Kesadaran masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai Deli, kelurahan Kampung Aur, kecamatan medan baru dalam menjaga kebersihan masih rendah. Sampai saat ini banyak warga dan kalangan pengusaha yang kerap membuang sampah dan limbah ke sungai.

Selain itu warga yang tinggal di Bantaran Sungai Deli, tepatnya di jalan Suka Mulia Kelurahan Kampung Aur banyak warga yang mendirikan bangunan di atas bantaran sungai, membuang sampah dan limbah kotoran manusia. Tumpukan sampah tidak bisa lagi dicegah sehingga pemandangan seperti tempat pembuangan sampah umum membuat kelurahan tersebut kelihatan kumuh.

Padahal Pihak Kecematan setempat sudah menyediakan Tempat Penampungan Sampah (TPS) namun kesadaran masyarakat belum mematuhi dan melaksanakan pembuangan sampah pada tempatnya.

Rafi (35) warga setempat yang ditemui di lokasi sungai saat memancing mengatakan pada awak media ivory News, “Memang sungai ini dari dulu selalu saja kotor pak, karena warga di sini selalu membuang sampah langsung ke Sungai Deli ini, karena sangat mudah cara membuangnya, kalaupun mereka harus membuang ke tempat sampah atau diangkut oleh Mobil kebersihan warga dikenakan biaya. Kalaulah lokasi ini bersih kamikan nyaman memancing di sini pak,” kata Rafi kesal. (handoko)

Sarang sampah masyarakat

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yak, sodara sodari, selama puluhan tahun, pemukiman liar tepi sungai deli di medan menjadi pusat :

1. Perkembang biakan preman

2. Peredaran narkoba

3. pemukiman resmi dengan ktp resmi (berkat gatot pujonugroho dari PKS), bahkan mereka bangun jalan swadaya dari tepi kali tembus ke jalan raya, tepat samping polsek, dengan konsekuensi banjir kota medan setiap hujan turun

4. Sarang begal, pembunuh,maling, dan sejenisnya

Profesi penduduk pemukiman tepi kali sungai deli di medan:

1. Yang umur 30 tahun an ke atas :
- bos preman setempat
- kepling preman
- bos preman ormas
- Pekerja halal (ini yang paling merana)



2. Yang umur 17-30 tahun an :
- preman ormas
- Preman pemalak rumah warga,
- preman parkir liar,
- preman narkoba
- Pekerja halal (ini yang paling merana)

3. Yang umur 6- 14 tahun an (diajarin orang tua sendiri coy)

- Lemparin rumah warga dimana kalau pemilik rumah keluar, maka tai" cilik ini nyerbu masuk rumah untuk mencuri dan semakin menjadi, melempari hancur semua isi rumah dengan batu

- gangguin perempuan yang jalan sendiri

- manjat pagar rumah warga untuk mencuri


Dan selama 10 tahun, prestasi gatot pujonugroho mengatasi banjir akibat pemukiman liar adalah MINUS (kalau ane kasih nilai nol berarti ane MEMUJI di luar Nalar)

Mengapa ane tulis pemukim liar tepi kali yang kerja halal yang paling kasihan ?

Karena ane pantau, mereka lah yang paling sering diperas oleh kepling tepi kali, sampai ada kejadian dimana seorang karyawan restoran asal nias yang pulang malam, kelelahan habis kerja, saat dia tidur, 2 preman suruhan kepling tepi kali bersama anak kepling, pecahin kaca jendela dan minta uang

Karyawan tsb membela diri, dgn menikam anak kepling, anak kepling masuk RS, karyawan jujur tsb masuk penjara

Lihat kan nasib orang jujur di tanah kaum berak branak meras alias sumut ?

Alhamdullillah, mari kita tepuk tangan yang meriah untuk tuan kapoldasu dan tuan pangdam bukit barisan, yang berperan serta dalam menciptakan situasi yang nyaman dan kondusif UNTUK PREMAN, horas bah !

https://www.change.org/p/jokowi-save...atra-indonesia