bahkan menemukan kadmium dan merkuri di salah satu kelenjar getah bening donor (tapi tidak di kulit-penulis studi berpikir mungkin itu berasal dari tato yang berbeda tidak diuji).

Semua individu bertato juga memiliki kadar titanium yang lebih tinggi di kulit dan nodus getah bening, yang menurut penulis tidak mungkin berasal dari sumber titanium dioksida biasa, kosmetik, dan tabir surya.

Para ilmuwan di European Synchrotron Radiation Facility (ESRF) mendapatkan wawasan baru tentang tingkah laku zat ini dengan menggunakan mesin sinkrotron berukuran besar untuk melacak partikel titanium oksida di kulit.

Sinkrotron bekerja dengan memotret sinar sinar X yang berbeda-beda melalui lensa dan instrumen ke sampel untuk mengamati perilaku materi pada tingkat molekuler dan atom.

Dengan menerapkan teknik ini pada sampel jaringan tato ex-vivo (di luar organisme), tim tersebut dapat melacak partikel titanium oksida mikro dan nano, dan menemukan bahwa yang nanopartikel benar-benar dibawa ke kelenjar getah bening.

Tim tersebut melaporkan bukti kuat adanya "pengendapan jangka panjang" elemen beracun di tubuh, yang menurut mereka dapat menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening secara kronis.

Saat seseorang ingin membuat tato, mereka sangat berhati-hati dalam memilih tempat tato seperti apakah mereka menggunakan jarum steril yang belum pernah digunakan sebelumnya.

"Namun, tidak ada yang memeriksa komposisi kimiawi warnanya, tapi penelitian kami menunjukkan bahwa mungkin mereka harus mereka lakukannya," jelas Hiram Castillo, rekan penulis studi dan ilmuwan di ESRF.

Dari temuan ini, tim berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang mengeksplorasi hubungan antara struktur kimia pigmen tato dan efek samping dengan menggunakan sampel pasien.

Manusia telah menghias secara permanen di kulit dengan tinta setidaknya dari 5.000 tahun lalu.

Cara kerja tato sebenarnya cukup brilian. Tinta didepositkan secara tepat(video YouTube) melalui jarum di bawah dermis dan epidermis. Lokasi ini terlalu besar bagi sistem kekebalan tubuh untuk mencernanya, oleh sebab itu partikel tinta akan tetap hadir secara permanen.

Menghilangkan tato menggunakan laser akan menghancurkan partikel-partikel ini menjadi potongan-potongan kecil sehingga tubuh bisa menghancurkannya.

Selain itu meski setelah membuat tato sebagian besar tinta akan tetap terpasang di kulit, tapi sejumlah kecil pada akhirnya akan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Proses inilah yang membuat tato dapat memudar.

"Percobaan berikutnya, kita juga akan melihat pigmen dan beban logam berat organ internal dan jaringan internal lainnya agar bisa melacak biodistribusi bahan tato di seluruh tubuh," tulis para peneliti dalam sebuah unggahan.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports.