Komisi I DPR RI mengapresiasi kepolisian karena berhasil membongkar kelompok atau grup Saracen. Kelompok itu dikenal sebagai penebar ujaran kebencian berbau SARA di berbagai platform media sosial.


Anggota Komisi I Sukamta menyebut pengungkapan grup Saracen sebagai shock therapy bagi kelompok sejenis di Indonesia. Ia berharap polisi membongkar lebih banyak Saracen lainnya.

"Ini adalah shock therapy, kita harap kelompok-kelompok lain segera diungkap. Bagus, tapi jangan berhenti di situ lah," kata Sukamta dalam diskusi Saracen dan Wajah Medsos Kita di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8).

Politisi PKS ini meyakini ada grup serupa yang lebih besar dan terorganisir di medsos Tanah Aair. Kasus Saracen dan berita hoax, kata Sukamta, menunjukkan literasi digital masyarakat Indonesia yang buruk.

"Bisa jadi ada (yang lebih besar) karena Saracen ini belum masuk ke dalam urutan 10.000 besar website di Indonesia," tutup Sukamta.

Dalam kasus kelompok Saracen, polisi menetapkan JAS, MFT, dan SRN sebagai tersangka. Kelompok ini sudah ada sejak November 2015 dengan jumlah pengikut 800.000 akun.

Saracen bergerilya menyebarkan ujaran kebencian SARA antara lain melalui Grup Facebook Saracen News, Saracen Cyber Team, situs Saracennews.com dan media lainnya yang menarik minat netizen untuk bergabung.

Sumur

Bisa jadi ada (yang lebih besar) karena Saracen ini belum masuk ke dalam urutan 10.000 besar website di Indonesia? Maksudnya 10.000 besar Indonesia itu menurut ukuran apa boss Kamta? Kalau ukurannya Alexa.com: Kaskus, Seword, posmetro, liputan6, kompas, kompasiana dll juga masuk kriteria.

Beranikah Boss Kamta menunjukkan ukuran dibawah 10 ribu seIndonesia itu Boss? Apakah yg Boss Kamta maksud termasuk Kaskus? Berarti Boss Kamta harus siap-siap mendapatkan berkarung-karung kiriman bata dari rakyat BP Raya Kaskus sedunia.