PutraKucinkAvatar border
TS
PutraKucink
Berita SUMUT Hari Ini Kapolres Ancam Pungli Proyek


BELAWAN, KARIRSUMUT.COM – Lambannya pengerjaan proyek jalan dan drainase di lokasi banjir Jalan Titi Pahlawan Simpang Kantor Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan sudah mencapai titik resah.

Bahkan Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Yemi Mandagi SIK angkat bicara mengenai masalah banjir yang berimbas di depan Kantor Polsek Medan Labuhan.

Yemi bahkan sudah mendengar adanya oknum tertentu yang sangaja menghambat pengerjaan proyek jalan dan dirainase, karena tidak mendapatkan fee.

“Saya tegaskan jangan coba-coba menghambat proyek pemerintah, kalau berani pungli atau memeras kita tindak,” tegas, Yemi, Jumat (12/8) kemarin.

Dia mengaku sangat perihatin atas kondisi jalan rusak serta banjir di daerah tersebut. Bukan hanya rumah warga, tapi akses menuju ke markas polisi juga terdampak akibat buruknya infrastruktur.

“Pemerintah mau perbaikan jalan dan drainase, kok ada pula yang minta fee ke kontraktor,” katanya.

Atas dugaan itu, Kapolres menyarankan agar kontraktor pelaksana proyek infrastruktur jalan senilai hampir Rp14 miliar berkoordinasi dengan polisi jika saat proses pengerjaan dihambat oknum tertentu.

“Saya akan perintahkan Kepolsek Medan Labuhan untuk mencari tahu soal ini, karena pengerjaan proyek di depan kantornya,” ungkap, Yemi.

Sebelumnya, atas desakan warga pemprovsu diminta membenahi kerusakan jalan dan drainase yang tidak berfungsi. Pasalnya, warga sekitar telah terlalu lama menderita akibat genangan banjir.

Namun, belakangan setelah pemerintah berupaya memperbaikinya, ada oknum tertentu disebut-sebut berasal dari salah satu OKP berupaya menghambat, karena tidak diberi fee proyek oleh kontraktor.

Tak hanya itu, oknum bersama orang suruhannya menutup gorong-gorong menggunakan puluhan goni berisi pasir. Akibatnya, banjir semakin dalam dikarenakan air tidak mengalir.


Atas kejadian ini, lurah bersama kepling membuat posko di Simpang Kantor. Itu dilakukan guna mengontrol saluran drainase dan mencegah adanya pihak tertentu berpaya menyumbat gorong-gorong.

Lurah Martubung, Eddy Shahrizal membenarkan soal ditemukannya puluhan goni berisi pasir di dalam saluran gorong-gorong persis di depan kantor polisi serta di dua titik lainnya.
“Sudah diangkat pasir di dalam goni itu, saya nggak tahu siapa pelakunya. Yang jelas kita dirikan posko untuk mengawasi agar tidak terulang lagi,” tandas, Eddy.


Sementara, sejumlah kepala lingkungan (Kepling) sejak Kamis (10/8) kemarin sudah disiagakan di lokasi banjir Jalan Titi Pahlawan Simpang Kantor Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan. Ini dilakukan untuk memantau saluran drainase agar lancar mengalir, dan mengurangi debit banjir.

Lurah Martubung, Eddy Shahrizal mengatakan, posko kepala lingkungan (kepling) didirikan persis di simpang pertigaan jalan, bertujuan mengontrol dan membantu kelancaran saluran drainase agar tidak tersumbat.

“Hari ini (Kamis), kita buat posko. Kepling dan lurah akan siaga di sini,” ujar, Eddy.

Selain mengontrol drainase, aparatur lingkungan ini juga ditugaskan menjaga gorong-gorong supaya tidak ditutup oleh oknum tertentu, yang diduga berupaya menghambat proyek drainase serta jalan dikerjakan oleh pemerintah.

“Ya itulah, ada pula yang sengaja menutup gorong-gorong pakai goni berisi pasir, jadi genangan air semakin dalam,” sebutnya.

Dia mengaku belum tahu apa motif dari saluran air sengaja ditutup. Tapi, pastinya guna mencegah kejadian serupa tak terulang, pihak kelurahan dibantu Kepling stand by di lokasi banjir Simpang Kantor.

“Soal preman minta fee proyek, itu masih dugaan. Cuma kita berupaya mencegah kejadian terulang lagi,” kata, Eddy.

