- Beranda
- The Lounge
Fakta dari Diskriminasi yang Dialami Peserta BPJS
...
TS
capingapp
Fakta dari Diskriminasi yang Dialami Peserta BPJS
Kesehatan mahal harganya. Demi menjaga kesehatan, masyarakat rela bersusah payah demi menjaga pola hidup mereka agar tidak sakit. Tetapi jika kondisi tubuh sudah lemah dan tidak memungkinkan, maka mau tidak mau pasti jatuh sakit. Satu-satunya jalan adalah pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan agar bisa sembuh seperti sediakala.
Mahalnya ongkos kesehatan ini membuat banyak orang mendaftarkan diri ke asuransi kesehatan. Salah satu dari asuransi kesehatan yang tersedia dapat dijangkau oleh semua orang adalah BPJS kesehatan milik pemerintah.
Sekarang ini pemerintah sedang gencar-gencarnya memperbaiki sistem pelayanan BPJS kesehatan. Melalui jaminan kesehatan BPJS, masyarakat mendaftarkan diri mereka sesuai dengan kelas-kelas yang tersedia, yaitu kelas I, kelas II, dan kelas III. Adanya klasifikasi ini bertujuan untuk membedakan pelayanan-pelayanan yang disediakan. Namun sayangnya, pembagian kelas tersebut juga dianggap sebagain bentuk perilaku diskriminatif. Apa sajakah hal-hal diskriminatif yang terjadi di BPJS kesehatan?
Banyak laporan datang dari masyarakat terkait pemberian obat kepada pengguna BPJS. Contohnya adalah ada jenis obat yang tidak di cover oleh BPJS sehingga masyarakat terpaksa harus membeli sendirinya. Ada juga perbedaan jenis obat bagi pasien BPJS dengan yang normal. Padahal para pengguna BPJS sudah teratur dalam membayar iuran per bulannya, tapi tetap saja mereka yang dirugikan.
Pelayanan adalah masalah yang paling banyak dikeluhkan oleh peserta BPJS. Keluhannya pun selalu sama, yaitu pengguna BPJS biasanya mendapatkan pelayanan yang kurang menyenangkan dan memuaskan dibandingkan pasien yang membayar secara tunai atau peserta asuransi swasta. Padahal yang namanya jaminan kesehatan adalah hak semua orang dan semuanya wajib menerima kadar sama. Tapi nyatanya masih ada saja yang merasa kurang.
Pasien BPJS yang tidak mendapatkan rujukan dari puskesmas sesuai domisili tidak diperbolehkan berobat ke rumah sakit yang ingin dituju. Itulah bentuk dari aturan rujukan pengobatan bagi pengguna BPJS. Selain itu, jika kondisi pasien tidak gawat, maka pasien juga tidak diperbolehkan untuk berobat. Sekali lagi, pengguna BPJS wajib membayar iuran per bulannya untuk menerima fasilitas kesehatan. Tapi nyatanya pada saat diperlukan, fasilitas yang dijanjikan menghilang...
Menurut Kepala Cabang BPJS Kesehatan, Dwi Hesti, ia selalu mendapatkan keluhan dari pasien BPJS jika mereka sangat susah mendapatkan kamar rawat inap walaupun kondisinya sudah gawat. Berbeda nasibnya, pasien yang lewat jalur umum justru bisa mendapatkan kamar lebih dulu. Apakah ini artinya uang lebih penting dibandingkan nyawa manusia?
Sudah banyak Kepala Daerah yang meminta klinik, rumah sakit, dan dokter untuk tidak melakukan diskriminatif terhadap pasien BPJS. Tapi pada nyatanya, praktik seperti itu masih ada saja. Tentu saja kita tidak bisa memungkiri bahwa untuk menjaga kesehatan, diperlukan uang. Bagaimana caranya rumah sakit bisa tetap membeli obat-obatan, mengaji para dokter dan perawat, membayar listrik jika tidak dengan menggunakan uang. Kelihatannya memang kejam tapi itulah kenyataan.
