Why I Still Loving You?

-Kenapa Aku Masih Mencintai mu?-
(Story From a Good Badboy)

---

Assalamu'alaikum...

Sebenarnya, gue gak pandai buat merangkai kata. Jika tetap gue paksakan, mungkin yang ada malah jadi amburadul. Yah, gue memang bukan anak sastra yang pandai dalam merangkai kata. Jadi, yah gue gak bisa bikin puisi ataupun kata kata bijak yang biasanya ada di prolog sebuah thread sfth.

Yah, walaupun gue gak pandai buat merangkai kata, tapi menulis adalah hobi gue. Jadi, gue disini cuma pingin share sebuah cerita, dan gue gak peduli berapapun views nya, karna ini memang hanya hobi semata. Mungkin hasilnya bisa dikatakan "keren" menurut gue, tapi entah apa pendapat orang lain soal tulisan gue.

Dan, cerita ini terserah mau kalian anggap real atau fiksi, gue disini hanya mau share. Satu lagi, gausah kepo tentang keaslian cerita, tkp, maupun tokoh - tokoh di dalam nya (50% tokoh dipastikan ikut membaca).

Oh ya, perlu ditekankan, kata - kata di cerita ini tergolong kasar, karena dipengaruhi pergaulan gue yang "ah sudahlah". Jadi, diharapkan yang masih dibawah umur jangan baca. Karena gue juga males sensor.

So, just read and give your opinion.

---



Bisa kalian bayangin? Ibu kalian di tampar di depan muka kalian. Gue yang masih berumur 13 tahun, kelas 2 SMP, tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan kakak gue, atau yang biasa gue panggil Mas Joko.

Disebelah gue, seorang wanita cantik yang berlinang air mata menyaksikan sang ibu ditampar oleh kakak nya sendiri. Ialah kakak gue yang kedua, seorang wanita yang soleha, lemah lembut, pintar, dan pekerja keras, Mbak Vira nama nya. Dia sudah menginjak kelas 1 SMA, 2 tahun diatas gue. Dan bisa ditebak gue ini orang Jawa, tepatnya Jawa Timur.

Seandainya gue punya kekuatan untuk membela ibu gue, gue pasti ngelakuin itu. Namun apa daya, seorang bocah kerempeng 13 tahun melawan seorang anak kekar berumur 18 tahun. Atau seorang wanita cantik yang lemah lembut melawan seorang laki - laki yang kekar? Sebuah perbandingan yang sudah jelas siapa pemenangnya.

Dan mungkin kalian bertanya, dimana bapak gue? Bapak kandung gue sudah bercerai dengan ibu gue, dan dia sekarang tinggal di Aceh. Sedangkan bapak tiri gue, gak jauh beda sama Mas Joko. Yah, walaupun bapak tiri gue ini sedikit membantu ekonomi keluarga. Hanya saja penghasilannya gak seberapa, dan itupun sebagian besar dibuat dia minum - minum dan berjudi.

Tapi alhamdulillah, kami punya sebuah rumah. Walaupun gak besar dan sebagiannya masih pakai gedek (gak tau bahasa Indo nya apa), namun sudah cukup nyaman. Ibu gue sehari hari bekerja sebagai seorang petani, berangkat pagi dengan sarapan yang sudah tersedia di meja (walaupun hanya tempe dan nasi) dan pulang menjelang maghrib dengan keringat yang mengucur. Sedangkan bapak tiri gue biasa nya tidur di pasar (tukang potong ayam). Jadi otomatis dirumah biasanya hanya ada kita berempat. Satu lagi ialah adek gue yang masih berumur 1 tahun.

Dan suatu hari, setelah gue lihat sebuah film di rumah salah satu temen gue, gue jadi suka sama teknik beladiri dalam film tersebut. Nama film tersebut adalah Ong Bak. Gue pun meminjam kaset itu dari temen gue, kemudian gue setel film tersebut berulang ulang di rumah gue dan gue tirukan gerakan nya.

Semenjak itu, gue jadi rajin olahraga dan latihan walaupun hanya dengan lihat film. Hingga akhirnya gue menginjak kelas 1 SMA. Saat itu, gue sudah berubah dari seorang bocah kerempeng, menjadi seorang anak yang kekar, dan perokok. Yah, tubuh gue yang kekar cocok dengan wajah gue yang bisa dibilang ganteng, dan juga kulit gue yang gak terlalu hitam dan gak terlalu putih. Gue pun masuk di SMA yang sama dengan mbak Vira.

Dan kemudian, sebuah pertemuan singkat dengan seseorang disaat gue melaksanakan MOS merubah hidup gue...
Disinilah titik awal dari perjalanan hidup gue yang bisa dibilang berat.

...