JOMBANG (jurnalmojo.com) - Sebagai seorang yang berwawasan, KH Abdul Wahab Chasbullah adalah bapak pecinta tanah air. Demikian disampaikan Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaefudin Zuhri saat menghadiri peringatan Haul Ke-46 KH Abdul Wahab Chasbullah, di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang, Jumat (04/08/2017).

Dalam sambutannya dihadapan ribuan santri, Lukman menceritakan, kenangan berkesan dari Almaghfurllah KH Abdul Wahab Chasbullah berasal dari cerita ayahnya Syaefudin Zuhri. “Meskipun saya bukan anak biologis, saya banyak mempelajari tentang beliau. Yang saya pelajari dari Almaghfurllah adalah, beliau adalah seorang yang mentradisikan makan bersama. Saat bercerita tentang kyai, ayah saya tidak pernah tidak menyebut nama beliau,” terangnya.

Dikatakannya, dari setiap cerita tentang mbah Wahab (sebutan KH Abdul Wahab Chasbullah) yang paling berkesan adalah, dirinya seorang organisator kreatif dan berwawasan. Ini terbukti dari cerita ketika terjadi penolakan paham Nasakom di tanah air dahulu. Ketika beberapa ormas menolak paham tersebut Masyumi dengan kekakuan hingga terjadi kebuntuan, mbah Wahab mengatakan momen ini adalah kesempatan untuk membentengi negeri dengan agama.

"Yang paling menonjol dari beliau adalah kemampuannya mengorganisir ulama. Banyak organisasi yang beliau dirikan mempunya kiprah yang sangat besar terhadap tanah air. Semua kiprah beliau porosnya karena cintanya kepada tanah air,” katanya.

Dikatakannya, saat terjadi ketegangan dan menemui jalan buntu mbah Wahab justru tidak kehabisan akal. Untuk mencairkan ketegangan saat terjadi penolakan paham Nasakom, Mbah Wahab berusaha memasukkan tradisi. Menurutnya waktu itu, dengan menjaga tradisi bisa membentengi masyarakat tanah air dari paham ekstrim, sekaligus untuk mengembangkan nilai-nilai agama.

“Untuk menjagai nilai agama bisa dilakukan dengan menerima tradisi, bukan malah menolaknya. Mars Syubanul Waton adalah salah satu bukti bahwa mbah Wahab orang yang menjaga tradisi. Saya sangat mengapresiasi tradisi haul ini untuk menjaga nilai keagamaan," tandasnya. (and/jek)

http://www.jurnalmojo.com/2017/08/me...k-pecinta.html