Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fajarnews17Avatar border
TS
fajarnews17
Jokowi akan segera menggebuk Para PKI yang Muncul
Jokowi akan segera menggebuk Para PKI yang Muncul

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Memori tentang peristiwa 1965 selalu diungkit tiap kali menjelang peringatan G30S/PKI yang jatuh pada bulan September. Seminar dan diskusi nasional seperti telah menjadi ritual tahunan pada bulan September, tapi dengan logika kebalikannya dari pemahaman umum selama ini bahwa PKI adalah pihak yang bersalah.

Tuntutan paling menohok para pembela PKI di era reformasi ialah memohon kepada negara untuk meminta maaf kepada PKI. Dalam konteks ini, drama pemutarbalikan fakta sejarah dilakukan, di mana PKI memposisikan dirinya sebagai korban peristiwa nahas 1965 silam. Padahal, peristiwa itu tidak terjadi secara spontan tanpa adanya penyebab utama. Sebab, dalam sejumlah literatur dan kesaksian, pada era 1965 silam PKI lah yang memaksa rakyat dan TNI untuk melakukan perlawanan setelah PKI melakukan aksi pembunuhan para ulama, santri dan TNI dalam sebuah rencana bertajuk kudeta.

Anehnya, pemerintah tahun lalu justru mengakomodasi acara Simposium 65. Diketahui, acara ini digalangi oleh Menko Polhukam yang saat itu dikoordinatori Luhut Binsar Pandjaitan serta sejumlah tokoh lainnya. Karusan saja, acara ini menuai kecaman dari berbagai pihak dan sebagian besar masyarakat Indonesia. Penyebabnya, sejarah tentang pemberontakan PKI ditengarai sengaja diputarbalikkan dengan memposisikan PKI sebagai korban, sehingga negara didesak meminta maaf. Desakan ini oleh sebagian kalangan dinilai tidak masuk akal. Sebab, PKI lah sebetulnya yang melakukan pemberontakan dan tindakan makar, sementara rakyat Indonesia menjadi korban dari gerakan massal mereka. Jadi, bagaimana mungkin konflik horizontal yang dipicu provokasi PKI itu membuat negara meminta maaf kepada mereka? Sebuah wacana dan tindakan, yang menurut Menhan Ryamizard Ryacudu sangat tidak masuk akal. Sehingga menjadi jelas, acara Simposium 65 adalah upaya pemerintah membuka luka lama sejarah Indonesia.

Luka lama itu tampaknya kembali mengaga di tahun 2017. Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi, tepat pada 16-17 September para pembela PKI kembali akan menyelenggarakan seminar bertempat di Gedung LBH Jalan Diponegoro, LBH Jakarta dengan tujuan hendak memutihkan kejahatan PKI di masa lalu.

Menurut pengamat militer Eko Ismadi, maraknya kegiatan yang menampilkan adanya pemikiran Komunisme dan PKI di tanah air patut untuk direnungkan dan diwaspadai. “Atas nama penyelesaian kasus 1965 atau pun pelurusan sejarah, semua itu adalah pemikiran dari PKI. Seluruh bangsa Indonesia, khususnya anak-anak muda, harus paham itu,” kata Ekon seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (14/9).

Dikatakan Eko, para pembela PKI selalu menuduh bahwa sejarah dibuat oleh yang menang. Mereka terus merekayasa bahwa Orde Baru adalah penjahat dan pembantai. Bahkan, mereka telah menganggap bahwa TNI AD adalah pembunuh rakyat Indonesia yang tidak berdosa. “Saya berkesimpulan, bahwa para pembela PKI itu berpikir dengan logika otak PKI,” cetusnya.

Dalam sejarah bangsa Indonesia, kelompok bangsa yang bermasalah dengan sejarah nasionalisme dan Pancasila di Indonesia hanyalah pengikut PKI berikut penganut komunisme. “Sedangkan, DI/TII, maupun gerakan Islam lain, sudah menemukan formula kebangsaan yang tepat dalam kehidupan kebangsaan, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” tutur Eko.
Selengkapnya Menggebuk Ritual Tahunan Para Pembela PKI

emoticon-#MAR16ERAK emoticon-Toast
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
5.1K
54
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.