Kapal Selam KRI Nagapasa Pesanan dari Korea Tiba di Surabaya
TS
l4d13put
Kapal Selam KRI Nagapasa Pesanan dari Korea Tiba di Surabaya
Kapal Selam KRI Nagapasa Pesanan dari Korea Tiba di Surabaya
Senin, 28 Agustus 2017 | 18:37 WIB
Quote:
Prajurit TNI AL berusaha menambatkan tali KRI Nagapasa-403 setibanya di Dermaga Kapal Selam Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, 28 Agustus 2017. KRI Nagapasa-403 merupakan kapal selam diesel elektrik type 209/1400 pesanan pertama Indonesia kepada Korsel dan menjadi kapal selam ketiga yang dimiliki TNI AL. ANTARA FOTO.
TEMPO.CO, Surabaya – Kapal selam baru Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut telah tiba di Surabaya, Senin, 28 Agustus 2017. Kapal selam yang dinamai KRI Nagapasa 403 itu dipesan dari Korea Selatan.
Usai berlayar selama 15 hari dari galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) di Okpo, kedatangannya disambut Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi di Dermaga Kapal Selam Koarmatim, Ujung. "Ini dikirim dari Okpo, Korea Selatan langsung ke Surabaya," kata Ade Supandi kepada wartawan.
Pemesanan kapal selam dari Negeri Ginseng itu ialah salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan alutsista dalam negeri. TNI AL, kata Ade Supandi, sudah memiliki dua buah kapal selam buatan Jerman sejak tahun 1980. Peremajaan kapal selam pun telah direncanakan sejak tahun 2000-an. “Usaha pemenuhan kebutuhan kapal selam tidak pernah berhenti.”
Secara keseluruhan TNI AL memesan tiga kapal selam yang didatangkan secara bertahap dengan skema transfer teknologi. Kapal selam pertama dan kedua dibangun di galangan DSME di Okpo, Korea Selatan. Sedangkan kapal selam ketiga bakal dibangun di galangan pelat merah, PT Penataran Angkatan Laut (PAL).
Kontrak tiga kapal selam itu dimulai sejak 2011 dan baru berjalan efektif pada 2013. “Memang cukup lama untuk membangun kapal selam. Konstruksinya saja 4 tahun," tutur dia.
Ade menambahkan, kapal selam kedua diperkirakan akan tiba pada akhir 2017 atu awal 2018. “Untuk yang ketiga nanti diharapkan selesai tahun 2018. Jadi mudah-mudahan di akhir 2018 kita sudah memiliki tiga kapal selam, peremajaan dari dua kapal selam yang telah kita miliki,” katanya.
Sesuai Rencana Strategis TNI AL, total kapal selam yang akan dimiliki ialah 12 buah. “Tentu saja bertahap untuk pemenuhannya. Diharapkan pemenuhan kebutuhan kapal selam akan menambah daya gempur kekuatan TNI AL," kata Ade Supandi.
Tiba di Indonesia, Ini Kehebatan Kapal Selam Nagapasa 403 TNI AL
Senin, 28 Agustus 2017 | 19:40 WIB
Quote:
KRI Nagapasa 403 pesanan TNI AL dari Korea Selatan tiba di Dermaga Ujung, Makoarmatim Surabaya, Senin, 28 Agustus 2017. Tempo/Artika Farmita.
TEMPO.CO, Jakarta - Kapal selam RI Nagapasa-403 yang dibuat di Korea Selatan akhirnya tiba di Indonesia. Kapal yang sempat diresmikan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu itu disambut kedatangannya oleh TNI Angkatan Laut di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya, Senin, 28 Agustus 2017.
"Hadirnya KRI Nagapasa-403 di jajaran TNI AL dapat memberikan daya tangkal di kawasan regional dan menambah eksistensi dalam melaksanakan tugas dan berperan aktif memperkuat pertahanan negara," kata Kepala Staf TNI AL Laksamana Ade Supandi yang memimpin upacara penyambutan KRI Nagapasa, dikutip dari keterangan tertulis Dinas Penerangan AL.
Menurut Ade, KRI Nagapasa-403 merupakan kapal selam kelas 209/1400 pertama dari tiga kapal sejenis yang dibangun di Korea Selatan dan Indonesia.
Nagapasa-403 memiliki panjang 61,3 meter dengan kecepatan sekitar 21 knot di bawah air dan kemampuan berlayar lebih dari 50 hari. Kapal yang bisa menampung 40 kru itu juga dipersenjatai torpedo dengan fasilitas delapan buah tabung peluncur.
Quote:
Senjata baru TNI AL itu dibangun oleh kontraktor pertahanan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Oleh DSME, Nagapasa-403 dilengkapi Latest Combat System, Enhanced Operating System, Non-hull Penetrating Mast and Comfortable Accomodation, serta peluncur torpedo 533 mm.
"Dengan peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan yang merupakan modernisasi armada kapal selam TNI AL," tutur Ade.
