R

ico Hartono (29), seorang pegawai bank di Palembang rela mengeluarkan uang ratusan ribu dari kartu kreditnya untuk membeli gems. Hal ini lantaran dirinya ingin membuat perkampungannya menjadi lebih kuat.Uang yang dikeluarkannya masih jauh lebih kecil dibandingkan uang yang dikeluarkan teman keponakannya. Rico sempat terkejut ketika keponakannya menceritakan bahwa ada clasher yang menghabiskan dana hingga Rp 100 juta dari kartu kredit ibunya. Hanya untuk membeli gems dari permainan COC."Saya juga sempat kaget mendengarnya," ujarnya.Rico baru percaya ketika dijelaskan bahwa anak itu adalah anak seorang konglongmerat di Jambi. Sehingga wajar-wajar saja, bila anak konglomerat bermain game seperti itu."Orang tuanya beranggapan, lebih baik anaknya memanfaatkan uang itu untuk bermain games, dari pada untuk narkoba. Anak itukan baru masuk SMA, sekarang saja sudah membawa Honda City," jelasnya.Sebagai karyawan, Rico mangaku waktunya untuk bermain game ini sangat terbatas. Sehingga malam hari sangat dimanfaatkannya sebagai ajangnya untuk bermain game COC. Permainan COC ini dimulainya pada bulan januari tahun 2014. Saat ini, perkampungannya sudah mencapai TH (Town Hall) 8."Kalau siang, saya jarang main, karena kerja. Tapi kalau malam ya kadang begadang sampai pagi, nungguin troops (pasukan) selesai dimasak (dibuat)," candanya."Selama ini istri tidak ada masalah bila saya memainkan game," jelasnya.

Seorang anak sekolah dasar (SD) di Palembang menangis minta dibuatkan kartu kredit. Ia memaksa orangtuanya untuk menuruti kemauannya.Jika tidak ia akan diserang kelompok lain. Orangtuanya semakin terkejut karena kartu kredit itu akan digunakan anaknya untuk membeli senjata dan menyerang balik kelompok tersebut.Sistem permainan game online COC memungkinkan pemainnya untuk membeli material gems yang dapat ditukarkan dengan gold (emas). Gold inilah yang nantinya digunakan untuk meningkatkan kemampuan dalam game.Saat ini COC hanya menerima transaksi menggunakan kartu kredit. Pemain dapat membeli gems dengan harga mulai dari Rp 59 ribu hingga Rp 1.199.000. Semakin mahal harganya semakin banyak gems yang didapat.Amnah (32) tengah bersantai di rumahnya di Plaju. Tiba-tiba anaknya, Dimas yang duduk di kelas lima SD langsung mengadu kepadanya bahwa ia akan diserang kelompok lain. Amnah yang tidak tahu permasalahannya langsung berubah serius. Ia khawatir anaknya terlibat perkelahian dengan teman sekolahnya." Saat itu yang ada dipikiran saya anak saya itu berkelahi di sekolah. Takut dia dikeroyok atau diganggu teman-temannya," ujar Amnah saat diwawancarai Tribunsumsel.com, Kamis, (25/12).

Dua remaja belasan tahun, MB (15) dan BG (14), kini meringkuk di Mapolsek Ciputat, Jumat (30/1/2015). Kedua anak baru gede (ABG) itu terpaksa harus menjalani penahanan lantaran nekat mencuri burung untuk membeli ponsel Android demi bermain game Clash of Clans.Masih terlihat murung dan mengelus wajah serta kepala, kedua remaja asal Jalan Masjid, Ciputat, Tangerang Selatan, itu mengaku menyesali perbuatannya karena telah mencuri burung murai batu milik Sarwono (50), warga RT 05/19 Perumahan Pondok Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan. Terlebih lagi, keduanya sempat menjadi "bulan-bulanan" warga saat tertangkap basah seusai sukses menggotong kandang burung murai hasil curian keluar rumah."Ampun Bang, saya kapok Bang," rintih MB sembari menunduk saat warga menginterogasinya di pos RT.Seusai dilerai dan ditenangkan, MB yang mengenakan baju hitam dan celana pendek itu pun menceritakan awal mula kejadian. Pencurian tersebut, dikatakannya, bermula saat dirinya bersama sang sahabat berjalan kaki melintasi kompleks perumahan yang sepi karena warga sedang menjalankan ibadah shalat Jumat.Keduanya pun melihat sebuah burung murai tengah ditanggarkan di depan rumah. Mengetahui hal tersebut, timbul rencana jahat dalam diri keduanya. Terlebih lagi, MB mengatakan, baik dirinya maupun sahabatnya sangat menginginkan sebuah ponsel Android untuk bermain Clash of Clans seperti beberapa temannya kebanyakan.Seusai meyakinkan diri ada peluang ditambah kondisi rumah yang sepi, keduanya pun berbagi tugas. MB memasuki halaman rumah, sementara BG memantau situasi dari luar rumah."Nggak direncanain, Bang. Soalnya kita lagi pengen main COC (Clash of Clans) kayak temen lain. Tapi, enggak punya HP (ponsel-red)," ungkap MB menangis.

Game ini memang jadi primadona. Bahkan bisa bikin pemainnya ketagihan. Sampai-sampai robot yang bisa main Clash of Clans  diciptakan.Yap, memang nggak mungkin main game ini setiap saat. Makanya, Mark Petzold, seorang profesor di St. Cloud State University, Minnesota, bikin robot yang bisa main Clash of Clans.Tapi robot yang bisa main Clash of Clans  ini nggak diprogram buat main curang kok. Setiap beberapa jam sekali, robot ini akan keluar dari Clash of Clans selama dua puluh menit, untuk membiarkan pemain lain menyerang.Next, profesor Mark ingin menciptakan robot yang bisa menyerang, dan menyumbang prajurit kepada allies.

hai online