Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

samsuadi83Avatar border
TS
samsuadi83
Hasto Pastikan PDIP Incar Kursi Gubernur Di Pilgub Jabar
Hasto Pastikan PDIP Incar Kursi Gubernur Di Pilgub Jabar

RMOL. Sebagai pemenang pemilu di Jawa Barat, PDIP menargetkan akan mengusung calon gubernur pada Pilkada Jawa Barat 2018.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristianto usai menghadiri acara di kediaman Sekjen Golkar Idrus Marham di Komplek DPRD, Cibubur, Jakarta, Minggu (6/8).

"Tentu saja sebagai pemenang pemilu di Jawa Barat kami menargetkan gubernur," tegas Hasto.

Meski begitu Hasto mengatakan bahwa partainya belum menunjuk nama yang akan diusung tersebut. Namun begitu, Hasto memastikan PDIP mempunyai stok mumpuni untuk diusung di Pilgub Jabar 2018.

"Kami punya beberapa opsi, ada anggota DPR dari PDIP, kepala daerah dari PDIP. Misalnya Pak TB Hasanuddin, ada Sutrisno (Bupati Majalengka). Jadi cukup banyak dalam konteks internal partai. PDIP tidak kekurangan stok nama. Karena partai terus melakukan kaderisasi kepemimpinan," papar Hasto.

Hasto memastikan PDIP akan menentukan nama yang akan diusung tersebut pada bulan ini. Kata dia, proses pengerucutan juga fit and propertest sudah dilakukan sehingga proses pemetaan politik tinggal mencari kecocokan terhadap kepemimpinan cagub dan cawagub.

"Kami melihat dinamika politik pilihan rakyat serta bagaimana elektabilitas calon. Itu yang akan menjadi konsideran dalam mengambil keputusan politik," pungkasnya. [ian]

Sumur : http://nusantara.rmol.co/read/2017/0...-Pilgub-Jabar-

Kali ini untuk pilkada jabar 2018 PDIP telah menentukan sikapnya Gan, lewat pernyataan dari Sekjennya Hasto Kristianto dengan tidak mendukung apalagi mengusung RK jadi Cagub di jabar, dan PDIP tidak lagi mengikuti arus Mainstream dimana pada umumnya publik menjagokan RK di pilkada jabar, publik yang Ane maksud adalah para relawan jokowi dan para ahokers yang urakan itu emoticon-Big Grin

PDIP sebagai pemenang pemilu 2014 baik legislatif dan eksekutif mempunyai harga diri dan mempunyai prosedur jadi yaa wajar2 aja jika tidak mendukung RK, sebab RK bukan kader dari PDIP dan juga bukan kader dari salah salah satu partai, dan mungkin salah satu alasan kenapa Moncong Putih tidak mendukung RK di pilkada jabar, mungkin...setelah komunikasi antara PDIP dan RK tidak menemukan titik temu dan mungkin syarat2 yang diajukan oleh PDIP ke RK tidak disetujui oleh RK. Jadi buat apalagi diteruskan, toh bagi PDIP sendiri didalam tubuh partainya mempunyai banyak stok kader2 yang mumpuni, handal, jujur, kredibel dan bertanggung jawab hingga layak untuk dimajukan menjadi Cagub jabar 2018.

Ane secara pribadi tidak kaget dengan keputusan dari PDIP tersebut yang terlontar dari mulut Sekjennya Hasto, Hasto aalah salah satu pejabat teras di internal PDIP, pernyataan Hasto dalam kapasitasnya sebagai Sekjen dari PDIP itu sama saja mewakili suara2 di internal PDIP baik dari kader, para komandan, ketua DPP, tokoh ellit PDIP hingga suara sang pemegang hak veto PDIP Megawati. Dan Ane prediksi RK bakalan kalah di pilkada jabar. emoticon-Cool