Pembangunan kapal selam ketiga, menurut Ade akan dilaksanakan di galangan PT Pal Indonesia, dalam rangka transfer ilmu dan teknologi. Hal itu pun dinilai sebagai kemajuan industri pertahanan domestik.
"Terutama PT PAL, dalam rangka proses alih teknologi yang pada gilirannya akan dapat membangun kemandirian produksi dalam negeri di bidang teknologi pengembangan Alutsista TNI," ujar Ade.
Dalam perjalanan ke Indonesia selama 16 hari, Nagapasa-403 membawa 41 anak buah kapal yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Harry Setyawan.
Kapal Selam Nagapasa Makin Mengukuhkan RI Jadi Poros Maritim
Quote:
Kapal selam KRI Nagapasa-403 resmi masuk jajaran TNI Angkatan Laut. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan hal itu merupakan salah satu bentuk terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Perairan Indonesia memiliki nilai strategis bagi negara-negara di dunia. Masuknya KRI Nagapasa-403 ke jajaran TNI Angkatan Laut diharapkan mewujudkan stabilitas keamanan dan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujar Ryamizard dalam peresmian KRI Nagapasa-403 di dermaga galangan kapal Okpo, Geoje, Gyeongsang Selatan, Rabu (2/8/2017).
Kapal selam KRI Nagapasa-403 merupakan hasil pengembangan Transfer of Technology (ToT) bersama Korea Selatan melalui DSME (Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering). Kapal ini dibangun sejak 2013 di bawah kendali pengawasan Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Selam (Satgas Yekda KDSE DSME209), yang dipimpin Laksma TNI Iwan Isnurwanto.
Ryamizard berharap kerja sama dalam proses ToT membangun kapal selam selanjutnya dapat terus ditingkatkan.
“Ini (ToT) sangat diperlukan. Kami minta agar ini betul-betul dilaksanakan sebaik-baiknya. Masalah teknologi ini kita tingkatkan bersama-sama,” kata Ryamizard.
Kapal selam KRI Nagapasa-403 memiliki panjang 61,3 meter dengan kecepatan ± 21 knot di bawah air. Kapal ini punya ketahanan berlayar lebih dari 50 hari dan mampu menampung 40 kru. Untuk menunjang fungsi, kapal juga dipersenjatai torpedo dengan fasilitas delapan tabung peluncur.
Nagapasa Class TNI AL, Kapal Selam Korea Rasa Jerman
GARDANASIONAL--- Boleh saja kapal selam pesanan TNI AL, Nagapasa Class dibangun di Korea Selatan. Tetapi sentuhan Jerman dalam kendali operasionalnya membuat kapal selam diesel itu punya rasa Bavaria.
Selain perangkat teknologi keras berupa elektrik motor dan periskop, sistem aplikasi pun masih mengacu pada negara asal Type 209 tersebut. Berdasar siaran pers yang dikeluarkan Raytheon Anschütz beberapa waktu lalu, penyedia sistem navigasi dan kendali kapal yang berbasis di Kiel, Jerman, itu mengumumkan telah berhasil melalui tahapan sea acceptance test onboard pada Nagapasa Class (Changbogo Class) yang dipesan TNI AL.
Raytheon Anschütz, kampiun sebagai pemasok sistem kendali dan navigasi lebih dari 100 kapal selam di seluruh dunia, menyatakan telah mengirimkan type S55 submarine steering stand, termasuk sistem autopilot tiga dimensi terbaru, serta sistem pemantauan baterai kepada Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) sebagai galangan pembangun Nagapasa Class di Korea Selatan.
Sebagai kapal selam yang dibangun dengan sistem komputerisasi canggih, Raytheon Anschütz memasok Nagapasa Class dengan sistem terbaru yang memiliki kontroler kuat, menjamin kemudi dan manuver kapal selam aman dengan kecepatan, ketepatan dan kebisingan minimal.
Solusi Raytheon Anschütz berbasis perangkat lunak dengan fitur autopilot dapat menawarkan rentang fungsional yang diperluas, termasuk integrasi cerdas dari sistem kemudi kemudi dengan grafik laut elektronik atau sistem kesadaran situasional untuk pengarahan waypoint dan perencanaan manuver taktis.
Secara umum, S55 submarine steering stand terdiri dari elemen Integrated Navigation, 3D Steering and Submarine Control, Data Management Systems, dan Monitoring Systems.
Bila dibedah lebih dalam, Integrated Navigation menyatukan dari kemampuan tools gyro compass, INS (Inertial Navigation System), radar, echo sounder, EMLOG, DOLOG, WAIS, WECDIS/ECDIS, route planning, GPS (Global Positioning System), Galileo, dan Glonass. Sementara 3D Steering and Submarine Control mencakup kustomisasi sistem kemudi, ballast and trim control, dan hoistable mast control.
Soal Data Management System, Raytheon Anschütz menawarkan kombinasi network data management, data fusion and distribution, plausibility and integrity checks, dan free sensor selection.
