menjadi ibu yang bekerja maupun ibu rumah tangga merupakan pilihan yang sama-sama bernilai mulia. Disatu sisi, pilihan pertama bisa membantu menggerakkan perekonomian di dalam rumah tangga, sehingga angka "kecukupan" terhadap kebutuhan keluarga dapat lebih bisa terpenuhi. Namun, pilihan kedua juga tidak kalah pentingnya. Meski secara ekonomi penghasilan hanya bersumber pada satu orang, tetapi memilih menjadi ibu rumah tangga bisa membuat sang buah hati mendapat perhatian lebih, juga terhadap pasangan hidupnya.
Karena kedua pilihan ini, seperti disebut diatas sama-sama pilihan mulia, ada baiknya masing-masing individu, terutama yang memutuskan menjadi ibu pekerja, atau menjadi apa saja, menghindari beberapa hal yang tidak usah diutarakan bila bertemu dengan ibu rumah tangga.
Berikut hal yang seharusnya tidak usah dijadikan bahan pertanyaan. Apalagi mempertanyakan dengan sikap
under estimate.
1. "Enak Banget Jadi Ibu Rumah Tangga ya?"
Pertanyaan seperti ini entah untuk membandingkan ibu pekerja, atau pertanyaan nyinyir yang berniat menyindir. Pernah terpikir bahwa ibu rumah tangga juga kadang ingin memiliki penghasilan sendiri? Atau terpikirkah bagaimana rutinitas yang dialami ibu rumah tangga kadang menjebak mereka dalam kebosanan?
Dalam beberapa kasus, ada ibu yang rela meninggalkan pekerjaan yang digelutinya demi mengasuh suami dan anak-anaknya. Mereka seperti tidak rela jika anak-anak tumbuh dan berkembang dalam asuhan orang lain. Meski kadang nenek dan kakek juga bersedia ikut mengasuh, tetapi mereka cenderung ingin memperhatikan dan merawat sang buah hati beranjak besar tanpa melewati satu hari pun tanpa bersama mereka. Meski lelah, namun tingkah lucu anak-anak dari masa ke masa adalah moment yang tidak bisa diputar ulang kembali.
Namun, adapula beberapa ibu yang memilih menjadi ibu rumah tangga, karena hanya inilah pilihan satu-satunya. Stop, mengatakan kalimat "Enak Banget Jadi Ibu Rumah Tangga ya?". Karena tanpa disadari, kalimat tersebut berpotensi menyakiti orang lain.
2. "Wah, Punya Banyak Waktu Senggang, Dong"
Benarkah ibu rumah tangga memiliki waktu senggang? Meski memiliki pembantu rumah tangga sekalipun, rasanya mereka tidak seperti yang dibayangkan orang lain.
Bangun pagi lebih awal dari anggota lain. Mempersiapkan sarapan buat bekal, memandikan anak-anak, belum lagi jika suami tipikal cerewet dan sama kelakuannya seperti anak-anaknya.
Setelah semua sibuk dengan kegiatan masing-masing, harus membersihkan rumah, ngepel, cuci piring, cuci baju. Belum lagi merapikan mainan anak-anak yang semburat dilantai. Lalu, atas dasar apa mereka "memiliki" waktu senggang? Terlebih jika ibu rumah tangga yang baru saja memiliki bayi atau balita yang tinggal dirumah. Selain harus merapikan dan membersihkan rumah yang seperti kapal berantakan, mereka juga harus mengasah aktifitas yang bisa memacu motorik dan sensorik anak. Darimana mereka mendapatkan waktu luang? Bahkan karena banyak pekerjaan yang mereka lakukan terkadang mandi dan luluran adalah barang langka dan mahal?
3. "Enak ya, Bisa Santai-santai"
Walah, jika mendapatkan pertanyaan seperti ini, pasti rasanya kepengen nyakar dan menggigit yang bertanya. Apa iya, aktifitas super padat ibu rumah tangga kudu direkam dan diputarkan ke orang-orang nyinyir yang mengatakan bahwa ibu rumah tangga bisa santai-santai sambil ongkang-ongkang kaki? Coba aja sesekali bagi yang nyinyir, lakukan aktifitas seperti apa yang dilakukan ibu rumah tangga. Ga usah lama-lama, tiga hari saja. Lalu simpulkan sendiri.
4. "Suami Kamu Pasti Orang Kaya, Jadi Kamu Nggak Perlu Kerja"
Memilih jadi ibu rumah tangga itu bukan semata-mata karena suami punya penghasilan super besar. Jadi tolong dong, nggak perlu bilang, "Suaminya orang kaya ya, jadi kamu nggak perlu kerja".
Justru karena sumber pemasukan hanya dari satu sumber, harus pinter-pinter ngurus keuangan keluarga. Bahkan kalau misal ada usaha sampingan yang bisa dilakukan, ingin banget bisa menjalaninya.
