Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fajarnews17Avatar border
TS
fajarnews17
Tol Trans-Jawa, Indonesia DEFISIT Masa Depan


NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Tak jadi soal pembangunan tol trans-Jawa dilakukan. Sepanjang koridor mekanismenya sesuai kepentingan hajat banyak orang. Tentu harus realistis dengan keadaan.

Sikap tegas Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, beberapa waktu lalu dengan menolak keras pembangunan jalan tol di DIY patut diacungi jempol. Sultan paham bahwa mega proyek pembangunan tol adalah hal dipaksakan. Dengan dalih percepatan ekonomi, jelas itu jawaban klise.

“Di Yogya tak ada jalan tol. Pemerintah Pusat juga sepakat, Saya (Sultan Jogja) tidak setuju adanya jalan tol, karena rakyat tidak akan mendapatkan apa-apa. Kalau jalan mau diperlebar itu silakan saja, tetapi jangan dibikin tol,” kata Sultan Hamengkubowono X (13/7).

Apa yang dikatakan Sultan Hemengkubowono X masuk akal, sebab jalan tol hanya akan menguntungkan bagi segelintir kelompok orang saja. Siapa? Tak lain adalah para taipan-taipan yang memiliki misi membangun kekuatan bisnis. Selama sistem ekonomi Indonesia tetap mengacu pola hulu ke hilir, mustahil pertumbuhan tercipta.

Sebaliknya, pembangunan tol trans-Jawa, hanya akan mematikan akses ekonomi di kawasan Pantura. Sejak puluhan tahun silam, jalur Pantai Utara (Pantura) telah menjadi akses jalur perekonomian yang mapan. Sebab Pantura telah menjadi pintu masuk berbagai transaksi perdagangan dari beberapa negara. Maarschalk Herman Willem Daendels paham bahwa Pantura adalah kawasan strategis.

Lepas Kontrol

Semua aktifitas ekonomi berawal di kawasan Pantura. Lihat saja para pedagang-pedagang dari Cina, India, Arab dan Gujarat masuk ke tanah Jawa melalui Pantura. Bahkan aktifitas ekonomi dari negara manca itu tetap berjalan sampai saat ini. Jika Pantura lepas kontrol, maka ketakutan akan terjadinya praktik penyelundupan di pelabuhan Pantai Utara khawatir akan terjadi. Mengingat, jalur perlintasan ekonomi lebih difokuskan di jalur tengah (trans-Jawa) dan abai terhadap pantai utara.

Sejarah mencatat, jalur Pantura yang membentang dari Anyer sampai Panarukan oleh Belanda tak lain untuk menggeliatkan sektor ekonomi. Pengoptimalan didasarkan pada letaknya yang strategis. Mampu menghubungkan antar pelabuhan-pelabuhan besar di Jawa. Tentu, pembangunan itu murni kepentingan pihak penjajah.

Maka menjadi menarik, pernyataan Sultan Hamengkubuwono X saat disinggung tol trans-Jawa. Dengan tegas, dirinya mengatakan tol hanya akan semakin memperlebar kesenjangan. Tak ada yang bisa diakses secara ekonomi dari pembangunan itu. Apa yang bisa diharapkan? Tol hanya lintasan dari rangkaian kanal-kanal besar, tak ada yang http://nusantaranews.co/tol-trans-ja...it-masa-depan/

emoticon-#MAR16ERAK emoticon-#MAR16ERAK emoticon-#MAR16ERAK emoticon-#MAR16ERAK emoticon-Bingung emoticon-Bingung
0
4K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.