Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Sering Dibully, Anak Ini Dikawal oleh 50 Pengendara Moge ke Sekolahnya

yukepodotcomAvatar border
TS
yukepodotcom
Sering Dibully, Anak Ini Dikawal oleh 50 Pengendara Moge ke Sekolahnya
WELCOME TO YUKEPO OFFICIAL THREAD
emoticon-Toastemoticon-Toast emoticon-Toast



Tidak hanya di Indonesia, praktik bullying pun merupakan hal yang lumrah terjadi di negara-negara lain. Biasanya, praktik yang bisa berakibat buruk bagi psikologis korbannya ini terjadi di sekolahan. Baru-baru ini saja masyarakat Indonesia telah dikejutkan dengan berita seorang anak kelas 2 SD yang sampai meninggal dunia akibat di-bully oleh teman-temannya. Berita duka itu semakin memperkuat alasan bahwa bully adalah suatu hal yang tidak pantas untuk dilakukan.

Alasan mengapa bullying sering terjadi di sekolah adalah karena para siswa yang sedang masuk ke masa puber. Di masa ini, sebagian besar anak menginginkan agar eksistensinya dapat diakui oleh teman-teman di sekitarnya. Untuk menonjolkan dirinya, beberapa siswa pun melakukan bully untuk memperlihatkan bahwa dirinya memiliki derajat yang lebih tinggi ketimbang korbannya.


Masalahnya, bully bisa memberikan dampak yang buruk pada orang yang menjadi korbannya. Bully bisa membuat seorang siswa menjadi stres dan kehilangan semangat untuk belajar. Jika sudah begini, bisa-bisa masa depan siswa yang menjadi korban bully pun akan terancam. Padahal, mereka hanyalah korban dari tindak-tanduk teman-temannya yang belum bisa berpikir secara jernih.


Dilansir dari guff.com, dampak tersebut dirasakan oleh seorang siswa bernama Phil Mick yang tinggal di Auburn, Indiana, Amerika Serikat. Selama dia duduk di sekolah dasar, dia sudah merasakan bullying yang cukup parah dari teman-temannya. Akibatnya, saat dia hendak mulai masuk ke jenjang sekolah menengah pertama (middle-school), dia pun merasa ragu untuk bersekolah karena trauma dengan praktik bullying. Ibunya bahkan mengatakan bahwa selama Phil duduk di sekolah dasar, dia sering kali melihat tubuh anaknya dipenuhi dengan lebam dan memar. Phil seringkali mengatakan bahwa dia ingin mengakhiri hidupnya.


Kebetulan, keluarga Mick masih memiliki hubungan kerabat dengan seorang pria bernama Brent Warfield, yang berprofesi sebagai manajer penjualan motor-motor berukuran besar yang biasa dikenal dengan istilah moge atau “motor gede”. Setelah mendengar tentang Phil yang trauma untuk masuk sekolah, Warfield pun berinisiatif untuk mengajak teman-temannya sesama pencinta motor-motor besar untuk mengawal Phil di hari pertama dirinya masuk sekolah menengah pertama.

Warfield mengatakan bahwa dirinya sangat tersentuh saat mendengar Phil yang harus merasakan bully hanya karena kondisi keuangan yang minim, pakaian yang kurang keren, dan berat badan yang berlebih. Warfield sendiri memiliki anak yang seumur dengan Phil sehingga dia pun merasa bersimpati kepada anak yang kerap kali menjadi korban bully itu.


Akhirnya, setelah menyebarkan informasi lewat Facebook, Warfield pun berhasil mengumpulkan 50 pengendara motor besar yang siap mengawal Phil untuk masuk sekolah di hari pertama. Saat Phil baru saja melangkah keluar dari rumah, dia terkejut dengan motor-motor besar yang berjajar di dekat rumahnya.


Lantas Phil pun pergi ke sekolahnya dengan berkonvoi dengan para pengendara motor-motor besar tersebut. Tidak hanya itu, para pengendara motor itu pun memberikan beberapa hadiah untuk Phil, seperti baju-baju baru dan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar di sekolah menengah pertama.


Ternyata, apa yang dilakukan oleh para pengendara motor tersebut bisa memberi dampak positif terhadap Phil. Anak itu menjadi mendapatkan kepercayaan diri untuk bersekolah, dan dia bahkan bercerita kepada Warfield bahwa saat ini dia sangat bahagia di sekolahnya. Ibu Phil pun sangat terharu dengan bantuan untuk putranya itu. Dia pun semakin yakin bahwa setiap permasalahan yang muncul akibat tindakan bullying dapat diantisipasi selama anak yang menjadi korban memiliki kemauan untuk terbuka kepada kerabatnya dan memiliki kemauan untuk mengubah kondisinya.


Kisah di atas menunjukkan bahwa korban bully harus selalu diberi dukungan oleh lingkungan sosial di sekitarnya agar mereka bisa memperoleh kepercayaan dirinya kembali. Soalnya, biasanya para korban bully itu akan menganggap bahwa dirinya lemah dan tidak layak untuk berada di lingkungan sosial. Maka dari itu, perhatian dari kerabat memang sangat dibutuhkan dalam kasus seperti ini.

Sumber: YuKepo

Rate, Comment and Cendol are Appreciated
emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia emoticon-I Love Indonesia
0
13.8K
85
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.