Nama Ahok tidak asing lagi sebagai penyuplai ganja. Ini bisa dilihat dari penangkapan Slamet Riadi, 40, warga Jalan Banyu Urip Wetan Gang V yang dilakukan Polres Pelabuhan Tanjung Perak, lantaran kedapatan memiliki ganja.
“Saya membelinya dari orang yang biasa disapa Ahok. Biasanya dalam sekali membeli bisa puluhan gram dan saya pecah menjadi beberapa poket kecil,” terang Slamet Riyadi kepada penyidik, Senin (24/7) di Mapolres Tanjung Perak.

Bahkan Slamet sendiri menjual poket ganja itu kepada siapapun dengan cara dari mulut ke mulut. Bahkan anak-anak pelajarpun dilayaninya. “Ketika ada yang memesan saya layani, meski itu anak dibawah umur dan pelajar,” lanjutnya.

Slamet dibekuk di rumahnya akhir pekan lalu atau, Sabtu (23/7) sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu dia digerebek Satuan Reserse Narkoba (Satres Narkoba) Polres Pelabuhan Tanjung Perak lantaran kedapatan memiliki ganja di rumahnya.

“Tersangka tidak berkutik ketika anggota masuk ke rumahnya, yang saat itu sedang menonton TV. Dari penggerebekan ini, kami menemukan ganja siap edar seberat 58,45 gram dan poket narkoba lain jebnis sabu-sabu (SS) seberat 1,32 gram,” urai Waka Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Komisaris Polisi (Kompol) Arief Kristanto, Senin (24/7).

Temuan itu membuat Slamet rela diseret ke Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak untuk dimintai keterangan. Berdasarkan pemeriksaan, dia tidak mengelak atas kepemlikan narkoba jenis ganja dan SS. Kini polisi tidak berhenti sampai di situ. Pihaknya memburu Ahok yang diduga sebagai penyuplai narkoba.

Buah dari perbuatanya, pelaku akan dijerat dengan pasal 114 ayat (1) Jo Pasal 112 ayat (1) Jo Pasal 111 ayat ( 1) UU RI nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman hukuman minimal empat tahun kurungan penjara.

sumber

akhirnya nama ahok mencuat setelah slamet menjadi justice collaborator