Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

white.supremacyAvatar border
TS
white.supremacy
Pengamat Sebut Ahok Kalah Pilkada atas Andil Saracen
JAKARTA - Pengamat politik Arbi Sanit mengatakan, kalahnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat di Pilkada DKI 2017, diduga tak lepas dari campur tangan sindikat Saracen yang menyebar kebencian, isu SARA, dan berita hoax lewat media sosial.

"Karena di Pilkada DKI itu kan hoax banyak sekali, dengan sendirinya Saracen ini terlibat. Banyak sekali orang yang pingin mengembalikan kekuasaan dari Ahok kepada lawannya," kata Arbi kepada Netralnews.com, Rabu (30/8/2017).

Arbi mengungkapkan beberapa contoh produk rancangan Saracen yang digunakkan rival Ahok-Djarot di Pilkada DKI untuk menakut-nakuti para pemilih.

"Jadi saya kira mungkin sebagian besar kabar negatif adalah produk Saracen. Karena hoax yang tampil pada waktu itu memburuk-burukan Ahok dan pemerintah, juga pembangunan-pembangunan Jakarta. Itu banyak sekali di medsos-medsos ya," ujar Arbi.

"Berisi fitnah, fitnah berdasarkan agama menjadikan pemilih takut. Misalnya berdosa memilih Ahok, berdosa dipimpin orang kafir, berdosa dipimpin pemerintahan kafir, dan ini-itu menyebabkan ketakutan-ketakutan kepada pemilih," sambungnya.

Lebih jauh, dia berpendapat, praktek seperti Saracen dan sejenisnya dengan menjual berita hoax dan isu SARA di ibukota dinilai berhasil. Hal itu terbukti pada hasil pilkada kemarin, dimana Ahok - Djarot kalah dari pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno. Padahal tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja mereka begitu tinggi.

"Kan di atas 60% pemilih itu berterima kasih kepada Ahok karena keberhasilannya tapi kenapa yang memilih tinggal 30%, kemana larinya 30% itu. Itu karena hoax yang berisi fitnah-fitnah yang mengait-ngaitkan dosa apabila memilih Ahok," pungkasnya.

"Fitnah-fitnah menggunakan agama ini menyebabkan ketakutan-ketakutan kepada pemilih dan membuat mereka kabur, walaupun tadinya mereka merasa diuntungkan oleh kepemimpinan Ahok," jelas Arbi.

Sebelumnya diberitakan, aparat kepolisian meringkus tiga orang sindikat Saracen, yakni JAS (32), MFT (43) dan SRN (32). Kelompok ini diduga menggunakan media sosial untuk menyebarkan ujaran kebencian berkonten SARA.

Saracen dalam menjalankan aksinya, sesuai pesanan dengan tarif yang sudah ditentukan. Adapun akun media sosial yang digunakan Saracen antara lain di Grup Facebook Saracen News, Saracen Cyber Team, situs Saracennews.com, dan beberapa akun lainnya.

Kelompok ini disebut-sebut telah eksis sejak November 2015. Hingga saat ini diketahui jumlah akun yang tergabung dalam jaringan Grup Saracen lebih dari 800.000 akun.

http://www.netralnews.com/news/megap...pilkada.atas.a

Saya pengamat emoticon-Cool
0
7.5K
88
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.