JAKARTA - Sikap bungkam Aung San Suu Kyi atas aksi kekerasan terhadap etnis Rohingya membuat Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar geram. Lewat sebuah surat terbuka, Muhaimin meminta Aung San Suu Kyi tidak menutup mata atas apa yang terjadi pada etnis Rohingya.

"18.000 warga Rohingya telah mengungsi ke Bangladesh dalam waktu kurang dari 24 jam. Umumnya mereka adalah perempuan, anak-anak dan orang tua. Anda mungkin bisa menutup mata dan memalingkan wajah dari kabar ini," tulis Muhaimin seperti dikutip dari akun Twitternya, Jumat (1/9/2017).

Muhaimin pun menyentil sikap bungkam Suu Kyi melihat tindakan represif militer Myanmar terhadap etnis Rohingya. Padahal selama ini ia dikenal sebagai pejuang demokrasi dan pernah merasakan ketidakadilan.

"Tapi sebagai pejuang demokrasi selama bertahun-tahun, saya heran Anda juga sanggup menutup hati untuk mereka. Kapan Anda akan panggil mereka kembali pulang ke Myanmar? Sebagai manusia utuh, bukan pelarian, bukan bakteri, bukan warga kelas dua.," tulis sosok yang akrab di sapa Cak Imin ini.

Muhaimin pun dengan tegas meminta kepada Suu Kyi untuk menanggalkan medali Nobel Perdamaian yang diterimanya jika masih tetap bungkam atas penderitaan etnis Rohingya. Muhaimin menganggap Suu Kyi telah gagal mencegah aksi kekerasan terhadap etnis Rohingya.

"Saya minta Anda, Madam Suu Kyi, untuk melakukan apapun yang Anda mampu, untuk mencegah tentara menembaki warga Rohingya. Atau, Turunkan saja medali nobel itu dari lemari Anda. Dia tidak bermakna apapun lagi, saat ini," cetus Muhaimin.

Dalam suratnya, Muhaimin juga meminta PBB untuk turun tangan mengatasi aksi keji terhadap etnis Rohingya. Ia juga meminta duta besar Myanmar di Indonesia untuk segera menjelaskan mengapa kekejian terhadap etnis Rohingya terjadi.

"Saya minta segenap warga dunia bereaksi agar warga Rohingya menemukan kedamaian dan kebebasan sebagai manusia," tukasnya.

Sok penting