5. "Rumahnya Pasti Kinclong Neh, Kan Tiap Hari Dirumah"
Please deh..., Pertanyaan seperti ini jangan sampai diutarakan. Berada seharian dirumah bukan artinya rumah bersih total. Kita pasti tahu, namanya anak-anak, apalagi masih balita. Mereka menggelar mainannya dimana saja mereka suka. Belum lagi sisa-sisa makanan yang selalu mengundang koloni semut berebutan. Atau baju-baju berserakan ditiap sudut rumah.
So, hindari pertanyaan ga bermutu ini kepada ibu rumah tangga ya?
6. "Yakin Nih, Kamu Bakal Jadi Ibu Rumah Tangga Terus?"
Masing-masing pilihan memiliki konsekuensi tersendiri. Sebaiknya, pertanyaan seperti ini tak harus dipertanyakan kepada ibu rumah tangga. Para ibu yang memutuskan pilihan menjadi ibu rumah tangga tentu memiliki alasan kuat, sama halnya yang menjadi ibu pekerja. Tak usah merasa lebih superior deh.
7. "Karena Kamu Nggak Kerja, Boleh Nggak Tolongin...."
Saling tolong menolong adalah hal yang baik. Seperti kodrat manusia sebagai mahluk sosial. Asalkan pertolongan yang dimaksud tidak sampai menelantarkan anak-anak, pastinya ibu rumah tangga enjoy aja membantu sesama. Tapi jangan pikir mereka bisa santai lho ya? Kalau ada yang meminta tolong dibantu full day, terus anak-anak mereka siapa yang ngurus? Heloo, ini niat minta tolong atau memperbudak?
8. "Di Rumah Aja Kok Kasih Makanan ke Anak Begini Doang?"
Apakah ibu rumah tangga harus menjadi seorang koki yang jago memasak semua makanan? Ya ampun, kadang kegiatan rutin mengurus rumah nggak lantas bikin kita punya banyak waktu mencoba beraneka resep masakan.
9. "Emang Nggak Bosen Ya Sama Anak Terus di Rumah"
Edian. Ini pertanyaan paling ga bermutu. Emang ada orang tua bosan sama anaknya sendiri? Kalau bosan dengan aktifitas, namanya juga manusia. Apa dipikir mereka yang bekerja tidak pernah terjangkiti rasa bosan? Sebaiknya, para ibu rumah tangga menyiapkan stok batu bata di beberapa tempat. Kali aja ada yang usil dan nyinyir tanya hal seperti ini. Sama anak sendiri kok bosan. Aneh.
10. "Oh Jadi Kamu Cuma Ibu Rumah Tangga....'
Hmmm, pertanyaan super sensitif ini benar-benar keterlaluan jika saja ada yang bertanya dengan kalimat maupun nada bermakna sama. Banyak juga ibu-ibu yang lulusan S1 bahkan S2 justru mengabdikan hidupnya dengan tulus ikhlas demi menjadi ibu rumah tangga. Meski, mereka tampak seperti tidak dibayar, namun disitulah letak kepuasan batin bagi mereka. Melihat dan memantau perkembangan anak. Mengajari dengan sabar jika ada pelajaran disekolah yang belum mampu mereka terima. Seperti kita ketahui, anak kita bukan satu-satunya murid yang diajari oleh guru disekolah. Bukan rahasia umum para guru mengejar silabus sesuai target. Terlepas ada beberapa siswa yang belum paham, itu urusan belakangan. Nah, disinilah peran ibu rumah tangga memberikan solusi terhadap permasalahan pelajaran anak-anaknya. Bisa jadi, ada juga ibu pekerja yang begitu pulang kantor, mengambil alih pekerjaan anak-anaknya. Namun, seberapa efektifnya waktu mereka? Belum lagi jika ada masalah dikantor. Bukannya mengajari dan menemani anak belajar, justru yang ada anak dijadikan pelampiasan. Bukankah begitu?
Nah, dari beberapa
point tersebut diatas, sebaiknya bagi kita, atau ibu pekerja, hindarilah bertanya, atau sekedar kepo terhadap aktifitas ibu rumah tangga.
Bagi para bapak-bapak neh, sempatkan sesekali cuti, dan
take over lah apa-apa saja yang dilakukan oleh ibu rumah tangga. Niscaya jika anda masih memiliki bayi atau balita, dalam hitungan satu jam tidak mengeluh dan berteriak, anda hebat.
Pesan moralnya, menjadi ibu rumah tangga pun tidak seindah dan semudah bayangan kita. Hormati mereka, dan berilah dukungan agar kebosanan yang terkadang melanda ibu-ibu hebat ini bisa tereduksi.
Stop Nyinyir....
Salam skydavee
ref¹)