Meski Raytheon Anschütz masih terdengar asing di Indonesia, ia adalah perusahaan asal Jerman yang punya kantor cabang di Singapura. Raytheon bukan pemain baru dalam industri navigasi kapal. Anschütz telah berdiri sejak 1905, dengan dedikasi sangat besar dalam mendukung U-Boat Jerman di Perang Dunia II.
Pada 1995, Anschütz resmi diakuisisi manufaktur alutsista asal Amerika Serikat, Raytheon Company. [ ]
Raytheon Anschütz Pasok Teknologi 3D Steering And Submarine Control Untuk Kapal Selam Nagapasa Class TNI AL
Quote:
Meski kapal selam pesanan TNI AL, Nagapasa Class (Type 209/1400) dibangun di Korea Selatan, namun sentuhan Jerman tak bisa dilepaskan atas kehadiran kapal selam diesel listrik ini. Selain teknologi hardware berupa elektrik motor dan periskop yang mengacu ke pemasok dari Jerman, sistem aplikasi alias perangkat lunak pun masih mengacu pada negara asal Type 209. Merujuk ke siaran pers (13/7/2017) yang dikeluarkan Raytheon Anschütz, penyedia sistem navigasi dan kendali kapal yang berbasis di Kiel, Jerman ini mengumumkan telah berhasil melalui tahapan Sea Acceptance Test onboard pada Nagapasa Class (aka – Changbogo Class) TNI AL.
Raytheon Anschütz yang kampiun sebagai pemasok sistem kendali dan navigasi lebih dari 100 kapal selam di seluruh dunia, disebutkan telah mengirimkan type S55 submarine steering stand, termasuk sistem autopilot tiga dimensi terbaru, serta sistem pemantauan baterai kepada Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) sebagai galangan pembangun Nagapasa Class di Korea Selatan.
Sebagai kapal selam yang dibangun dengan sistem komputerisasi canggih, Raytheon Anschütz memasok Nagapasa Class dengan sistem terbaru yang memiliki kontroler kuat, menjamin kemudi dan manuver kapal selam aman dengan kecepatan, ketepatan dan kebisingan minimal. Solusi Raytheon Anschütz berbasis perangkat lunak dengan fitur autopilot dapat menawarkan rentang fungsional yang diperluas, termasuk integrasi cerdas dari sistem kemudi kemudi dengan grafik laut elektronik atau sistem kesadaran situasional untuk pengarahan waypoint dan perencanaan manuver taktis.
Secara umum, S55 submarine steering stand terdiri dari elemen Integrated Navigation, 3D Steering and Submarine Control, Data Management Systems, dan Monitoring Systems. Bila dibedah lebih dalam, Integrated Navigation menyatukan dari kemampuan tools gyro compass, INS (Inertial Navigation System), radar, echo sounder, EMLOG, DOLOG, WAIS, WECDIS/ECDIS, route planning, GPS (Global Positioning System), Galileo, dan Glonass. Sementara 3D Steering and Submarine Control mencakup kustomisasi sistem kemudi, ballast and trim control, dan hoistable mast control. Sedangkan bicara tentang Data Management System, Raytheon Anschütz menawarkan kombinasi network data management, data fusion and distribution, plausibility and integrity checks, dan free sensor selection. Dan elemem terakhir adalah Monitoring systems. Yang disebut terakhir ini terdiri dari sea water sensors, wireless battery and monitoring systems, dan sound velocity.
“Autopilot 3D terbaru kami menunjukkan ketepatan kemudi dan pelanggan kami telah menyatakan kepuasan mereka terhadap ketahanan dan kinerja solusi kemudi terpadu. Tes penerimaan untuk kapal selam Indonesia ini merupakan keberhasilan ketiga dari autopilot baru dalam program kapal selam internasional,” ujar Gerald Baden, pimpinan divisi bisnis kapal selam Raytheon Anschütz. Proyek Hull 7712 adalah yang pertama dari tiga kapal selam kelas 209 yang dibangun untuk Angkatan Laut Indonesia. Kapal selam ini menampilkan desain yang dimodifikasi dan sedang dibangun di galangan Okpo Daewoo di Korea Selatan.
Raytheon Anschütz bisa dibilang masih terdengar asing di Indonesia. Perusahaan asal Jerman yang punya kantor cabang di Singapura ini bukan pemain baru dalam industri navigasi kapal. Anschütz telah berdiri sejak 1905, dedikasi perushaan ini sudah barang tentu sangat besar dalam mendukung U-Boat Jerman di Perang Dunia II. Di tahun 1995, Anschütz resmi diakuisisi oleh manufaktur alutsista asal Amerika Serikat, Raytheon Company. Namun basis bisnis dan identitas perusahaan tetap berada di Jerman sebagai Raytheon Anschütz GmbH.
Jaman kepemimpinan Presiden SBY sangat dirindukan seluruh rakyat Indonesia. Indonesia menjadi kuat, sejahtera, infrstruktur dibangun secara massive, dan maju
Diubah oleh l4d13put 29-08-2017 10:53
0
23.1K
Kutip
215
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.3KThread•41.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru