asia.fahmyAvatar border
TS
asia.fahmy
Beginilah Rasa Suka dan Dukanya Jadi Istri Seorang Pelaut



Pelaut adalah profesi yang banyak dilakoni kaum adam. Maka nggak heran, ada banyak sekali istri seorang pelaut di dunia ini. Sebagai sebuah negara maritim yang memiliki luas laut 2/3 dari total luas wilayah, Indonesia tentu saja memiliki banyak para pekerja di bidang pelayaran laut, yang dikenal sebagai pelaut. Baik yang bekerja sebagai kapten kapal, teknisi kapal, crew kapal, atau bahkan nelayan.

Menjadi istri seorang pelaut itu nggak mudah karena sejak pertama kali menikah hingga sekarang sudah punya anak, sang suami kerap pergi berlayar jauh lintas pulau bahkan lintas negara. Perginya bukan sehari dua hari, melainkan bertahun-tahun lamanya. Ini tentu saja menjadi hal susah dalam kehidupan rumah tangga. Karena biar bagaimana pun pasangan suami-istri sebaiknya tinggal bersama terus.





Tapi inilah konsekuensinya bila kamu memang punya suami seorang pelaut. Kamu harus mau ditinggal suamimu. Nggak boleh cengeng dan egois. Toh, suami melakukan ini demi bisa mengemban tugasnya sebagai kepala rumah tangga yang mencari nafkah. Dia bersedia bertaruh nyawa dan pisah ranjang denganmu hanya untuk menghidupimu dan anak-anakmu.

Seorang istri pelaut yang baik dan mulia, tentu saja akan membalas kebaikan dan perjuangan suami secara setimpal. Dengan cara berperilaku baik, setia, bisa hidup hemat dan menabung, serta mampu mendidik dan mengasuh anak-anak dengan baik.



Jangan sampai seorang istri pelaut bertingkah jalang. Di saat suami terombang-ambing di lautan lepas, terkena hujan dan badai. Malah di kampung enak-enakan selingkuh atau menghamburkan uang. Mau sampai kapan berperilaku jahat begini. Ini sih namanya memperbudak suami.

Perlu diketahui, pelaut di zaman sekarang, selain dituntut memiliki ketrampilan dan pengalaman. Mereka juga dituntut untuk selalu melakukan upgrade ilmu dengan sekolah lagi, agar memiliki ijasah atau sertifikat. Seorang pelaut yang masih muda biasanya sangat gencar mengumpulkan uang untuk sekolah lagi.

Bila kamu adalah istri dari seorang pelaut muda. Ada baiknya kamu membantu suamimu untuk menabung guna sekolah lagi. Jangan malah cuma minta duit terus buat dihambur-hamburkan. Padahal suamimu di kapal hidup apa adanya, sederhana, nggak pernah makan mewah. Coba kalau kamu rajin menabung. Pasti suatu saat suamimu bisa sekolah lagi. Dan bahkan kalian memiliki kemungkinan memutar haluan bekerja di bidang lain, misalnya jadi seorang pengusaha.




Karena biar bagaimana pun profesi pelaut ini kebanyakan bekerja dengan sistem kontrak berapa tahun. Gajinya memang sangat menggiurkan, setara dengan perjuangan keringat yang diteteskan di atas kapal. Dan juga air mata kerinduan yang selalu menetes.

Kalau saja seorang pasangan suami-istri pelaut rajin menabung modal. Niscaya jika ada tekad dan niat, kelak mereka akan bisa berkumpul lagi. Membangun rumah tangga yang normal. Nggak pisah ranjang lagi karena suami melepas pekerjaannya sebagai pelaut dan menggeluti bidang lain.








Sayangnya hal yang seperti itu jarang terjadi. Pada akhirnya justru pasangan suami-istri pelaut memilih cerai meski rumah tangganya sudah berjalan belasan tahun lamanya. Bahkan puluhan tahun. Biasanya karena masing-masing pihak sudah nggak tahan dan saling curiga selingkuh. Maklum, mana ada sih suami-istri tahan hidup pisahan begitu lama sejak menikah? Pulang-pulang paling, sang suami hanya sebulan hingga 3 bulan saja. Ini untuk program bikin anak biasanya. Selepas itu, pergi lagi.

