- Beranda
- Stories from the Heart
2.5 Tahun Tinggal di Rumah Setan
...
TS
wonwon.islami
2.5 Tahun Tinggal di Rumah Setan
2.5 Tahun Tinggal di Rumah Setan
Narator
Cerita ini fakta, bukan imajinasi atau cerita sekedar mencari sensasi.
Cerita ini juga tidak ada sangkut pautnya dengan kisah “4 Tahun tinggal dirumah hantu” milik akun kaskus Pijar88. Tapi jujur alasan untuk menceritakan cerita ini terinspirasi dari kisah tersebut.
Berawal dari sore itu, ketika suamiku, sebut saja Anjas, mengajak kencan berkeliling mataram, tidak sengaja melewati salah satu jalan yang semua orang tau namanya (tapi tidak akan disebutkan tepatnya), dijalan itulah kami melewati sebuah rumah, dengan pohon mangga besar lebat dihalamannya, tidak banyak yang dapat dilihat mengingat tembok pembatasnya sangat tinggi seakan membatasi diri dari dunia luar (agak lebay dikit).
Disitulah awal Anjas mengingat sebuah waktu dan menceritakan kepadaku, kisah yang pernah dia alami dirumah itu, kisah yang menurut seorang penakut sepertiku adalah kisah yang sangat mengerikan sekaligus sangat sayang untuk tidak diceritakan kembali dalam bentuk tulisan seperti ini. Sekali lagi ini kisah nyata, kisah dari seorang anak kos yang demi mendapat tempat tinggal gratis harus rela berbagi rumah dengan penghuni alam lain.
Pertengahan Tahun 2008
“Njas, udah dapet kos?”, siang itu Fajri sengaja mendatangi Anjas menanyakan hal serupa yang dia sudah tanyakan pada 6 orang temannya yang lain.
“Belum, ini lagi nyari. Kamu udah? Jangan yang deket2 kampus, biar gak mahal” jawab Anjas.
“Bagus, Pas deh” ucap Fajri berseri,bersyukur sekali Anjas belum mendapat kos, dia melanjutkan dengan tidak sabar “Ini saya ada rumah, mau tinggal disana?”
“Rumah? rumahmu? Dimana? Patungan berapa?” tanya Anjas
“ Slow..slow bro,, iya rumah, bukan rumah saya, rumah temen…GRATIS” Cengir Fajri
“serius bro? “ ucap Anjas,
“Hayok nah kalogitu saya bonceng, kita ngomong ma yang punya aja dah langsung biar pasti” ucap Fajri, “Untung dah kamu belum dapet Njas, capek saya Tanya yang lain udah pada dapet kos semua. Jadi gak ada temen” lanjutnya. “Saya udah liat rumahnya, gak jauh-jauh amat si dari kampus. Rumah lama, tinggal dibersihin dikit aja” ocehnya, Anjas hanya mendengar saja tidak memperhatikan tapi senang luar biasa, dia tidak harus menyisihkan tabungan nya untuk bayar kos lagi, lumayan berhemat pikirnya.
Sesampai disana, rumah yang dimaksud Fajri tepat dipinggir jalan raya kecil pinggir kali, cukup ramai lalu lintasnya. Tembok rumahnya besar dan ada sekitar 2 meter sekat sebagai pintu gerbangnya. Pintu gerbangnya agak berderit nyaring ketika dibuka, begitu masuk tidak ada yang aneh dari penampakan rumah ini, halaman nya lumayan luas untuk menampung beberapa motor, dan ada pohon mangga besar tepat ditengah halamannya, rumahnya bertipe kuno ala-ala belanda, dengan jendela panjang abu-abu disisi kanan rumah yang sedikit kotor tidak terawat. Tidak buruk pikir Anjas hanya saja kesan pertama yang dirasakannya untuk rumah ini adalah sunyi. Terlalu sunyi. Padahal persis didepan rumah ini jalan raya yang ramai dilalui pengendara. Entah itu kesan pertama karena rumah ini sudah lama tidak dihuni, atau memang ada sesuatu yang lain pada rumah itu, yang jelas bulu kuduk Anjas sedikit meremang.