PDIP tidak mau berjudi lagi untuk pilkada jabar, berkaca dari kegagalan strategi dan kekalahan telak di dua pilkada kemarin DKI Jakarta dan Banten. Terkhusus untuk pilkada DKI Jakarta kemarin, sebenarnya keputusan PDIP dengan mengusung dan mendukung Ngahog secara total dan habis2an, sudah banyak pihak yang menyarankan agar hal itu jangan dilakukan sebab akan sia2 dengan berujung kekalahan, tapi saran itu nampaknya dikesampingkan oleh ellit PDIP, yaa mau gimana lagi karena saat itu PDIP cuma mau mengikuti arus Mainstream dari para pendukung Ngahog doang. PDIP sebenarnya sudah tau bahwa Ngahog itu kutu loncat dengan berpindah-pindah partai, tidak konsisten karena semula Ngahog memilih jalur independen dengan teman Ngahog tapi tiba2 berbalik arah dengan lewat jalur partai, pun juga ditambah Ngahog tidak bisa menjaga mulutnya dan Ngahog juga bukan kader PDIP ataupun kader partai lain. Yaa maklum Gan PDIP sedang gelap mata dengan pesona Ngahog dan para Ahokers....emoticon-Big Grin hingga nyuekin suara dari internal partai yang tidak menghendaki pencalonan Ngahog.

Sebelumnya beberapa hari yang lalu PDIP lewat Sekjennya Hasto juga telah menyambangi dan bertemu dengan tokoh senior PPP Hamzah Haz yng dulu adalah mantan wapresnya Megawati, dan PDIP juga telah bertemu dengan Sekjen Golkar Idrus Marham, serta Hasto malah menyarankan Dedi Mulydi untuk membuka komunikasi dengan PDIP Jabar. PDIP dan Partai Golkar adalah partai jangkar di Indonesia. Pada tiga pemilu terlihat keduanya memperoleh dua digit suara. Sementara Partai Demokrat dengan kepiawaian SBY memang berhasil menaikkan perolehan suara menjadi dua digit pada pemilu 2009 dan 2014, tetapi Demokrat belum dapat dikatakan sebagai partai jangkar, hanya kepiawaian SBY saja yang menaikkannya.

Nah RK yang hanya didukung partai Gurem macem Nasdem dan tanpa dukungan PDIP dan Golkar apalagi PKB ( PKB kuat dijabar ) hitung2an di atas kertas akan sulit untuk memenangkan kontessasi pemilukada jabar 2018 Gan. Kenapa Ane sebut Nasdem partai Gurem, karena jika merujuk dari hasil survei SMRC bulan Mei kemarin, baik Nasdem dan Hanura elektabilitasnya menurun dan bahkan Perindo elektabilitasnya malah diatas Nasdem dan Hanura Gan, apalagi setelah adanya pernyataan bodoh dari bacot si Victor so pasti tambah anjlok elektabilitas Nasdem emoticon-Big Grin. btw PKB sebagai partai yang berbasis agama malah mengungguli 3 partai yang berbasis agama juga seperti PAN, PKS, PPP. Survei SMRC mencatatkan kenaikan elektabilitas cukup besar pada dua parpol, PDIP dan Gerindra. Pada survei SMRC Januari 2017, elektabilitas PDIP, 17 persen dan naik menjadi 21,7 persen pada Mei 2017. Gerindra mengalami kenaikan 4,7 persen, dari 4,6 persen pada Januari 2017, naik menjadi 9,3 persen pada Mei 2017 . Sementara elektabilitas Golkar hanya mengalami kenaikan 0,5 persen, dari 8,5 persen pada Januari 2017 menjadi 9,0 persen pada Mei 2017. Partai Demokrat juga hanya mengalami kenaikan elektabilitas 1,1 persen dari 4,1 persen pada Januari 2017 menjadi 5,2 persen pada Mei 2017.Sementara elektabilitas beberapa parpol lainnya pada survei Mei 2017 adalah, PKB (3,8 persen), PPP (3,1 persen), PKS (2,8) persen, PAN (1,8 persen). Perindo (1,1 persen), NasDem (1,1 persen). Hanura (0,8 persen), PBB (0,4 persen), Partai Masyumi (0,1 persen).SMRC juga melakukan simulasi jika pilpres digelar sekarang dan hanya diikuti dua capres, yakni Jokowi dan Prabowo . Hasilnya elektabilitas Jokowi 53,7 persen dan Prabowo 37,2 persen. Sementara yang tidak menjawab 9,1 persen. btw Golkar di pecundangi oleh Gerindra jika melihat dari hasil survei tersebut.

Andai RK tau hasil survei SMRC tersebut pasti nyesel telah mencampakkan Gerindra. Tapi jika RK didukung PKB atau Demokrat saja kemungkinan RK bisa menang walaupun kemenangan itu tipis. Politik itu dinamis Gan.



Diubah oleh samsuadi83 06-08-2017 17:44
0
3.3K
31
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.