Bagaimana menurut Capingers mengenai diskriminasi dalam BPJS? Apakah Capingers juga kecewa sepeti orang kebanyakan atau justru sudah menyadari kenyataan yang kejam?
Sumber: Caping App
Mahalnya ongkos kesehatan ini membuat banyak orang mendaftarkan diri ke asuransi kesehatan. Salah satu dari asuransi kesehatan yang tersedia dapat dijangkau oleh semua orang adalah BPJS kesehatan milik pemerintah.
Quote:
Sekarang ini pemerintah sedang gencar-gencarnya memperbaiki sistem pelayanan BPJS kesehatan. Melalui jaminan kesehatan BPJS, masyarakat mendaftarkan diri mereka sesuai dengan kelas-kelas yang tersedia, yaitu kelas I, kelas II, dan kelas III. Adanya klasifikasi ini bertujuan untuk membedakan pelayanan-pelayanan yang disediakan. Namun sayangnya, pembagian kelas tersebut juga dianggap sebagain bentuk perilaku diskriminatif. Apa sajakah hal-hal diskriminatif yang terjadi di BPJS kesehatan?
Spoiler for Pemberian obat:
Banyak laporan datang dari masyarakat terkait pemberian obat kepada pengguna BPJS. Contohnya adalah ada jenis obat yang tidak di cover oleh BPJS sehingga masyarakat terpaksa harus membeli sendirinya. Ada juga perbedaan jenis obat bagi pasien BPJS dengan yang normal. Padahal para pengguna BPJS sudah teratur dalam membayar iuran per bulannya, tapi tetap saja mereka yang dirugikan.
Spoiler for Pelayanan kesehatan:
Pelayanan adalah masalah yang paling banyak dikeluhkan oleh peserta BPJS. Keluhannya pun selalu sama, yaitu pengguna BPJS biasanya mendapatkan pelayanan yang kurang menyenangkan dan memuaskan dibandingkan pasien yang membayar secara tunai atau peserta asuransi swasta. Padahal yang namanya jaminan kesehatan adalah hak semua orang dan semuanya wajib menerima kadar sama. Tapi nyatanya masih ada saja yang merasa kurang.
Spoiler for Tidak boleh berobat:
Pasien BPJS yang tidak mendapatkan rujukan dari puskesmas sesuai domisili tidak diperbolehkan berobat ke rumah sakit yang ingin dituju. Itulah bentuk dari aturan rujukan pengobatan bagi pengguna BPJS. Selain itu, jika kondisi pasien tidak gawat, maka pasien juga tidak diperbolehkan untuk berobat. Sekali lagi, pengguna BPJS wajib membayar iuran per bulannya untuk menerima fasilitas kesehatan. Tapi nyatanya pada saat diperlukan, fasilitas yang dijanjikan menghilang...
Spoiler for Susah Mendapatkan kamar rawat inap:
Menurut Kepala Cabang BPJS Kesehatan, Dwi Hesti, ia selalu mendapatkan keluhan dari pasien BPJS jika mereka sangat susah mendapatkan kamar rawat inap walaupun kondisinya sudah gawat. Berbeda nasibnya, pasien yang lewat jalur umum justru bisa mendapatkan kamar lebih dulu. Apakah ini artinya uang lebih penting dibandingkan nyawa manusia?
Sudah banyak Kepala Daerah yang meminta klinik, rumah sakit, dan dokter untuk tidak melakukan diskriminatif terhadap pasien BPJS. Tapi pada nyatanya, praktik seperti itu masih ada saja. Tentu saja kita tidak bisa memungkiri bahwa untuk menjaga kesehatan, diperlukan uang. Bagaimana caranya rumah sakit bisa tetap membeli obat-obatan, mengaji para dokter dan perawat, membayar listrik jika tidak dengan menggunakan uang. Kelihatannya memang kejam tapi itulah kenyataan.
Quote:
Bagaimana menurut Capingers mengenai diskriminasi dalam BPJS? Apakah Capingers juga kecewa sepeti orang kebanyakan atau justru sudah menyadari kenyataan yang kejam?
Sumber: Caping App
0
3.6K
18
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923KThread•83.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru