menthol.holicAvatar border
TS
menthol.holic
Mempercepat Pengembangan Daerah Tertinggal dengan DC Microgrid
Klik gambar dibawah untuk membaca tulisan tulisan lain di laman pribadi saya emoticon-Smilie



Mempercepat Pengembangan Daerah Tertinggal dengan DC Microgrid : Penerapan Teknologi Energi Baru Terbarukan dan Miniatur Jaringan Listrik Arus Searah


Mensejahterakan rakyat adalah salah satu tujuan utama bangsa Indonesia yang tercantum pada pembukaan UUD 1945. Kesejahteraan sendiri akan tercapai sejalan dengan realisasi pembangunan infrastuktur penunjang pergerakan ekonomi dan sosial masyarakatnya, seperti, pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan infrastruktur ketenagalistrikan. Namun, Indonesia sebagai negara besar yang terdiri dari belasan ribu pulau tersebar dari Sabang sampai Merauke, harus bisa melewati tantangan besar untuk memastikan pemerataan dalam pembangunan wilayahnya. Berdasarkan data dari Direktorat Jendral EBTKE ( Energi Baru Tebarukan dan Konservasi Energi ) Kementerian , lebih dari 12 ribu desa dari total 74.754 desa di Indonesia belum mendapatkan akses listrik dan sebanyak 65% dari desa yang belum teraliri listrik tersebut berada di kawasan timur Indonesia. Hambatan terbesar yang dihadapi dalam menjangkau daerah daerah yang belum teraliri listrik adalah hambatan geografisnya dimana kediaman penduduk Indonesia tersebar mulai dari puncak gunung sampai ke tepian laut. Oleh karena itu, dibutuhkan usaha yang lebih dan solusi yang berbeda dari biasanya untuk mempercepat pemerataan infrastruktur, terutama,  untuk memastikan keamanan energi di Indonesia.

Indonesia memiliki keadaan alam yang beraneka ragam dengan potensi sumber daya yang melimpah. Potensi energi baru dan terbarukan pun cukup besar di mulai dari cahaya matahari yang bersinar sepanjang tahun sampai potensi energi panas bumi dan energi air yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Dengan memanfaatkan potensi potensi unik pada daerah daerah terisolir, pemberian akses listrik pada masyarakatnya dapat diwujudkan. Namun, sampai saat ini biaya pengembangan dan investasi dari teknologi energi baru dan terbarukan masih sangat mahal sehingga harga akhir listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik energi baru dan terbarukan terlampau tinggi untuk bisa dikonsumsi oleh masyarakatnya. Kenyataan tersebut menyebabkan solusi berbasis energi baru dan terbarukan sulit bersaing dengan solusi berbasis energi fosil seperti pemasangan pembangkit listrik tenaga diesel. Padahal, tidak semua daerah di Indonesia bisa dengan mudah mendapatkan akses pada bahan bakar minyak. Kabar baiknya, ada salah satu solusi yang bisa diterapkan pada daerah daerah 3T ( terdepan, terpencil, dan tertinggal ), yaitu, penerapan miniatur jaringan listrik arus searah dengan sekelopok pembangkit energi baru dan terbarukan yang tersebar, atau disebut juga Direct Current  ( DC ) Microgrid.

Sebelum dijelaskan lebih jauh mengenai apa itu DC Microgrid, ada baiknya dijelaskan dahulu perbedaan antara arus bolak balik ( Alternating Current )  dan arus searah ( Direct Current ). Contoh dari listrik arus bolak balik adalah listrik yang mengalir pada jaringan listrik nasional dari PLN sedangkan listrik arus searah adalah jenis listrik yang mengalir dari baterai. Microgrid sendiri adalah miniatur dari jaringan listrik nasional yang terdiri dari beban dan sekelompok pembangkit pembangkit listrik skala kecil seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga mikro hidro, atau pembangkit listrik tenaga diesel tersebar yang terhubung dalam satu jaringan miniatur. Jaringan tersebut dapat terdiri dari satu rumah saja sampai berupa gabungan dari beberapa desa dan bisa beroperasi normal tanpa harus tersambung dengan jaringan listrik nasional. Berbeda pada jaringan listrik miniatur pada umumnya, solusi jaringan listrik DC Microgrid yang digunakan bukanlah jaringan listrik arus bolak balik seperti jaringan nasional, tetapi, jaringan listrik arus searah.

