SURATKABAR.ID – Seperti lama diketahui bersama, bahwa Indonesia dan Korea Selatan saat ini tengah bekerjasama untuk mengembangkan pesewat tempur modern KF-X/IF-X. Namun sayangnya, pengerjaan pesawat berteknologi tinggi tersebut, saat ini tengah menemui kendala.

Seperti dilansir dari Kumparan.com, kendala tersebut rupanya terjadi lantaran Amerika Serikat, melarang Indonesia dan Korsel untuk menggunakan teknologi yang mereka terapkan saat ini dalam pesawat F-35.

Kini kedua negara yang bekerja sama ini pun tengah mencari solusi terbaik agar proyek prestisius ini tidak sampai berhenti di tengah jalan. Salah satu solusi yang tengah dijajal, adalah dengan menggunakan teknologi yang mirip namun berasal dari Benua Eropa.

4 teknologi yang sebelumnya menemui masalah dan kini dikembangkan kembali adalah, Active Electronically Scanned
Array Radar, Infrared Search and Track, Electronic Opting Target Pod, serta Radio Frequency Jammer. Dimana pengembangan empat teknologi tersebut kini dilakukan di Eropa.

Sementara, Amerika sebagai pemilik asli teknologi tersebut, tidak memberikan ijin kepada negara lain untuk bisa mengaplikasikannya.

“Active Electronically Scanned Array Radar, Infrared Search and Track, Electronic Opting Target Pod, dan Radio Frequency Jammer, (pengembangannya) saat ini Korea sudah berkoordinasi dengan Eropa,” kata Kepala Badan Litbang Kementerian Pertahanan Anne Kusmayati, di Kementerian Pertahanan, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat,

Anne menjelaskan bahwa Indonesia bersama Korsel, saat ini terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak di Eropa terkait teknologi ini.
“Seperti di Perancis dan Negara Eropa yang lain,” kata Anne.

Anne menegaskan bahwa pihak Amerika sama sekali tidak memberikan kesempatan kepada siapapun untuk memakai teknologi ini, termasuk juga Korsel yang selama ini menjadi sekutunya.

“Teknologi tersebut tidak akan diberikan Amerika kepada siapapun, termasuk Korea,” kata Anne.

Pesawat tempur KF-X/IF-X merupakan proyek kerjasama antara pemerintah dari dua negara, yaitu Indonesia dan Korea Selatan. Dalam pembangunan ini, Indonesia memiliki kontribusi sebesar 20%.

Bila sesuai rencana, purwa rupa KF-X/IF-X, akan sudah bisa dipamerkan pada tahun 2021 mendatang. Saat ini proyek pembangunan dan pengembangannya telah mencapai 14% dari jangka waktu kerjasama yan telah ditetapkan sampai pada tahun 2026 yang akan datang.

Sumber


Junjungan Nastaik