Seorang perempuan asal India, Manisha Mohan, menciptakan sebuah sticker pintar yang dapat mendeteksi dan mencegah terjadinya kekerasan seksual. Karya Mohan ini awalnya berangkat dari perasaan tidak terima Mohan mengenai peraturan kampusnya di Chennai yang menetapkan peraturan ketat bagi perempuan untuk pulang ke asrama sebelum pukul 6 sedangkan peraturan tersebut tidak berlaku bagi laki-laki.

Menghadapi ketidak-adilan ini, Mohan berusaha mencari cara agar perempuan dapat tetap aman meskipun keluar di malam hari. Salah satu bahaya paling besar yang mengancam perempuan adalah bahaya kekerasan seksual. Seperti yang mungkin telah kita ketahui, angka kekerasan seksual di India sangatlah tinggi sehingga perempuan di India seringkali merasa tidak aman jika keluar rumah di malam hari. Karena itu, Mohan yang peduli mengenai kesejahteraan perempuan, berusaha menciptakan alat untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual.

Saat Mohan melanjutkan pendidikan S2 nya di Massachusetts Institute of Technology atau MIT, di Amerika, ia berhasil menciptakan alat untuk mendeteksi dan mencegah kekerasan seksual. Alat ciptaannya ini berbentuk sticker yang dapat direkatkan pada pakaian dalam penggunanya. Saat sticker ini mendeteksi pakaian dalam yang dibuka dengan paksa, sticker pintar yang terhubung dengan handphone pengguna akan mengaktifkan aplikasi yang menanyakan apakah tindakan melepas paksa pakaian dalam tersebut dikehendaki oleh pengguna atau tidak.

Jika aplikasi tersebut tidak mendapatkan jawaban selama 30 detik, maka secara otomatis aplikasi tersebut akan menghubungi lima nomor yang sudah didaftarkan sebelumnya untuk memberi tahu bahwa si pengguna sticker sedang dalam ancaman.

Sticker pintar karya Mohan ini terdiri dari empat lapisan bahan-bahan konduktif yang tipis dan terhubung dengan aplikasi pada handphone pengguna melalui bluetooth. Teknologi ini telah diuji cobakan kepada 70 orang dan terbukti tidak mengganggu saat digunakan. Hebatnya lagi, sticker pintar ini juga tidak akan rusak meski sudah masuk mesin cuci.

Inovasi karya Mohan ini dapat sangat membantu untuk meminimalisir terjadinya kekerasan seksual. Kasus kekerasan seksual bukanlah kasus yang dapat dianggap remeh. Kekerasan seksual tidak hanya dapat melukai seseorang secara fisik, namun juga mental dan jiwanya. Tidak terhitung banyaknya korban kekerasan seksual yang harus mengalami gangguan mental seperti depresi dan Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD. Tidak hanya itu, kekerasan seksual juga kerap membuat korbannya menjadi merasa tidak berharga atau bahkan dikucilkan oleh masyarakat.

Bagaimanapun, kekerasan seksual tidak dapat dibenarkan dan tidak ada situasi dan kondisi apapun yang dapat mewajarkan terjadinya kekerasan seksual. Hubungan badan, haruslah berasal dari kesepakatan bersama dan tidak boleh ada unsur paksaan di dalamnya.