MUI Buka Pintu Maaf untuk Ustadz Syam atas Kekhilafan Ucapannya di Acara Televisi Nasional

Setelah melakukan permintaan maaf secara terbuka melalui akun media sosialnya, Syamsuddin Nur Makka atau yang akrab disapa Ustadz Syam mendatangi kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Melalui akun Facebook-nya, Ketua Komisi Dakwah MUI, K.H. Cholil Nafis mengatakan Ustadz Syam mendatangi kantor pusat MUI pada Selasa, 18 Juli 2017 dan meminta maaf secara terbuka.

Cholil Nafis menjelaskan, beberapa hari yang lalu Ustadz Syam salah ucap tentang kehidupan di surga bersama para bidadari, sehingga ia bilang ada pesta seks di surga.



Sebagai Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis menanyakan langsung tentang apa yang dimaksud dengan pernyataannya itu. Menurut Ustaz Syam, seperti diungkapkan Cholil Nafis, ia hanya ingin mengajak ummat agar menyalurkan seks dengan sesuai syariah dan kelak akan diberi nikmat yang besar dari Allah.

"Tapi ungkapan itu memang tak layak," lanjut Cholil Nafis.

Namun, atas jiwa besarnya Ustadz Syamsudin Nur, kata Cholil Nafis, yang mengklarifikasi dan minta maaf secara terbuka tentu sepantasnya memaafkan.

"Peristiwa seperti ini baiknya menjadi pelajaran bagi kita. Ustadz pun manusia yang tak luput dari salah dan keliru. Bahkan harus banyak belajar agar tidak terjadi kesalahan saat menyampaikan ilmu kepada masyarakat," tegas Cholil Nafis.

Sebelumnya, dalam program acara Islam Itu Indah, Sabtu, 15 Juli 2017 lalu, Ustadz Syam menyampaikan kenikmatan terbesar yang diberikan Allah SWT di surga itu adalah pesta seks. Atas pernyataan tersebut, Ustadz Syam menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, termasuk juga melalui MUI.

Sumber: http://www.bintang.com/celeb/read/30...syam-dimaafkan




Tanggapan TS:

Indahnya saling memaafkan, saling islah dan saling tabayyun. Gini kan adem, semua sama-sama senang dan tenang, saling introspeksi diri dan belajar mengingatkan karena pada hakikatnya semua manusia itu derajatnya sama dan tempatnya khilaf.

Beda kasus kalau yang "kepleset ngomong" adalah Hok Hok, maka wajib difatwa menista agama dan ulama (ustadz) karena tidak ada sejarahnya ulama (ustadz) bisa salah dan keliru dalam menyebarkan dogma agama. Tidak kurang itu, yang bersangkutan juga wajib dipidana penjara seberat-beratnya, dicaci-maki, disanksi secara sosial dan bahkan sebenarnya layak dihukum secara syariah (sesuai masukan dari Ustadz Tengku di ILC): dibunuh, dipotong tangan dan kakinya secara bersilangan, atau diusir dari NKRI.

Kembali lagi, Ustadz muda Syam telah mengaku salah dan keliru, MUI pun membuka pintu maaf dan ummat diminta untuk memaklumi kekhilafannya, case closed. Tapi yang belum terungkap adalah apakah ucapan Ustadz Syam tentang "pesta seks" adalah sebuah fakta kebenaran atau hasil ngarang?

Karena secara nalar, kalau yang diucapkan adalah fakta, kenapa banyak pihak merasa tersinggung, malu, marah dan protes? Sedangkan kalau yang diucapkan adalah ngarang, berarti Ustadz Syam telah berupaya membohongi dan membodohi ummat dengan fantasinya sendiri mengenai surga.