Banjir yang menggenangi permukiman diakuinya dipicu masalah saluran drainase tak berfungsi. Dan, persoalan tersebut sudah dilaporkan ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) melalui dinas terkait agar segera dibenahi sehingga warga terbebas dari genangan banjir.

“Saya nggak tahu kapan proyek jalan serta drainase dikerjakan pemerintah provinsi. Karena baik dinas terkait maupun kontraktor belum ada koordinasi ke kita,” ungkapnya.

Untuk posko kesehatan untuk warganya terdampak banjir, lurah menyebutkan sebelumnya sempat dibuat di rumah Kepling 7 Jalan Asam. Namun, karena banjir kian dalam, lalu dipindahkan ke Puskesmas.

“Memang jalan menuju ke puskesmas terendam. Cuma masih bisa dilewati warga, karena dibuat pun di rumah kepling terendam juga,” cetus, Eddy.

Sementara, warga korban banjir tetap bertahan mendirikan posko dapur umum di jembatan Jalan Titi Pahlawan Simpang Kantor, Medan Labuhan. Mereka memilih tempat ini disebabkan banjir dan buruknya sanitasi di permukiman warga.

Untuk mencegah kendaraan tak melintas, sekitar sepuluh meter dari lokasi dapur umum warga memblokir ruas jalan. Penutupan jalan memasuki hari ke empat membuat mobil dan truk terpaksa harus memutar arah melalui Jalan Ileng maupun Jalan Young Panah Hijau, Marelan.
“Kami mau di mana lagi. Jalan kami rusak, rumah terendam dan berpenyakit. Yang diharapkan warga di sini cuma satu perbaikan infrastruktur,” tutur, Sahnan warga setempat.

Warga sebelumnya sempat senang saat berdiri plank proyek perbaikan infrastruktur dari Dinas Pengerjaan Umum (PU) Bina Marga dan Bina Kontruksi Sumut yang diletakkan di depan Polsek Medan Labuhan meminta dukungan dari masyarakat. Tapi, anehnya hingga kini proyek dimaksud belum dikerjakan. “Kami sangat mendukung, cuma kapan dikerjakan. Soal isu ada oknum minta fee proyek, tim Satgas Saber Pungli ada, tinggal ditindak saja,” ungkapnya.

Lambatnya pengerjaan proyek jalan serta drainase, justru akan semakin memperburuk kondisi warga di daerah ini. Apalagi, genangan air merendam puluhan rumah masyarakat sudah tercemar air tinja. “Apa tunggu ada jatuh korban, baru dikerjakan. Tolong jangan dibiarkan nasib warga di sini,” pungkas Sahnan.(rul/azw)

lagu lama dari kebon binatang horasatwa
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Medan belawan mah area palak ormas PP dan FPI sumut, sudah tahu lah kerjaan sapa ini, TKP nya saja PERSIS DI DEPAN KANTOR KAPOLSEK MEDAN LABUHAN

Warga sumut yg sabar yah, nikmati dulu rumah tergenang air TAI para preman tepi kali/ormas/okp selama beberapa tahun, hingga pemerintah kebon binatang horassatwa sumut membayar :

- "Tunjangan" baik nya nababan, ketua ormas PP
- "tunjangan" fustun "l0nte" nya nainggollan ketua ormas SPTSI
- "tunjangan" lap bokong nya nasution, habib front pedofil isis cabang sumut
- "tunjangan" fantat marpaung, ketua ranting FKPPI
- "tunjangan" uang kerohiman ustad nasution, ketua ormas "pemuda setempat" dadakan
- "tunjangan" ormas/okp A hingga Z

Setelah membayar izin preman, baru proyek dikerjakan yah

kalau masalah jatuh korban, itu kan sudah takdir Aulloh SWT, namanya nasib koq, bukan salah si nababan/marpaung/situmorang/ritonga/nasution/siregar/dkk, wong posisi mereka hanya sebagai ketua ormas koq, bukan salah mandor kebon binatang horassatwa, si tengku engga fenting, yah, introspeksi diri, jangan cari kambing hitam yah, ga senang dgn tradisi horas, keluar anda dari tanah horassatwa!! emoticon-Marah

https://www.change.org/p/jokowi-save...atra-indonesia
Diubah oleh PutraKucink 12-08-2017 05:16
0
2.4K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.