Quote:
Siapa yang tidak kenal Jenderal Besar Soedirman, salah satu sosok pejuang kemerdekaan sekaligus pahlawan nasional yang namanya senantiasa diingat sebagai prajurit yang tangguh, gigih dan istqomah dalam berbagai perang gerilya. Bahkan, dalam kondisinya sedang sakit parah sekalipun, beliau dengan pantang menyerah terus memimpin pasukannya untuk mengusir penjajahan Belanda.
Namun ada yang unik dari beliau, dibalik sosok besarnya sebagai prajurit perang gerilya yang berjiwa patriotik dan tak ada rasa takutnya kepada penjajah Belanda, ternyata Pakde Dirman, begitu panggilan akrab beliau di kalangan para prajuritnya, memiliki 3 jimat atau amalan khusus yang menjadikan beliau tetap istiqomah dalam berjuang. Hal tersebut diungkapkan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat menyampaikan orasi kebangsaan di acara Hari Santri Nasional (HSN) di Tugu Proklamasi, pada Kamis (22/10/2015).
Dalam orasi kebangsaannya, Jenderal Gatot mengisahkan situasi genting disaat Jenderal Soedirman dikepung oleh Belanda karena mendapatkan informasi dari salah satu anak buahnya Jenderal Soedirman yang berkhianat kepada beliau. Namun, saat situasi genting tersebut, bukannya panik, Pakde Dirman malah meminta kepada para prajuritnya untuk berganti pakaian dan menggelar zikir bersama di saat penjajah Belanda itu datang.
"Anak buah Soedirman berkata: Pak De kita dikepung, lalu Soedirman memerintahkan semuanya ganti pakaian Muslim dan zikir bersama lalu melakukan tahlil. Lalu Belanda masuk dan si pengkhianat menunjukkan kalau ini adalah Soedirman. Belanda tidak percaya maka dicabut pistol oleh Belanda dan si pengkhianat ditembak di depan Soedirman," kisah Gatot.
Jenderal Gatot mengisahkan, Jenderal Soedirman yang ketika itu tengah dikawal oleh Rustam Efendi dan Ruli bertanya kepada Jenderal Soedirman, apakah jimat yang digunakan oleh Jenderal Soedirman yang juga akrab disapa Pak Kiai tersebut. Apalagi, di saat Belanda mengepung, beliau terlihat sangat tenang menghadapinya.
Mendengar 2 pengawalnya bertanya demikian, Jenderal Soedirman kemudian menyampaikan kepada keduanya, bahwa ada 3 jimat atau amalan yang selama ini tetap beliau jaga selama hidupnya.
"Ada tiga jimat (Jenderal Soedirman), pertama tidak pernah berhenti dari bersuci dan kalau batal wudhu, Soedirman selalu wudhu kembali. Kedua, saya (Soerdirman) tidak pernah salat tidak tepat waktu. Lalu semua yang saya (Soedirman) lakukan tulus dan ikhlas untuk rakyat Indonesia," kisah Gatot di hadapan ribuan santri yang ada hadir di Tugu Proklamasi, Cikini, Jakarta Pusat.
Dalam kesempatan itu juga, Jenderal Gatot Nurmantyo sekaligus mengingatkan kepada ribuan santri yang hadir dalam acara tersebut, untuk mengambil makna serta hikmah dari kisah hidup Jenderal Besar Soedirman. Jangan sekali - kali menjadi pengkhianat di negeri ini, jangankan di akhirat, di dunia saja sudah dihukum oleh Tuhan.
Gatot kemudian menyimpulkan secara jelas, betapa besarnya peran para ulama dan para santri ketika berjuang untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Diakui Gatot, TNI tidak akan sanggup berjuang hanya dengan perlengkapan modern, jika tidak ada rakyat serta ulama yang turut serta berjuang dengan semangat nasionalismenya.
"TNI kekuatannya bersama rakyat, ulama dan santri. Itulah identitas TNI saat itu, sekarang dan selamanya. Bahkan tema HUT TNI pada 5 Oktober 2015 lalu ‘Bersama rakyat TNI hebat siap wujudkan Indonesia berkepribadian dan mandiri’," tegasnya.