TAHUN ini, Dinas Pendidikan DKI Jakarta berencana merehabilitasi 245 sekolah di DKI Jakarta. Sebanyak 102 masuk ranah rehab total dan 143 sekolah rehab berat dan sedang.

Pengerjaan fisik rehab total sedang berlangsung. Sebanyak 15 sekolah dipastikan selesai Oktober ini. Namun, rehabilitasi berat belum kunjung dilaksanakan lantaran hingga Agustus 2017 belum ditunjuk pemenang lelang.

Setidaknya, ada tiga perusahaan kontraktor yang sudah diusulkan Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) DKI ke Dinas Pendidikan DKI. BPPBJ memberi tenggat kepada Disdik untuk menunjuk pemenang.

Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Bowo Irianto menyebut penentuan pemenang masih dipertimbangkan suku dinas pendidikan. “Buat rehab berat memang perlu pertimbangan sudin. Kita tetap dorong secepatnya, mudah-mudahan sudin sudah menyerahkan nama ke Kepala Disdik pada minggu ini,” ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (23/8).





Secara terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Susi Nurhati menerangkan, pengerjaan fisik rehabilitasi total dan rehabilitasi berat berbeda. Rehabilitasi berat ialah merubuhkan sekolah lama sehingga sekolah yang dibangun benar-benar baru.

Sementara itu, rehabilitasi berat berupa perbaikan atap sekolah yang jebol, keramik rusak, dan jendela rusak. Tahun lalu Disdik sudah merehabilitasi 38 sekolah dari 83 yang direncanakan.

“Ketika itu lelang gagal. Pemenang baru ditetapkan bulan Oktober. Kami realistis juga bahwa tidak akan selesai. Jadi hanya dilaksanakan 38, sisa 45 dimasukkan ke 2017,” ujar Susi.

Kendati Dinas Pendidikan mengaku belum menunjuk perusahaan kontraktor pemenang, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sudah menerima kabar bahwa perusahaan pemenang berasal dari Sulawesi. Djarot menjadi heran dan mempertanyakan ke mana perusahaan kontraktor dari Jakarta hingga harus memilih perusahaan dari Sulawesi. “Aku heran kok bisa (kontraktor) dari Sulawesi, kok bisa jauh-jauh dari sana, apa dari sini enggak ada? Tanya tuh ke BPPBJ, kok bisa gitu loh,” kata Djarot.




Ditindaklanjuti

Mantan Wali Kota Blitar itu meminta BPPBJ mengecek kualifikasi kontraktor tersebut. Jika melihat adanya kemungkinan penyelewengan dalam kemenangan perusahaan tersebut, ia perintahkan supaya ditindaklanjuti.

“Kalau hanya sekadar menang dari harga terendah, gampang. Saya minta cek betul, cek kebutuhan modal, tenaga ahli, cek lagi. Kalau enggak kita black list, kita cabut,” tambah Djarot.

Kepala BPPBJ DKI Indrastuty Rosari Okita menjelaskan pro-ses lelang dilakukan melalui sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sehingga perusahaan dari seluruh Indonesia bisa turut serta. Setelah mengikuti tahap prakualifikasi, ternyata perusahaan dari Sulawesi masuk sebagai calon pemenang.

“Sebelumnya kita sudah klarifikasi keberadaan dia (kontraktor Sulawesi). Benar atau tidak? Apa hasil pekerjaannya sudah kita survei dan diusulkan ke Dinas Pendidikan DKI,” terangnya.

Indrastuty menjelaskan aturan mainnya bahwa nama calon pemenang dibahas Kelompok Kerja (Pokja) Paket Lelang Rehab Berat Sekolah di BPPBJ DKI. Dirinya hanya mengecek yang diusulkan.

Salah satu perusahaan yang dinyatakan sebagai calon pemenang ialah PT Murni Konstruksi yang menurut laman Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Indrastuty memastikan kantor perwakilan PT Murni Konstruksi ada di Jakarta. “Kita langsung survei ke lokasi. Ada berita acaranya, hasil survei...” tegasnya.

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat memimpin DKI Jakarta selalu memperingatkan SKPD untuk memilih kontraktor layak. Jangan sampai menunjuk kontraktor abal-abal dan tidak boleh ada subkontraktor. (J-2)