Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
BeritagarID
Siswi SMA berinovasi dengan masker antipolusi
Siswi SMA berinovasi dengan masker antipolusi
Ashila Maitsa, Ayu Sekar Tunjung, dan Alia Reiza, dari SMA Pembangunan Jaya sebagai pemenang kompetisi LGIS 2017
© Yoseph Edwin /Beritagar.id


Tiga siswi SMA berinovasi. Mereka mencipta Three Maskerteens, masker antipolusi yang terbuat dari bahan-bahan alami.

Dalam perjalanan Anda pasti kerap melihat orang menggunakan masker. Di atas motor, di dalam kereta atau bus. Tak heran, mengingat ada sembilan jenis zat yang menjadi aktor pencemaran udara.

Mereka adalah karbon monoksida-CO, karbon dioksida-CO2, sulfur dioksida-SO2, sulfur trioksida-SO3, nitrogen dioksida-NO2, dinitrogen oksida-N2O, metana-CH4, benzena-C6H6, dan Klorofluorokarbon-CFC.

Dampak pencemaran udara juga punya cakupan luas, termasuk pada kesehatan manusia. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), terdiri dari macam penyakit seperti pneumonia, asma, dan bronkitis.

Di Indonesia, ISPA menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling banyak diderita masyarakat, khususnya anak-anak. Pada 2015, tercatat 15 persen balita di Indonesia meninggal karena pneumonia (fail PDF). Indikasinya yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak, dan sesak napas.

Keadaan ini mendorong munculnya inovasi berupa masker Three Maskerteens. Inovasi tiga pelajar perempuan SMA Pembangunan Jaya ini hadir dalam bentuk masker yang biasa kita jumpai atau bahkan gunakan setiap hari.

Kelebihan masker ini adalah, menggunakan bahan-bahan alami. Antara lain arang aktif dari buah bintaro, dan tanaman lidah mertua (Sansevieria), untuk menyaring polutan agar tidak langsung terhirup manusia.

"Kita melihat teman-teman kita setiap hari naik kendaraan bermotor, sepeda motor, dari situ kita melihat permasalahan apa yang ada. Bronkitis--salah satu penyakit akibat polusi udara--adalah penyakit yang mematikan," ujar Ayu Sekar Tunjung dalam acara Kompetisi Tahunan L'Oreal Girls in Science (LGIS) 2017 di Gedung A Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta, Rabu (26/7).

Siswi SMA berinovasi dengan masker antipolusi
Contoh produk masker Three Maskerteens
© Yoseph Edwin /Beritagar.id


Penggunaan arang aktif, terinspirasi dari bukti penelitian sebelumnya dari angkatan senior mereka yang dapat menyaring polutan. Sementara penggunaan sansevieria dilatarbelakangi oleh keberadaannya yang umum dijumpai dan berfungsi sebagai tanaman obat keluarga.

Penggunaannya memberikan perlindungan ganda akan filterisasi polutan. "Kita harus memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar kita juga, tapi dengan fungsi yang sejalan dengan tujuan untuk menyerap polusi," lanjut Ayu.

Keunggulan lain Three Maskerteens adalah penggunaan aromaterapi. Alia Reiza, salah satu anggota tim inovasi ini menambahkan, "Jika pengendara bermotor yang pakai masker kita, menghirup aromaterapi jeruk itu jadi lebih segar, enggak ngantuk."

Bicara proses kelahiran inovasi tersebut, Ayu menjelaskan mereka menghabiskan waktu satu hingga dua bulan untuk masa penelitian. Sementara untuk proses pembuatan masker hanya butuh sekitar satu minggu.

Siswi SMA berinovasi dengan masker antipolusi
Contoh kemasan masker Three Maskerteens
© Yoseph Edwin /Beritagar.id


Untuk bahan masker, tim ini menggunakan material kain katun jepang yang terkenal halus, tipis, serta mampu menyerap keringat dan hawa panas dengan baik. Keunggulannya membuat bahan tersebut cocok digunakan di iklim Indonesia yang rata-rata panas. Alasan lain penggunaan bahan yang tipis adalah dengan mengingat penggunaan tiga lapis filter yang diselipkan di dalam masker itu.

"Kami tidak ingin nanti orang yang memakai masker ini merasa terlalu tebal dan membuat tidak nyaman," kata Ashila Maitsa, yang ikut terlibat penciptaan Three Maskerteens.

Meski dipamerkan dalam kemasan yang terlihat siap dijual, namun sejauh ini masker Three Maskerteens belum akan dikomersialkan secara masal. Hal ini karena tim menganggap penelitian mereka masih tergolong dasar.

Salah satu tugas rumah mereka adalah mencari cara bagaimana filter yang digunakan dapat awet sehingga lebih layak. Mengingat filter alami tersebut hanya dapat bertahan satu minggu penggunaan. Masa penyimpanannya juga singkat dan harus disimpan di lingkungan yang kering tidak lembab untuk mencegah pembusukan.

Siswi SMA berinovasi dengan masker antipolusi
Tiga filter yang digunakan, yakni arang aktif, ekstrak tanaman lidah mertua, dan kulit jeruk
© Yoseph Edwin /Beritagar.id


Bicara minat, ketiga pelajar perempuan yang mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah mereka ini bersyukur, sekolah punya fasilitas penunjuang di bidang sains.

"Jadi ada gedung khusus yang isinya beragam penelitian-penelitian, ada ruangan biologi, fisika, sosiologi juga ada. Sangat membantu, murid dibiasakan untuk membuat produk-produk inovatif," kata Ashila.

Meskipun menjadi tim juara dalam kompetisi LGIS 2017, tapi ketiga pelajar ini ternyata tidak memiliki cita-cita khusus untuk menjadi ilmuwan. Ayu ingin berkecimpung di dunia arsitektur atau desain, Ashila ingin menjadi guru bahasa Indonesia di luar negeri, sedangkan Alia ingin berbisnis namun tetap di bidang IPA.

Keluar menjadi juara kompetisi yang bertemakan "Community Impact", Ashila, Ayu, dan Alia diganjar hadiah sebesar Rp10 juta.

Peserta lain dari SMA 3 Malang yang berinovasi dengan tempat sampah pintar "Smart Bin Model" keluar sebagai juara kedua. Sedangkan peringkat favorit yang dipilih melalui pengambilan suara daring di Facebook diraih oleh SMAN 1 Bojonegara melalui inovasi alat pakan ternak otomatis menggunakan misscall, dengan total 1432 likes.

Sejak tahun 2005, program LGIS telah diikuti oleh lebih dari 600 siswi berbakat dari lebih 200 SMA dari seluruh Indonesia. Setiap tahun, LGIS mengangkat tema yang berbeda. Tema tahun ini khusus mengajak para peserta untuk menemukan solusi dari permasalahan di sekitar mereka sehingga dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Delapan tim finalis yang masing-masing terdiri dari 3 siswi berkesempatan untuk memamerkan karya mereka di acara L'Oreal Science Fair.

"Jadi tidak hanya presentasi di depan dewan juri, mereka juga didorong untuk bisa menceritakan ide mereka kepada pengunjung yang hadir. Hasil karya mereka sungguh di luar ekspekstasi. Kami sangat mengapresiasi ide anak muda untuk membuat jenis tempat sampah pintar yang dapat mengidentifikasi jenis sampah atau model mesin pakan ternak otomatis yang dapat membantu para peternak," ujar Umesh Phadke, Presiden Direktur L'Oreal Indonesia.



Quote:


Simak berita lainnya dari kanal Laporan Khas, berita terkait:

Siswi SMA berinovasi dengan masker antipolusiProgram bela negara kekinian, tak dogmatis dan militeristis

Siswi SMA berinovasi dengan masker antipolusi Panduan bertindak anggun saat jatuh cinta

Siswi SMA berinovasi dengan masker antipolusi Begini cara membeli waktu agar bahagia

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
9.2K
88
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.id
KASKUS Official
13.4KThread804Anggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.