- Beranda
- The Lounge
Kisah Hikayat Tobatnya Sang Pemerkosa Mayat
...
TS
xenorangers
Kisah Hikayat Tobatnya Sang Pemerkosa Mayat
Suatu hari Umar ra. datang menemui Rasulullah saw. dengan menangis. Rasulullah saw. pun bertanya kepadanya, “ apa gerangan yang menyebabkan engkau menangis, wahai Umar?” Kata Umar, “sungguh hati saya merasa tersentuh oleh ratapan seorang pemuda yang ada di pintu rumah Tuan!” Rasulullah saw. pun memerintahkan Umar untuk membawa pemuda itu.
Ketika pemuda itu telah sampai di hadapan Rasulullah saw. , Beliau pun bertanya kepadanya, “wahai pemuda, apa gerangan yang menyebabkan engkau menangis dan meratap?” Pemuda itu menjawab, “wahai Rasulullah saw., yang membuat saya menangis adalah banyaknya dosa yang terlanjur saya lakukan! Saya takut bila Allah murka kepada saya!” Beliau kembali bertanya, “apakah engkau mempersekutukan Allah dengan sesuatu?” “Tidak!” jawab pemuda itu. “Apakah engkau telah membunuh orang tanpa hak?” tanya Rasulullah saw., “Tidak!” jawab pemuda itu. “ Allah akan mengampuni dosamu itu sepenuh tujuh langit dan bumi!” jelas Rasulullah saw. sambil menenangkan pemuda itu.
Mendengar penjelasan Rasulullah saw., pemuda itu pun berkata, “Wahai Rasulullah saw., dosa saya lebih besar dari tujuh langit dan gunung yang tegak berdiri!” Beliau pun menimpali, “Apakah dosamu lebih besar dari kursi (kekuasaan) Allah swt.?” “Dosa saya lebih besar lagi!” ratap pemuda itu. “Apa dosamu lebih besar dari Arsy?” Beliau kembali bertanya. “Dosa saya lebih besar dari itu!” jawab pemuda itu. “Apakah dosamu lebih besar, ataukah Allah?” tanya Rasulullah saw., “Allah tentu yang lebih besar dan lebih agung, tapi saya malu kepadamu, wahai Rasulullah saw.,” jawab pemuda itu. Beliau pun bersabda, “Janganlah engkau malu, beritahukan dosamu kepada saya!” pinta Rasulullah saw.
Oleh karena Beliau yang meminta, maka pemuda itu pun tak kuasa menolaknya. Akhirnya ia pun menceritakan dosa yang telah dikerjakannya, seraya berkata, “Wahai Rasulullah saw., sungguh saya adalah seorang pemuda pembongkar mayat dalam kubur sejak tujuh tahun yang lalu. Suatu ketika ada seorang gadis putri sahabat golongan Ansar yang meninggal dunia, maka saya pun membongkar kuburnya dan mengeluarkannya dari kain kafannya, karena tergoda bisikan syaitan, saya pun menggaulinya. Tiba-tiba gadis itu berbicara, “Tidakkah engkau malu pada kitab Allah dan pada hari Dia meletakkan ’kursi-Nya’ untuk memberikan hukum serta mengambil hak orang yang dianiaya dari orang yang telah menganiayanya? Mengapa engkau jadikan aku telanjang di hari penghimpunan kelak, dari kelompok orang-orang yang telah meninggal dunia? Mengapa engkau menjadikan aku berdiri dalam keadaan junub di haribaan Allah swt.?”
Mendengar cerita pemuda itu, Rasulullah saw. pun meloncat karena gusarnya. Dengan suara keras, Beliau berkata, “Wahai pemuda fasik, keluar dan jauh-jauhlah dari saya, tidak ada balasan yang pantas untukmu kecuali neraka!”
