Medan, (Analisa). Sembilan pria anggota serikat pekerja digelandang polisi ke Markas Polda Sumut. Mereka diamankan karena diduga memeras pemilik toko akuarium di Jalan MT Haryono, Medan, Jumat (14/7) sore.

"Saat kami mau bongkar barang dari mobil mau dimasukkan ke toko, tiba-tiba datang sembilan pria anggota SPSI," beber Anto (51), salah satu sopir yang dipekerjakan oleh pemilik toko akuarium itu.

Anto membeberkan, dirinya resah dengan ulah para preman yang mengatas­namakan serikat buruh itu. "Aku sudah tiga kali me­reka mintai uang. Padahal kami kan sudah bayar bulanan. Mereka datang ke kantor kami di Jalan Pa­sar Sambas," sambung Anto.

Sembilan pria yang diduga kerap me­meras majikannya itu terpaksa dilaporkan oleh Jemi (20), sopir lainnya, ke pihak ke­polisian. "Tadi kami sudah bayar Rp5 ribu, mereka enggak mau terima. Kami kasih Rp10 ribu mereka tolak.

Mereka minta agar kami bayar Rp1000 per barang yang mau dibongkar. Padahal kami enggak ada minta mereka untuk membongkar. Jadi saya telpon polisi," kata Jemi.

Selain menangkap sembilan pria yang telah meresahkan pemilik toko ini, polisi juga turut memboyong dua unit mobil boks milik pemilik toko, masing-masing berpelat BK 8846 BN dan B 9273 MX ke Markas Poldasu.

Risky salah satu anggota serikat pekerja yang diamankan itu berdalih tidak memeras. Ia mengatakan mereka hanya tak mau me­nerima uang jika belum bekerja. "Kami diberi uang Rp5 ribu atau 10 ribu.

Kami tolak karena kami belum bekerja. Jadi kami mau bongkar dulu barangnya baru kami terima uang. Kami minta memang Rp1000 per barang yang kami bongkar," ungkapnya.

Sembilan pria itu didudukkan di depan Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Poldasu. Panit 1 Subdit 3 Jahtanras Poldasu AKP Fery Kusnadi mengatakan, para pre­man itu akan diperiksa. (dgh)

kagak meras kagak mangan

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Mantap, ada pajak preman SPSI bulanan, ada pajak preman SPSI harian, ada pajak preman SPSI per kunjungan angkutan barang, ada pajak preman SPSI dadakan, dst (baru satu ormas coy, belum ormas" sumut laen nya)

Pemerasan sopir pickup dan truk adalah tradisi sehari hari selama puluhan tahun di setiap jengkal propinsi sumut, lihat saja preman spsi beraksi di kompleks MMTC, jln palangkaraya, asia, surabaya, merbabu, sutrisno, cemara asri, dan di semua kompleks ruko/perumahan di tanah sumut

Sinanggar tullo tullo a tulloooo, kagak meras kagak mangaaaaannn

Sinanggar tullo tullo a tulloooo, kagak meras kagak mangan, kagak meras kagak mangan

https://www.change.org/p/jokowi-save...atra-indonesia