![Ricuh! Mediasi Manajemen Grab dan Driver Deadlock dan Nyaris Baku Hantam](https://dl.kaskus.id/www.transonlinewatch.com/wp-content/uploads/2017/07/driver-grab-di-medan-demo_20170710_131403-696x391.jpg)
Proses mediasi antara manajemen Grab Indonesia dan mitra pengemudinya yang mengalami pembekuan akun berujung buntu. Menurut Nur Adim alias Aris Clowor sebagai Ketua Front Driver Online (FDO) Indonesia, mengatakan pertemuan berujung buntu lantaran tidak adanya iktikad baik dari pihak manajemen.
Perwakilan pengemudi GrabCar beserta kuasa hukum mereka yang berjumlah 15 orang berencana melakukan mediasi dengan manajemen di Cityloft Sudirman, Full Training Room, Unit 2612, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Senin (10/7) pukul 14.00 WIB. Kendati demikian, FDO merasa bahwa tempat yang disediakan tidak memadai.
Setelahnya menunggu lama, tempat pertemuan dipindah di area parkir yang tempatnya disebut juga masih kecil. Di sana, ada perselisihan antara manajemen dan pengemudi yang memantik baku hantam.
“Tempatnya sangat kecil, hanya beberapa orang bisa mewakili. Kawan-kawan ini lebih baik tidak ada pertemuan. Ada perselisihan antara manajer Grab dengan pihak kami.”
“Hampir baku hantam karena mereka tidak berkomitmen dengan apa yang kita sepakati bersama. Sudah melenceng jauh,” terang Aris saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (10/7).
Di tempat itu pula, Aris menceritakan pihak Grab telah menyiapkan 15 petugas keamanan. Pihak FDO merasa terancam dengan kehadiran mereka.
Sementara itu, Grab Indonesia melalui pernyataan resminya juga mengkonfirmasi kegagalan mediasi tersebut karena masalah kapasitas ruangan. Namun, Grab menampik pihaknya tidak menyediakan tempat memadai untuk mediasi.
“Kami telah mempersiapkan ruang diskusi dengan kapasitas yang cukup bagi mitra pengemudi yang ingin mendapatkan penjelasan dan penyelesaian dari status penonaktifan mereka,” demikian pernyataan resmi Ridzki Kramadibrata, Managing Director for Grab Indonesia.
Grab lebih lanjut menyesalkan tindakan para pengemudi. Perusahaan yang berbasis di Singapura tersebut menegaskan tidak akan melayani tuntutan selain jalur komunikasi yang sudah diberikan sebelumnya.
“Kami sangat menyesali itikad para mitra yang tidak menghormati kesepakatan untuk mengadakan dialog dan telah mengkomunikasikan kepada mereka bahwa atas penolakan ini kami tidak akan melayani tuntutan yang sama selain melalui jalur komunikasi yang sudah disediakan sebelumnya,” kata dia.
Sekadar informasi, Grab dan pengemudi GrabCar berselisih terkait penonaktifan ratusan akun setelah Lebaran. Pengemudi menyuarakan enam tuntutan dengan permintaan utama untuk mencairkan insentif Lebaran yang nilainya menyentuh belasan juta rupiah tiap akunnya.