Pemuda itu pun keluar dengan menangis sejadi-jadinya. Ia menjauh dari khayalak ramai dan menuju ke padang pasir yang luas, dengan tidak mau makan dan minum sesuatu pun, serta tidak bisa tidur tujuh hari lamanya. Tubuhnya pun menjadi lemah lunglai, sehingga ia pun jatuh tersungkur di permukaan tanah berpasir yang mahaluas itu. Seraya meletakkan wajahnya ke pasir sambil bersujud, ia berdoa dan meratap,
“Wahai Tuhan, aku adalah hamba-Mu yang berdosa dan bersalah. Aku telah datang ke pintu Rasul-Mu agar ia bisa menolongku di sisi-Mu. Namun ketika ia mendengar dosaku yang besar, ia mengusir dan mengeluarkan aku dari pintunya. Kini aku datang ke pintu-Mu, agar Engkau berkenan menjadi penolongku di sisi kekasih-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Mu. Tak ada lagi harapanku, kecuali kepada-Mu. Kalau tidak mungkin, maka lebih baik kirimkan saja api neraka dari sisi-Mu, dan bakarlah aku dengan api di dunia-Mu ini, sebelum Engkau bakar di akhirat-Mu nanti!”
Sepeninggal pemuda itu, Rasulullah saw. didatangi Malaikat Jibril, seraya berkata, “Wahai Rasulullah saw., Allah telah berkirim salam kepadamu!” Beliau pun menjawab salam dari Allah. Setelah itu, Malaikat Jibril kembali berkata, “Allah bertanya kepadamu, apakah kamu yang telah menciptakan para makhluk?” Beliau menjawab, “tentu tidak, Allah yang menciptakan semuanya!” “Allah juga bertanya kepadamu, apakah kamu yang telah memberi rezeki kepada makhluk-makhluk Allah?” Malaikat Jibril kembali bertanya. “Tentu saja Allah-lah yang telah memberi rezeki kepada mereka, bahkan juga kepadaku! jawab Beliau. “Apakah kamu yang berhak menerima taubat seseorang?” kembali Malaikat Jibril bertanya. “Allah-lah yang berhak menerima dan mengampuni dosa hamba-hamba-Nya!” jawab Beliau.
Mendengar jawaban Rasulullah saw., Malaikat Jibril pun berkata, “Allah telah berfirman kepadamu, “Telah Aku kirimkan seorang hamba-Ku yang menerangkan dosanya kepadamu, tapi mengapa engkau berpaling daripadanya dan sangat marah kepadanya? Lalu bagaimana keadaan orang-orang mukmin besok, jika mereka datang kepadamu dengan dosa yang lebih besar dari gunung? Kamu adalah utusan-Ku yang Aku utus sebagai rahmat untuk seluruh alam, maka jadilah engkau orang yang berkasih sayang kepada orang-orang yang beriman dan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa. Maafkanlah kesalahan hamba-hamba-Ku, karena Aku telah menerima taubatnya dan mengampuni dosanya.”
Mendengar teguran Allah, Rasulullah saw. pun mengutus beberapa orang sahabatnya untuk menemui pemuda yang telah diusir Rasulullah itu. Akhirnya mereka menemukannya dan mereka pun memberikan kabar gembira tentang ampunan Allah kepadanya. Lalu mereka membawa pemuda itu kepada Rasulullah saw., dan kebetulan saat mereka sampai Beliau sedang mengerjakan shalat. Mereka pun segera bermakmum di belakangnya. Setelah selesai membaca surat Al-Fatihah, Beliau membaca surat At-Takatsur. Baru saja Beliau sampai pada ayat “Hatta zurtumul maqabir (sampai kamu masuk ke dalam kubur),” maka pemuda itu pun menjerit keras dan jatuh. Ketika orang-orang telah selesai shalat, mereka pun mendapati ternyata pemuda itu telah meninggal dunia. Allah berkenan menerima taubatnya dan memasukkannya ke dalam kelompok hamba Allah yang diterima taubatnya. Maasya Allah laa quwwata illa billah.
http://antologimuslimah.blogspot.com...osa-mayat.html
“Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Az-Zumar [39] : 53)
0
4.4K
24
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925KThread•90.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya