Stop Bully Para Kutu Buku!

Beranda

...

The Lounge
Stop Bully Para Kutu Buku!

setahunsudah

18-08-2017 23:29

Stop Bully Para Kutu Buku!

Assalamualaikum Wr. Wb, Salam sejahtera agan-agan semuanya
"Dunia itu gak kejam, tapi manusianya."

Stop Bully Para Kutu Buku!

emoticon-Keep Posting Gan

Quote:

NO REPOST! Jangan terbiasa jadi SR gan. Berikanlah komentar sesudah membaca,
bukan sebaliknya. emoticon-Blue Guy Peace

Quote:

Heh dasar culun, cupu, ga gaol, kuper lo! Mungkin ejekan seperti ini kerap kita lemparkan saat duduk dibangku pendidikan baik itu SMP, SMA, maupun yang sedang menempuh perkuliahan. Mungkin ini juga lah salah satu indikator penyebab di Indonesia yang menyebabkan rendahnya minat baca pada anak jaman serba moderen. Banyak yang mikir buat apa baca buku, toh semuaaaaaaaaa ada di GOOGLE! Ya emang bener, semua hal sampe ke orok pun bisa kita cari di Google, tapi ane rasa agan bener-bener harus tau alasan kenapa jangan sedikitpun menghina si kutu buku ini.

emoticon-Hansip

Quote:

Zaman sekarang kalau sudah menyangkut tentang buku, begitu minim peminatnya bagi para remaja. Tak jarang pula, ada berbagai ejekan anak-anak yang kurang bermolaritas karena lebih mementingkan unsur ‘kekinian’ dibandingkan dengan membaca, sehingga mereka cenderung mengumpati para kutu buku dengan sebutan cupu, kuper, gak gaul dan sebagainya. Tentu saja, kutu buku tak selamanya seperti itu.

Kutu buku bukan berarti anti sosial, bukan kurang pergaulan, melainkan telah berpikir luwes tentang masa depan mereka. Mereka mempunyai cara memotivasi diri sendiri dengan membaca dan mendapatkan ketenangan dalam kesendirian walau hanya sejenak, mereka menganggap itu adalah hal yang sangat berarti dilakukan. Jadi jelas kan, kutu buku itu bukan anti sosial, mereka juga pasti masih mau kalau kamu ajak hang out bareng.

Dari cara para kutu buku memotivasi diri sendiri, sudah jelas tingkatan mereka itu berkelas banget, kan? Kamu perlu tahu, pikiran-pikiran mereka gak melulu tentang isi bacaan buku, melainkan sebuah ‘cara’ yang bisa membuat orang lain menjadi lebih berinovasi dan berkreativitas.

Terkadang, mereka juga ingin mengubah pola pikir orang lain bahwa ternyata ‘Membaca itu seru, loh!’ atau ‘Kamu baca buku ini, pasti langsung suka, deh!’ yang dimulai dari buku bacaan yang berhubungan dengan sesuatu yang disuka orang yang ingin dipengaruhinya agar suka membaca. Tentunya, para kutu buku memulainya juga dari orang-orang terdekatnya.

Masih berpikiran kutu buku itu gak gaul? Gak berkelit tuh lidah ngomongnya? Hehe. Kamu harus baca ini, cara yang setidaknya pernah terlintas di pikiran para kutu buku dan membuktikan bahwa mereka gak selalu berkutat pada buku, tapi juga peduli.

Uang kutu buku sering habis karena beli banyak buku, tapi mereka gak menyesalinya. Mereka senang mengoleksi, apalagi jika mereka punya adik atau saudara yang masih sekolah. Otomatis, jika adik atau saudaranya perlu sama buku-bukunya, para kutu buku dengan senang hati membantu.

Kalo udah sukses, mereka bisa buat rumah makan ala-ala café yang di dalamnya disediakan rak buku khusus, jadi para pengunjung yang masih nunggu pesanannya bisa baca-baca buku sejenak. Para kutu buku berharap, dengan begini setidaknya bisa meningkatkan minat baca orang lain.

Udah punya banyak buku, bisa dijadikan sebagai usaha buat toko buku sewa kecil-kecilan. Gak mahal, satu buku dalam seminggu cuman dua ribu lah palingan.

“Sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada dalam genggaman tangan beberapa orang, namun informasi di tangan orang banyak.” — John Naisbitt

Tuh seperti kata John Naisbitt, ternyata informasi lebih penting kita pegang dan kuasai. Caranya? Dengan membaca tentunya. Jika kita memiliki informasi akurat yang banyak, kita bisa mencengkram uang, karena memang informasi yang menjadi sumber kekuatan baru dalam diri seseorang.

Quote:

Ngaco.ID
Image : Google

Jadi, udah paham kan yah alasan jangan pernah ngebully atau ngehina tukang baca buku? Buat kamu yang doyan baca buku dimanapun kamu berada, abaikan semua omong kosong yang dilontarkan ke ente.