Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

p0congkaskusAvatar border
TS
p0congkaskus
Sulap Politik Jokowi: PT 20 Persen dan Dukungan 3 Partai
Sulap Politik Jokowi: PT 20 Persen dan Dukungan 3 Partai

Sulap Politik Jokowi: PT 20 Persen dan Dukungan 3 Partai

Sambil memegang tongkat di tangan kanan dan kotak hitam kecil di tangan kirinya, Presiden Joko Widodo berjalan mondar-mandir di atas panggung. Didampingi Iriana, Jokowi berusaha meyakinkan hadirin—yang kebanyakan anak-anak, dengan menunjukkan kotak hitam miliknya yang masih kosong.

"Kosong...kosong ya," ucap Jokowi di depan hadirin yang sedang penasaran. Kemudian dia meminta anak-anak itu berhitung, "satu, dua, tiga..” Dengan lagak seperti pesulap profesional, Jokowi menyentuhkan tongkat ke kotak, dan tiba-tiba muncul sebuah bunga. Anak-anak pun bertepuk tangan dengan riuh.

Pertunjukan itu ditampilkan Jokowi dan Iriana pada peringatan Hari Anak Nasional di Pekanbaru, Riau, Minggu (23/7/2017) kemarin. Tentunya bukan tanpa alasan Presiden bermain sulap di hadapan anak-anak tersebut. Apalagi, dia mengaku berlatih serius untuk menguasai trik itu. "Main sulap, saya belajar lima hari lima malam," imbuh Presiden.

Kondisi politik yang dikelola Jokowi sebagai Presiden, barangkali tak terlalu jauh berbeda dengan pertunjukan sulap itu. Pekan lalu, Jokowi kembali mempertunjukkan sentuhan magic dalam kerja politiknya. 22 bulan sebelum pelaksanaan Pilpres 2019, Jokowi kini telah mengantongi dua modal penting untuk melanjutkan kekuasaannya hingga 2024.

Modal pertama diperoleh Jokowi saat Ketua DPR Setya Novanto pada Jumat (21/7/2017) mengesahkan Undang-Undang Pemilu. DPR memutuskan ketentuan ambang batas presiden (parliamentary threshold/PT) sebesar 20-25%. 20 persen jumlah kursi DPR RI dan 25 persen perolehan suara nasional. Hasil ini sesuai dengan keinginan Jokowi dan partai-partai pendukung Pemerintah.

Pada siang di hari yang sama, Presiden hadir dan menutup Mukernas kedua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pimpinan Romahurmuziy. Kehadiran Jokowi ini seakan menjadi simbol keberpihakannya dalam konflik dualisme yang merundung PPP. Kontan, dia pun dihadiahi dukungan resmi PPP dalam pencalonannya di Pilpres mendatang.

”Kami kembali mencalonkan Bapak Presiden Jokowi di tahun 2019. Takbir, Allahu Akbar, Takbir, Allahu Akbar,” pekik ketua umum PPP Romahurmuziy dalam penutupan Mukernas di Hotel Mercure, Ancol, tersebut. "Selama 33 bulan konflik, kader PPP merasa bahwa Jokowi adalah Kita. Kami PPP, kami Jokowi," lanjut Romi.

Dengan bergabungnya PPP, praktis saat ini Jokowi telah mengantongi dukungan resmi dari 3 partai untuk maju di Pilpres. Sebelumnya Partai Golkar dan Nasdem telah lebih dulu mendeklarasikan dukungan.

Mengacu pada perolehan kursi DPR pada pemilu 2014 lalu, PPP memiliki 39 kursi, Partai Golkar 91 kursi, dan Partai Nasdem 36 kursi. Jika dijumlah, Jokowi sudah mengantongi dukungan 166 kursi atau 30 persen dari total kursi parlemen. Sudah lebih dari cukup untuk melenggang dalam pencalonan presiden.

Jumlah ini belum dihitung dengan jumlah kursi dan dukungan dari PDIP, PKB, PAN dan Partai Hanura, yang hingga kini masih terhitung sebagai partai pendukung Pemerintah. Dengan asumsi konfigurasi politik tidak berubah drastis hingga Pilpres, maka akan sulit mencari calon lain yang dapat mengancam Jokowi.

Tak ayal, peta politik yang kelewat berpihak kepada Jokowi ini menimbulkan kekhawatiran tidak munculnya calon lain sebagai lawan Jokowi. Karena kecenderungan pragmatisme partai-partai untuk selalu mendukung calon diunggulkan.

Namun Sekjen PPP Arsul Sani menyatakan kekhawatiran itu merupakan hal yang tidak berdasar. “Kekhawatiran (calon tunggal) itu hal yang berlebihan," ujar Arsul Sani di arena Mukernas PPP, Jumat (21/7/2017) lalu.

Arsul mencontohkan, partai-partai politik yang menolak PT 20-25, yaitu di antaranya Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN, jika menggabungkan kekuatan, maka sudah bisa mencapai angka PT 20 persen lebih dan bisa mencalonkan presiden.

Kondisi ini seakan berbanding terbalik dengan prediksi banyak pihak. Di awal pemerintahannya dulu, Jokowi diramalkan akan mendapat perlawanan kuat dari partai-partai 'oposisi'. Bahkan, baik pendukung maupun lawannya, sama-sama khawatir dia akan bakal di tengah jalan. Rupanya, kini kondisi politik malah berbanding terbalik dengan ramalan tersebut.

sumber: http://rilis.id/sulap-politik-jokowi...-3-partai.html
0
2.6K
23
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.