Pengunjuk rasa membawa poster Ketua DPR Setya Novanto saat aksi di depan gedung KPK, Jakarta, Kamis (7/9).
Ketua DPR dan Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto mangkir dalam pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (11/9/2017) dengan alasan sakit. Setelah tersiar kabar sakit itu, warganet banyak mengirimkan gambar muka Novanto berhidung merah dengan tulisan semoga lekas sembuh. Uniknya, doa lekas sembuh itu dibubuhi tagar #TahanSN.

"Semoga 'Papa' cepet sembuh. #Tahan SN". Begitu bunyi pesan bergambar itu yang tersebar di jagat media sosial. Tagar TahanSN dengan gambar Novanto berhidung merah itu sempat merajai percakapan di Twitter.

Pada Rabu (13/9/2017), pemilik akun Yansen Dinata membuat petisi melalui laman change.org. Dalam sehari, petisi itu bertajuk 'Segera Tahan Setya Novanto #TahanSN' telah ditandatangani lebih dari 10 ribu pendukung.

Dengan foto hidung merah Novanto, petisi ini ditujukan ke Komisi Pemberantasan Korupsi dan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Petisi ini mendesak pimpinan KPK segera menahan Novanto dan mendesak Hakim pengadilan negeri Jakarta Selatan untuk menolak praperadilan Novanto.

"Agar pelemahan KPK dapat berhenti. Agar KPK fokus menyelesaikan kasus e-KTP, dan kasus korupsi lainnya," demikian bunyi petisi.

Istilah "Papa" yang ditujukan ke Novanto merujuk pada kasus Freeport, 2015 lalu. Ketika itu, media sosial kebanjiran meme dengan tagar papa minta saham. Akibat kasus itu, Novanto sempat mundur sebagai Ketua DPR, tetapi kembali memegang pimpinan di Senayan itu sampai sekarang.

Pada 17 Juli lalu, KPK menetapkan Novanto sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP). Novanto diduga mengatur para peserta lelang bersama Andi Narogong. Peran Setya pernah diungkap oleh terdakwa Irman dan Sugiharto.

Irman merupakan mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri. Ia telah divonis 7 tahun penjara dan denda sebesar Rp100 juta subsider kurungan 6 bulan pada Kamis (20/7/2017).

Majelis hakim juga memutuskan Irman membayar uang pengganti $500.000 AS dikurangi pengembalian $300.000 AS dan Rp50 juta.

Adapun Sugiharto merupakan mantan Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri sekaligus pejabat pembuat komitmen. Ia divonis penjara selama 5 tahun dan denda Rp400 juta, subsider 6 bulan penjara.

Sugiharto juga diminta membayar uang pengganti $50.000 AS. Jumlah itu dikurangi pengembalian yang sudah dilakukan sebesar $30.000 AS serta mobil Honda Jazz senilai Rp150 juta.

Nama Novanto sempat hilang dalam sidang putusan Irman dan Sugiharto. Dalam vonis itu, sejumlah nama tak tercantum seperti Novanto, Gamawan Fauzi, Anas Urbaningrum, Ganjar Pranowo, dan Yasonna Laoly.

Anggota DPR yang diduga menerima duit e-KTP dan disebutkan dalam vonis adalah Ade Komarudin, Markus Nari, dan Miryam S Haryani.

Sosok Novanto kembali muncul dalam sidang dengan terdakwa Andi Narogong. Andi didakwa bersama Setya Novanto merugikan negara sebesar Rp2,3 triliun dalam proyek e-KTP. Dalam dakwaan Andi Narogong, jaksa menyebut beberapa anggota DPR RI periode 2009-2014 diuntungkan sejumlah $14.656.000 AS dan Rp44 miliar.

Seluruh uang yang diterima Andi, kata jaksa, sebagian diberikan kepada Irman, Diah Anggaraeni, Sugiharto, Setya Novanto, serta kepada anggota DPR RI saat proses penganggaran maupun pada saat pelaksanaan pengadaan tersebut.

Meski telah menyandang status tersangka, dua jabatan politik di DPR dan Golkar bertahan. Novanto tetap mendapat "perlindungan" dari koleganya di DPR dan partai.

Sejumlah anggota DPR meminta KPK menunda pemeriksaan Novanto. Wakil Ketua DPR, Fadli Zon bahkan mengirimkan surat berkop DPR ke KPK yang meminta penundaan pemeriksaan Novanto sampai ada putusan praperadilan

Pada hari pemeriksaan Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham, datang ke kantor KPK Senin (11/9/2017) sekitar pukul 10.00 WIB, menyampaikan surat keterangan dokter bahwa Setya sakit gula dan tengah menjalani rawat inap di Rumah Sakit Siloam Jakarta.

Penyakit gula yang diidap Setya, kata Idrus, mempengaruhi fungsi ginjal dan jantung. Dokter menyatakan Novanto mengalami vertigo dan sempat pingsan seusai bermain pingpong. KPK menjadwal ulang pemeriksaan pada pekan depan.

Sakitnya Novanto juga membuatnya tak bisa hadir dalam sidang praperadilan, Selasa (12/9/2017). KPK pun meminta hakim menunda sidang praperadilan karena mempersiapkan administrasi. Sidang praperadilan pun ditunda sampai 20 September 2017.

Novanto melakukan perlawanan atas penetapannya sebagai tersangka melalui praperadilan pada 4 September. Novanto mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta. Sidang praperadilan ini dipimpin oleh hakim tunggal Cepi Iskandar.
@sn_setyanovanto sedang ramai di bicarakan publik twitter, cepet sembuh ya. Sakitnya jgn lama2. #TahanSN [URL="https://S E N S O RGnVJXNZ2TU"]pic.twitter.com/GnVJXNZ2TU[/URL]
— TI Indonesia (@TIIndonesia) September 13, 2017 Cepat sembuh Papa supaya pemeriksaan kasus korupsi Kartu Tanda Penduduk Elektronik bisa segera dilaksanakan #TahanSN [URL="https://S E N S O RmJPz7d93Om"]pic.twitter.com/mJPz7d93Om[/URL]
— ICW (@sahabatICW) September 13, 2017 Tagar #TahanSN & gambar ini sdg bergaung di twitter. Netizen sepertinya ingin Pak @sn_setyanovanto segera sembuh & ditahan @KPK_RI? [URL="https://S E N S O RtHmnlZP92W"]pic.twitter.com/tHmnlZP92W[/URL]
— LBH JAKARTA (@LBH_Jakarta) September 13, 2017 Ini delapan alasan kenapa SN harus ditahan. Jangan lupa sign petisinya ya tweeps ???? #TahanSN [URL="https://S E N S O R9j8mF8rxCI"]pic.twitter.com/9j8mF8rxCI[/URL]
— ICW (@sahabatICW) September 14, 2017


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...a-lekas-sembuh

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Kiat sukses lolos CPNS lewat bimbingan belajar

- Lagi, perdagangan anak lewat media sosial di Surabaya

- Motif dan kronologi pembunuhan pasutri di Benhil