Apa kabar para mama-papa muda yang baru menikah sudahkah anda mempunyai seorang buah hati yang lucu imut saat ini ? Dan apa kabar juga para mama-papa muda yang belum siap menikah tapi suka mengangap anak tetangganya adalah anaknya sendiri

Tak sedikit orang walaupun itu anaknya atau bukan tapi masih suka memukul atau halusnya memarahi kalau sang anak sudah kelewat nakalnya. Apalagi anak-anak yang masih labil dan memang masih harus ada pengawasan orang tua. Pertanyaannya adalah : Pernahkah kamu memukul anak kamu sendiri ? Atau kamu yang belum menikah tapi suka memukul entah itu anak dari kakak kamu tetanggga kamu atau bahkan anak saudara dari calon pendamping kamu kelak. Jangan ya , yang ada nanti malah calon pendamping kamu itu ragu menikah dengan kamu kalau sikap kamu begitu. Pikiran dia akan berubah ke "anak kakakku suka dipukul terus, gimana kalau nanti aku sama dia punya anak sendiri ya, engga deh, mending aku minta putus sebelum terlambat"

Tanpa basa-basi mending kita langsung saja simak 8 alasan anda atau kita tidak boleh memukul anak. Karena nyatanya setiap pukulan yang kita berikan itu pasti akan berdampak ke masa depan mereka kelak.

Dari 29 negara, kekerasan terhadap anak yang dilakukan orang dewasa adalah sebuah perbuatan melanggar hukum. ( Ingat hukum, ingat juga Komnas perlindungan anak ) dan di 113 negara, sekolah juga dilarang memberikan hukuman dengan memukul ( Tapi faktanya masih banyak guru yang suka memukul menampar kalau muridnya nakal )

Meskipun saat ini sudah jarang terjadi, tetap masih ada saja orangtua yang memukul jika anaknya membuat kesal. Padahal tindakan itu sebaiknya dihindari karena bisa berefek buruk pada anak.

Dikutip dari Natural Growth, Dr. Peter Newell, koordinator organisasi End of Punidshment of Children mengatakan, semua orang berhak mendapat perlindungan atas kebebasan fisik mereka, anak-anak termasuk orang yang berhak itu. Selama beberapa tahun terakhir ini pun, cukup banyak psikolog dan sosiolog yang merekomendasikan agar orangtua tidak memukul saat anak melakukan hal yang tidak baik atau mengesalkan.

1. Memukul anak malah mengajarkan mereka untuk menjadi orang yang suka memukul. Cukup banyak penelitian yang menunjukkan bahwa anak yang sering dipukul memiliki perilaku agresif dan menyimpang saat mereka remaja dan dewasa.


Ampun pah ampun aku yang salah ampunn..

Anak-anak secara alami belajar bagaimana harus bersikap melalui pengamatan dan meniru orangtua mereka. Makanya jika Anda suka memukul, saat dewasa nanti, mereka pun akan menganggap apa yang Anda lakukan itu memang boleh dilakoni.

2. Anak-anak berperilaku tidak baik biasanya karena orangtuanya atau orang yang mengasuhnya melupakan kebutuhannya. Kebutuhan itu di antaranya, tidur yang cukup, makanan bernutrisi, udara segar dan kebebasan mengeksperikan diri untuk bereksplorasi.


Ngga salah malah di omelin

Orangtua terkadang melupakan kebutuhan anak tersebut karena terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri. Ditambah lagi stres yang melanda membuat orangtua jadi cepat emosi saat anak mulai menunjukkan sikap tidak baiknya.

Sangat tidak adil jika akhirnya si anak dipukul hanya karena sikap tidak baiknya yang awalnya sebenarnya adalah kesalahan orangtua.

3. Hukuman malah membuat anak tidak belajar bagaimana seharusnya menyelesaikan konflik dengan cara yang efektif dan lebih manusiawi.


Anak yang dihukum jadi memendam perasaan marah dan dendam

Anak yang dipukul orangtuanya pun jadi tidak bisa belajar bagaimana menghadapi situasi yang serupa di masa depan.

4. Hukuman untuk anak dengan kekerasan bisa mengganggu ikatan antara orangtua dan anak. Ikatan yang kuat seharusnya didasari atas cinta dan saling menghargai.


Aku capek di pukul terus oleh ayah, mau ayah apa sekarang

Jika Anda memukul anak, dan si anak kemudian menuruti perkataan Anda, apa yang dilakukannya itu hanya karena dia takut. Sikap itu pun tidak akan bertahan lama karena pada akhirnya anak akan memberontak lagi.

5. Anak yang mudah marah dan frustasi tidaklah terbentuk dari dalam dirinya. Kemarahan tersebut sudah terakumulasi sejak lama, sejak orangtuanya mulai memberinya hukuman dengan kekerasan.


Setelah dewasa masih suka melawan

Hukuman itu memang pada awalnya sukses membuat anak bersikap baik. Namun, saat si anak beranjak remaja dan menjadi dewasa, hukuman itu malah menjadi buah simalakama.

6. Anak yang dipukul di bagian sensitifnya, bisa membuat anak mengasosiasikan hal itu antara rasa sakit dan kenikmatan seksual. Pemikiran tersebut akan berdampak buruk, terutama jika anak tidak mendapat banyak perhatian dari orangtuanya, kecuali hanya saat dihukum.


Kurang percaya diri

Anak yang mengalami hal tersebut akan tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri. Mereka percaya, mereka tidak layak mendapatkan hal yang lebih baik.

7. Hukuman fisik bisa membuat anak menangkap pesan yang salah yaitu 'tindakan itu dibenarkan'. Mereka merasa memukul orang lain yang lebih kecil dari mereka dan kurang memiliki kekuatan, memang boleh.


Aku pukul kamu

Saat dewasa, anak ini akan tumbuh menjadi orang yang kurang memiliki kasih sayang pada orang lain dan takut pada orang yang lebih kuat dari mereka.

8. Berkaca dari orangtuanya yang suka memukul, anak belajar kalau memukul merupakan cara yang bisa dilakukan untuk mengeksperikan perasaan dan menyelesaikan masalah.


Kamu pernah dipukul bapak kamu, kamu kemudian memukul anak kamu juga. Turunan ..

Oleh karena itu, sungguh memukul anak bukanlah cara yang tepat untuk mendidik mereka atau membuat mereka jadi orang yang lebih baik.

Jadi mulai sekarang stop memukul anak-anak, entah itu anak orang lain, anak kamu atau anak dari keluarga kamu karena yang pasti itu akan merusak masa depan mereka juga. Mereka akan mengingat apa kita lakukan kepada mereka dulu, dan ketika mereka sudah dewasa mereka akan melakukan hal yang sama.

Sum: http://m.detik.com/wolipop/read/2011...h-memukul-anak