JARISMAN, 30, belum bercerai dari istrinya, tapi sudah pisah rumah. Tak tahan kesepian, Wiwid, 15, ABG anak tetangga pun “ditelateni”. Si nenek yang terlalu streng justru bikin kabur cang cucu. Wiwid lari dari rumah, dan tinggal bersama Jarisman. Masak ada dendeng di piring, kucing garong tidak beraksi?

Bagi pasangan rumahtangga yang hendak bercerai, musti ingat pada anak-anak hasil produk mereka. Relakah anak-anak jadi korban, karena orang tuanya menempuh jalan sendiri-sendiri? Relakah bila si anak ikut bapak atau ibu tiri. Maka ingatlah hadits Nabi bahwa perceraian adalah tindakan halal yang sangat dibenci Allah.

Wiwid adalah salah satu ABG korban perceraian dari Nunukan, Kaltim. Si nenek yang sudah nunak-nunuk (jalan timpang), harus merawat cucu semata wayangnya itu. Sebab ibu si Wiwid sudah bahagia dengan suami barunya. Rupanya si suami baru tidak mau direpoti oleh anak tiri. Jadilah Wiwid dikorbankan. Ya kalau si nenek masih umur panjang. Kalau keburu wasalam, harus ikut siapa lagi si Wiwid. Apa numpang pada Mbah Panti Sosial?

Karena kerentaannya, nenek Wiwid tak bisa mengawasi cucunya secara maksimal. Di situlah kemudian si cucu yang masih usia ABG itu bergaul akrab dengan Jarisman, lelaki tetangga sendiri. Kenapa keduanya bisa akrab? Karena Jarisman tak ada lagi yang mencemburui. Maklum, bininya sudah beberapa bulan ini mengikuti jejak Betharia Sonatha dalam lagu “Hati yang luka”. “Pulangkan saja pada orangtuaku, wouwo…..!”

Rumah tangga Jurisman memang sedang krisis multidimensi. Istrinya menuntut cerai, tapi Jurisman tidak mengabulkan. Jadilah sang istri lalu tinggalkan rumah dan kembali kepada orangtuanya. Tapi celakanya, baik orangtua maupun Jurisman sendiri, membiarkan sendiri kondisi ini. Mustinya kan orangtua segera mengirim kembali anaknya pada menantu. Atau, Jurisman menjemput istrinya diajak pulang baik-baik.

Sudah beberapa bulan Jurisman jauh dari istri, sehingga hidupnya benar-benar sepi seperti lagunya Kusplus tahun 1970-an. “Bila senja telah tiba, hatiku tambah sengsara……!” Bagaimana nggak sengsara, wong tiap malam tidur sendirian. Biasanya ada aktivitas signifikan, kini hanya ditemani nyamuk; plakkk plekkk…. pukuli nyamuk tanpa henti.

Tiba-tiba ABG tetangga yang baru duduk di kelas I SMA sering main ke rumahnya. Wah ini kesempatan. Usia 15 tahun anak sekarang, sudah laik ranjang juga lho, saking bongsornya. Maka dari duduk bersama, lama-lama jadi meraba-raba, dan kemudian terjadilah segalanya.

Keintiman Jurisman – Wiwid dilaporkan tetangga pada sang nenek. Nenek pun marah, tapi dinasihati malah melawan. Saking jengkelnya, diusur saja sekalian. “Sudah pergi sana. Anak cap apa ini, dinasihati orangtua kok tidak mau. Pergi saja kamu, kalau sampai hamil tanggung sendiri,” kata si nenek kesal, seakan kutukan dewa.

Wiwid yang diusir nenek bukan mencari ibunya, tapi malah minta suaka pada Jurisman. Tentu saja ini kesempatan. Wiwid pun ditampung di rumahnya, diperlakukan bak istri sendiri, ya masak sekaligus bikin anak. Tetangga kali ini bukan hanya lapor kepada si nenek, tapi langsung ke polisi Polres Nunukan, dan Jurisman pun ditangkap.

Sudah dapat skor berapa, Man? (JPNN/Gunarso TS)

Parah kau Jarisman

Ilustrasi si Jarisman



Mulus bini Jarisman









Mulus nenek si Wiwid