Seseorang kenalan teman saya, sebut saja Bob, mendapat pesan WA dari nomor yang tidak dikenal.

Tapi nomor tersebut ada wajah Charlie. Ada juga tulisan Charli (salah eja disitu). Kok nggak curiga ya masak orang salah mengeja nama sendiri.

Basically si "Charlie" bilang ke Bob kalau dia ada di tempat lelang negara dan dia meminta Bob untuk mengirimkan 40 juta segera sebagai uang muka untuk membeli mobil ke rekening tertentu.

Si "Charlie" juga menunjukkan ini


Pesan untuk kirim ke bank account atas nama bendahara yg katanya acara ini kerja sama dgn beberapa Bank antara lain Mandiri.
Dikasih lah no rek Zulkarnain sebagai Bendahara yg mewakili Mandiri.

Nomornya masih gw cari. Gw pengen si penipu dipenjara bener.

Singkat cerita, duit beneran ilang sekitar 40 juta.

Dan si Charlie?

Charlie nggak pernah kirim pesan itu. Dia lagi jalan jalan keluar negeri. Waktu dia pulang dia kaget dan sedih.

Sekarang ini Ahok dipenjara karena agama yang konon perintah Tuhan.

Bisa nggak kita percaya kalau sesuatu yang dianggap perintah Tuhan betulan perintah Tuhan?

Apa kesalahan si Bob?

Kesalahan pertama adalah Bob menggunakan bukti yang BISA DIPALSUKAN.

Siapapun bisa pasang foto Charlie dan tulis Charlie sebagai nama di WA dia. Ini saya malah agak bingung. Kok nomor tilponnya bisa keluar Charlie ya? Seharusnya kan nomor biasa. Ini mungkin masalahnya. Sesuatu bisa dipalsukan tapi korban tidak tahu atau pikir tidak bisa?

Kalo misal si Bob mendapat WA memang dari nomor Charlie, ini paling tidak lebih credible. Itupun masih bisa ditipu. Bisa saja si Charlie abis kecopetan.

Apa yang seharusnya Bob lakukan?

Bob bisa verifikasi. Ada nggak yang si Charlie gadungan ini buat yang hanya bisa dilakukan oleh Charlie asli? Apakah si Charlie gabungan ingat nama anak Bob? Apakah si Charlie gabungan ingat mereka kuliah dimana?

Bob bisa tilpon nomor Charlie yang lain. Kebetulan dalam kasus ini si Charlie lagi berpegian. Jadi tidak bisa dihubungi.

Demikian juga dengan agama. Ada nggak ajaran agama yang hanya bisa muncul kalau Tuhan setuju?

Ini sulit sekali.

Kita punya alkitab, alquran, agama, dll.

Guess what?

Bangsa bangsa lain juga punya kitab suci mereka sendiri.

Bahkan Tuhan nggak kirim wahyu apa pun ke mereka, bangsa bangsa lain jelas punya agama sendiri. Mereka punya dewa sendiri mereka punya doktrin sendiri.

Apakah agama yang kita dengar kehendak Tuhan? Well, majoritas orang beragama bilang semua terjadi karena kehendak Tuhan. Jadi kalo kita mendengar Yesus itu Tuhan atau Muhamad itu Nabi artinya itu bener. Kan Tuhan menghendaki demikian kalo nggak tidak terjadi?

Dengan reasoning yang sama, kita kecopetan, korupsi di Indo tinggi, korupsi di negara beragama tinggi kehendak Tuhan juga dong? Semua penipuan kehendak Tuhan juga dong, apa pasti benar?

Mungkin kita harus bertanya sesuatu yang specific. Sesuatu yang jelas Tuhan yang tau.

Misal, nonce bitcoin yang akan menghasilkan hash 0 mutlak 10 kali berturut turut. Itu tidak ada satu mesin pun yang bisa melakukan itu. Seluruh komputer manusia disatukan tidak akan bisa begitu. Hanya ada satu yang bisa Tuhan.

Kalau kita pakai technique itu, kita tidak akan kesulitan untuk memverifikasi kalau memang transmisi firman berasal dari Tuhan.

Tapi majoritas agama yang kita dapat, kita dapatkan melalui pesan berantai. Dari Tuhan konon ke malaikat lalu ke nabi lalu ke sahabat nabi lalu ke pemimpin agama yang kong kalikong ama politikus lalu sampai ke kita.

Semuanya bisa bohong dan sering kali berhasil menggunakan agama untuk korupsi dan lain lain.

Mengapa Tuhan mentransmisikan firmannya ke kita lewat cara yang sedemikian tidak reliable itu? Ini Tuhan yang asli atau palsu?

Bisakah ini dipalsukan? Bisakah orang membuat orang lain percaya kalau sesuatu ini kehendak Tuhan meskipun tidak?

Bisakah?

Bagaimana menurut anda? Ada yang pernah research?

Tapi ada sesuatu yang mencurigakan dengan agama di seluruh dunia.

Misal anda ambil uang dari bank. Anda masukkan password dan anda masukkan key bca. BCA jadi tahu, hanya andalah kemungkinan yang bisa melakukan itu. BCA kemudian mentransfer uang. Simple kan? Kita manusia saja, yang tidak mahakuasa, bisa kok meyakinkan orang lain kalau suatu instruksi memang dari kita.

Semua orang bisa setuju. Password kamu, key bca kamu, artinya kamu. Kalo sampe bukan kamu ya salah kamu.

Coba alih alih memasukkan password, saya pakai pesan berantai. Saya kasih tau Bob, lalu Bob kasih tau Charlie, Yang kasih tau Donny, yang kebetulan menang perang, dan bilang ke Edy yang kemudian menginterpretasikan ke Freddy si ahli tafsir, yang mensponsori Gulliver, untuk memotivasi Hendry buat ngomong ke Ivan kalau saya mau transfer duit ke Jeffy.

Bisakah BCA yakin itu betul betul saya yang transfer duit?

BCA bakal mikir, ada cara yang simple dan convincing buat meyakinkan seorang ahli IT sekalipun kalau kamu kirim instruksi kok pake cara yang amat tidak reliable gini. Saya tau dari mana kalo instruksi buat transfer duit ke Jeffry itu ya kepentingannya si Ivan doang yang temennya Jeffry?

Bank yang percaya begitu saja ama instruksi aneh seperti itu dan betulan transfer duit akan ditinggalkan nasabahnya. Coba lu percaya sesuatu yang seridiculous itu. Apa orang berani taro duit disitu?

Kita pake science buat bangun gedung buat kirim roket buat itung duit buat kedokter. Kita pake theory evolusi untuk menemukan antibiotik, menggunakan stem cell, menciptakan benih gandum dan beras baru.

Kok kita pake iman untuk ke surga atau pilih gubernur?

Kamu berani taro uang 100 juta berdasarkan iman? Jangankan taro uang 100 juta. Kalo ada ulama bilang itu cat udah kering, apa kamu langsung pegang itu tembok atau kamu toel dulu buat pastiin beneran itu cat nggak basah?

Kok urusan yang lebih penting banyak orang pake iman?