Inilah suka-dukanya bila kamu menjadi istri seorang pelaut. Informasi ini disusun berdasarkan riset kecil-kecilan di sebuah komunitas pelaut, di jejaring sosial:

Dinikahi Seorang Pelaut, Biasanya Akan Langsung Punya Rumah karena Mereka Kaya






Pelaut biasanya menikah di usia yang sudah matang menginjak dewasa. Minim-minimnya 27, mereka menikah. Yang dinikahi biasanya adalah tetangga, teman, atau pacarnya selama ini. Orang terdekat saja di kampung. Seringnya begitu. Gaji seorang pelaut itu tinggi, belasan hingga puluhan juta untuk yang memang profesional memiliki banyak sertifikat. Apalagi bila kerja ikut kapal asing.

Seorang pelaut sejatinya pria kesepian dan mereka sangat mendambakan ingin menikah. Meski banyak di antara mereka merasa mustahil mendapatkan istri setia dan dapat diandalkan, di saat dirinya sedang berlayar. Namun tekad mereka gigih. Hidup di lautan terus terasa perih. Ada kalanya mereka ingin menepi ke daratan untuk mencium dan memeluk istri serta anaknya.

Maka tak heran bila seorang pelaut muda, biasanya mereka rajin menabung untuk pernikahan. Tabungan rumah tangga mereka banyak. Sehingga bila kamu menikah dengannya. Kamu bakal langsung dibelikan rumah. Maka dari itu, sebaiknya kamu bersikaplah yang baik. Sudah diberi kemudahan ekonomi, maka balaslah suamimu dengan kasih sayang, kesetiaan, dan pelayanan yang baik.

Karena Sering Pisah Ranjang, Biasanya Pasutri Pelaut Ingin Cepat-Cepat Punya Anak, Jika Tidak Berhasil, Biasanya Akan Sangat Lama Punya Anak :




Di tahun pertama kamu menikah dengan pelaut. Biasanya kamu dan suami langsung memprogramkan punya anak. Tapi sayangnya, begitu kamu hamil. Suami malah harus berdinas lagi. Pelayaran suami yang memakan waktu berbulan-bulan lamanya itu membuat masa-masa kehamilan menjadi berat. Karena suami nggak pernah ada di sisimu. Dia nggak pernah tahu bagaimana buncitnya perutmu, selain dari foto-foto yang kamu kirim lewat sosial media.

Pada saat kamu hendak melahirkan anak. Mulai terjadi kepanikan mendalam. Kamu cemas sekali bagaimana jika suami nggak bisa pulang karena masih berlayar di tengah lautan sana? Dan kebanyakan yang terjadi, seorang pelaut memang nggak bisa menemani istrinya melahirkan. Saat dia pulang, tahu-tahu sudah ada bayi.



Seorang Pelaut Seringkali Bepergian ke Luar Negeri, Singgah di Kota-Kota Menarik di Dunia ini, Kadang ini Membuatmu dan Anakmu Iri






Nggak hanya kamu yang sering kirim foto ke suami. Dia juga sering kirim foto. Misalnya dia sedang singgah di dermaga sebuah negara mana. Dia pamer foto sedang jalan-jalan di China, di Taiwan, di Korea, di Jepang, di Inggris, di Amerika, di Australia, bahkan di Israel. Saat kamu dan anakmu dikirimi foto ini, kalian cuma bisa melongo dan berteriak, "wow... ayah hebat...!"

Ada perasaan sedih campur iri. Kamu dan anakmu berandai-andai, seandainya kalian ikut jalan-jalan di sana. Pasti sungguh menyenangkan. Maka kamu dan anakmu pun protes pada suami/ayah, agar dia cepat pulang supaya kalian bisa pergi rekreasi bersama. Suami cuma bisa mengangguk mengiyakan, dan minta didoakan agar pekerjaannya cepat selesai dan agar dirinya sehat terus.

Jangan sampe suami di goyang ombak, istri di goyang tetangga... Hehehe



Salam pelaut....
Diubah oleh asia.fahmy 12-08-2017 15:00
tien212700
tien212700 memberi reputasi
2
83.6K
197
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.