Narator
Cerita ini fakta, bukan imajinasi atau cerita sekedar mencari sensasi.
Cerita ini juga tidak ada sangkut pautnya dengan kisah “4 Tahun tinggal dirumah hantu” milik akun kaskus Pijar88. Tapi jujur alasan untuk menceritakan cerita ini terinspirasi dari kisah tersebut.
Berawal dari sore itu, ketika suamiku, sebut saja Anjas, mengajak kencan berkeliling mataram, tidak sengaja melewati salah satu jalan yang semua orang tau namanya (tapi tidak akan disebutkan tepatnya), dijalan itulah kami melewati sebuah rumah, dengan pohon mangga besar lebat dihalamannya, tidak banyak yang dapat dilihat mengingat tembok pembatasnya sangat tinggi seakan membatasi diri dari dunia luar (agak lebay dikit).
Disitulah awal Anjas mengingat sebuah waktu dan menceritakan kepadaku, kisah yang pernah dia alami dirumah itu, kisah yang menurut seorang penakut sepertiku adalah kisah yang sangat mengerikan sekaligus sangat sayang untuk tidak diceritakan kembali dalam bentuk tulisan seperti ini. Sekali lagi ini kisah nyata, kisah dari seorang anak kos yang demi mendapat tempat tinggal gratis harus rela berbagi rumah dengan penghuni alam lain.
Pertengahan Tahun 2008
“Njas, udah dapet kos?”, siang itu Fajri sengaja mendatangi Anjas menanyakan hal serupa yang dia sudah tanyakan pada 6 orang temannya yang lain.
“Belum, ini lagi nyari. Kamu udah? Jangan yang deket2 kampus, biar gak mahal” jawab Anjas.
“Bagus, Pas deh” ucap Fajri berseri,bersyukur sekali Anjas belum mendapat kos, dia melanjutkan dengan tidak sabar “Ini saya ada rumah, mau tinggal disana?”
“Rumah? rumahmu? Dimana? Patungan berapa?” tanya Anjas
“ Slow..slow bro,, iya rumah, bukan rumah saya, rumah temen…GRATIS” Cengir Fajri
“serius bro? “ ucap Anjas,
“Hayok nah kalogitu saya bonceng, kita ngomong ma yang punya aja dah langsung biar pasti” ucap Fajri, “Untung dah kamu belum dapet Njas, capek saya Tanya yang lain udah pada dapet kos semua. Jadi gak ada temen” lanjutnya. “Saya udah liat rumahnya, gak jauh-jauh amat si dari kampus. Rumah lama, tinggal dibersihin dikit aja” ocehnya, Anjas hanya mendengar saja tidak memperhatikan tapi senang luar biasa, dia tidak harus menyisihkan tabungan nya untuk bayar kos lagi, lumayan berhemat pikirnya.
Sesampai disana, rumah yang dimaksud Fajri tepat dipinggir jalan raya kecil pinggir kali, cukup ramai lalu lintasnya. Tembok rumahnya besar dan ada sekitar 2 meter sekat sebagai pintu gerbangnya. Pintu gerbangnya agak berderit nyaring ketika dibuka, begitu masuk tidak ada yang aneh dari penampakan rumah ini, halaman nya lumayan luas untuk menampung beberapa motor, dan ada pohon mangga besar tepat ditengah halamannya, rumahnya bertipe kuno ala-ala belanda, dengan jendela panjang abu-abu disisi kanan rumah yang sedikit kotor tidak terawat. Tidak buruk pikir Anjas hanya saja kesan pertama yang dirasakannya untuk rumah ini adalah sunyi. Terlalu sunyi. Padahal persis didepan rumah ini jalan raya yang ramai dilalui pengendara. Entah itu kesan pertama karena rumah ini sudah lama tidak dihuni, atau memang ada sesuatu yang lain pada rumah itu, yang jelas bulu kuduk Anjas sedikit meremang.
mr.b3k dan 65 lainnya memberi reputasi
46
525.9K
1.1K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.1KThread•45.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya