Para WNI yang kembali ke Indonesia setelah sempat disandera oleh kelompok Abu Sayyaf dlam peristiwa lain, awal Mei 2016 lalu.
Dua sandera Indonesia dibebaskan dari sekapan kelompok Abu Sayyaf, melalui sebuah operasi militer tentara Filipina di Pulau Jolo, yang menjadi kubu kelompok pemberontak Abu Sayyaf.
Brigadir Jenderal Cirilito dari militer Filipina mengatakan, dalam bentrokan senjata dengan sekitar 20 anggota kelompok pemberontak Abu Sayyaf, lima militan tewas, dan lima serdadu Filipina terluka.
"Beberapa menit setelah bentrokan, saat memburu para anggota Abu sayyaf lain, kami mencegat sebuah kendaraan yang ternyata membawa dua sandera Indonesia," kata Brigadir Jenderal Cirilito kepada kantor berita Reuters.
"Mereka selamat, dan sudah menjalani pemeriksaan kesehatan," katanya sambil menambahkan bahwa keduanya masih dimintai keterangan.
BBC masih berusaha menghubungi pewakilan Indonesia di Filipina untuk masalah ini.
Kantor berita Associated Press (AP) menyebut, kedua sandera yang dibebaskan itu adlah dua awak kapal, Sarapuddin Koni dan Sawal Maryam yang diculik pada 19 Novembr lalu di lepas perairan Sabah, Malaysia.
Kepada AP, Jenderal Sobejana mengatakan bahwa para militan Abu Sayyaf masih menyekap lima orang Indonesia lain. Seluruhnya ada 17 sandera yang masih disekap di provinsi Sulu oleh kelompok ini, terdiri dari lima orang Indonesia, seorang Belanda, tujuh orang Vietnam, dan empat orang Filipina.
Belum jelas, bagaimana orang-orang Indonesia dan lainnya itu dulu diculik.
Namun kelompok Abuu Sayyaf yang kecil namun dikenal brutal, sering menyerang kapal-kapal ikan dan kapal-kapal barang di sekitar perairan Sulu dan Sulawesi, meminta uang tebusan, dan memenggal kepala para sanderanya.
Kelompok ini sudah berbaiat kepada yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.
Kelompok Abu Sayyaf juga terlibat dalam aliansi kaum militan Islamis yang menduduki kota Marawi sejak lebih dari 10 hari.
Tentara Filipina masih berjuang keras untuk mengabil alih kota itu setelah mengerahkan pasukan dalam pertempuan yang sejauh ini sudah menewaskan lebih dari 800 orang, termasuk 145 tentara.