RMOL. Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengaku tidak setuju dengan pendapat produser film dokumenter Dandhy Dwi Laksono yang dimuat dalam dinding Facebook-nya pada Minggu (3/9) lalu.

Dalam tulisan itu, Dandhy menyandingkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarniputri dengan Perdana Menteri Myanmar Aung San Suu Kyi yang saat berkuasa abai dengan pembantaian rohingya.

Menurut Fahri, perbandingan itu tidak sebanding. Ini lantaran Megawati bukan peraih Nobel Perdamaian sebagaimana yang pernah diraih oleh Suu Kyi.

"Bu Megawati nggak dapat hadiah Nobel, Aung San Suu Kyi dapat nobel," tegasnya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (8/9).

Tidak hanya itu, dalam hal kekuaasaan keduanya juga dinilai Fahri berbeda. Megawati, kata dia, tidak pernah berkuasa secara absolut, sementara Suu Kyi bisa dikategorikan berkuasa secara absolut karena memenangkan Pemilu Myanmar secara mutlak.

"Jadi Suu Kyi jauh punya kewenangan yang besar untuk hentikan pertumpahan darah dan pembantaian (etnis rohingya). Kalau Bu Megawati belum pernah, nggak bisalah (disamakan)," urainya.

Ia justru menyebut presiden kelima RI itu lebih baik ketimbang Suu Kyi dalam hal kemanusiaan.

"Dari sisi sensitivitas terhadap nyawa, terhadap hak-hak orang dan terhadap dikte dari negara lain dan sebagainya, Megawati jauh lebih sensitif," pungkasnya.

[ian]

RMOL

Beda dong Bu Mega itu bukan pelanggar HAM, sementara Aung San Suu Kyi....apakah berperikemanusiaan?