Peralatan peralatan elektronik yang memakai baterai seperti telepon genggam dan jam tangan menggunakan listrik arus searah untuk bisa berkerja. Menariknya, bahkan TV, komputer, dan lampu LED hemat energi yang kita gunakan sehari hari pun, sebenarnya menggunakan listrik arus searah dalam operasinya. Namun, karena jaringan listrik nasional yang menjadi sumber energi utama peralatan elektronik tersebut menggunakan arus bolak balik, ada alat khusus di dalamnya yang berfungsi merubah listrik arus bolak balik menjadi listrik arus searah. Proses perubahan dari listrik AC ke listrik DC tidak bisa efektif 100% sehingga akan ada energi yang terbuang percuma dan meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan dalam penggunaan listrik. Energi yang terbuang tersebut mungkin tidak seberapa untuk mereka yang tinggal di perkotaan, tapi untuk mereka yang tinggal daerah daerah tertinggal, perbedaan tersebut akan menentukan apakah ada lampu yang bisa menerangi rumah rumah mereka dalam gelap atau tidak.

Harapannya, dengan menggunakan jaringan listrik arus searah, biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat untuk mendapatkan manfaat maksimal dari listrik bisa lebih terjangkau. Selain itu, apabila digunakan sumber energi terbarukan seperti energi cahaya matahari, listrik yang dihasilkannya adalah listrik arus searah, sehingga, apa bila digunakan jaringan listrik arus searah juga, tidak akan ada daya yang hilang akibat konversi listrik. Selain itu, biaya penerapan teknologinya akan lebih murah dan kinerjanya akan lebih andal karena tidak dibutuhkannya komponen yang berfungsi untuk melakukan konversi listrik tersebut. Sebagai perbandingan, pada umumnya harga dari alat konversi listrik yang biasa disebut juga sebagai Inverter berkisar pada Rp2.000.000-Rp20.000.000 tergantung dari batasan energi yang bisa di konversi oleh alat tersebut. Konsekuensi dari diterapkanya jaringan listrik searah untuk daerah daerah terisolir adalah perlu digunakannya peralatan elektronik sehari hari yang bisa beroperasi pada jaringan arus serarah juga.

Berdasarkan dari contoh dari penerapan DC Microgrid di India, kelebihan dari diterapkannya jaringan listrik arus searah untuk daerah 3T jauh melebihi tantangan dan konsekuensi  yang harus dihadapi. Melakukan modifikasi dari perangkat elektronik seperti lampu LED, TV, dan kipas angin agar bisa beroperasi pada jaringan listrik arus searah tentu jauh lebih mudah dan murah dibandingkan harus mempertahankan infrastruktur penunjang jaringan listrik konvensional. Dengan ditambah dengan lebih murahnya biaya produksi dari infrastruktur sistem kelistrikan arus searah yang dibutuhkan dibandingkan dengan infrastruktur kelistrikan konvensional, maka penerapan teknologi DC Microgrid bisa menjadi jawaban untuk mempercepat pengembangan daerah tertinggal di Indonesia.

Sumber :

Direktorat Jendral Energi Baru Tebarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM 2016
Outlook Energi Indonesia 2016 oleh BPPT
http://spectrum.ieee.org/green-tech/...al-electricity ( diakses pada tanggal 18-08-2017 pukul 21.00 )
http://spectrum.ieee.org/energy/rene...ias-power-woes ( diakses pada tanggal 18-08-2017 pukul 22.00 )

#15HariCeritaEnergi
Diubah oleh menthol.holic 28-08-2017 01:49
0
16.1K
63
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sains & Teknologi
Sains & TeknologiKASKUS Official
15.5KThread11KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.