Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fauzanmukadarAvatar border
TS
fauzanmukadar
The Fault In Our Sinetron [Rant]
Ini sekedar tulisan gue yang acak-acakan diantara Thread bagus yang tertata rapi di Lounge. Diketik di hp butut di warung kopi pinggir jalan, monggo dibaca.

Apa sih yang salah dengan Sinetron kita? Karakternya? Plotnya? Stasiun tv penyedianya? Atau reaksi kita sebagai konsumen? Jawabannya adalah SEMUANYA! Ya disini TS akan membahas segala sesuatu yang salah dengan Sinetron kita, Dimulai dari yang menurut ane paling fatal yaitu Karakter

Karakter
Pernah liat Sinetron luar? Mr.Robot misalnya atau Breaking Bad, atau gausah jauh-jauh, Liat aja Drama Korea di internet. Tahu Elliot yang awalnya culun sekarang jadi Hacker "sangar" yang menemukan Jati Dirinya, Walter White yang berubah dari guru baik menjadi pimpinan Gembong Narkoba karena Kanker, atau berbagai Karakter Utama Drama Korea "Misaeng" yang berusaha bertahan hidup di dunia perkantoran, Mereka semua gampang diingat kan? Punya sifat yang khas dan membuat penonton simpati. Sekarang siapa yang ingat karakter utama dari Cinta Fitri, Tukang Bubur Naik Haji, atau Anak Jalanan, apa yang agan-aganwati ingat dari mereka? Gantengnya aja? Sifatnya yang Baik? Atau lupa? Dari pertanyaan ane diatas agan-aganwati pasti tahu maksud ane, Karakter Sinetron kita terlalu Hitam Putih! Protagonis Sinetron luar lebih terasa seperi manusia, mereka punya kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri, Elliot misalnya adalah manusia Introvert yang susah untuk bersosialisasi, Walter White adalah pasien kanker yang mencoba bertahan hidup dengan menjual Narkoba, Jang Geu Re dari "Misaeng" adalah cowok lulusan SMA yang nyoba melamar pekerjaan di Kantor Internasional, mereka semua memiliki kelemahan yang bisa membuat kita Simpati, mereka Abu2 layaknya kita. Sedangkan sinetron kita? Semua Protagonis sinetron kita memiliki struktur Karakter yang sama, Mereka semua terlalu Baik! Kaya,Ganteng,Suka Ibadah, Sifatnya dermawan, tanpa terlihat kelemahannya. Boy misalnya, meski di "dzolimi" banyak orang dia tetap tabah dan tidak berubah sifatnya. Mereka digambarkan Putih tanpa kelemahan, yang nyata, Kita sebagai Konsumen tidak bisa bersimpati dengan mereka. Hal ini berlaku kebalikan dengan Antagonis. Coba liat Antagonis drama favorit ane Game Of Thrones, Cersei Lannister. Meskipun dia jahat kayak mak lampir kita dijelaskan mengapa Cersei berlaku demikian, Cersei memang jahat karena dia ingin berkuasa tapi ada faktor lain seperti keselamatan anak2nya yang membuat dia harus bunuh saingannya, kita sebagai konsumen akhirnya mengerti alasan dibalik Cersei, dan akhirnya beberapa bersimpati dengan dia. Antagonis Sinetron Indo sama dengan Protagonisnya tapi terbalik. Mereka digambarkan selalu Jahat,Licik,dll. Tidak ada alasan mengapa mereka berlaku demikian sehingga mereka lebih terasa seperti setan dan bukan Manusia. Ini kesalahan fatal yang harus diperbaiki sinetron kita.

Plot
Jalan cerita atau Plot Sinetron Indonesia selalu sama, isinya Konflik berkepanjangan dan diakhiri dengan klimaks, lalu rinse and repeat. Konfliknya pun selalu itu2 saja, Masalah percintaan Protagonis dan Love interest (pemeran cewek inceran) dengan Antagonis yang membentuk Cinta segitiga, atau konflik2 kecil yang sebenernya berasal dari kesalahpahaman. Contohnya TBNH (tukang bubur naik haji), si protagonis salah denger Love Interestnya ingin bertemu dengan teman lama yang disimpulkan dia selingkuh dengan karakter lain, Klimaksnya happy ending dengan penyelesaian masalah si Protagonis minta maaf dia curiga dengan Love Interestnya, cukup familiar kan? Plot ini memang sering digambarkan di berbagai Sinetron kita dengan setting berbeda namun intinya tetap sama, Parahnya plot ini di TBNH berjalan selama 6 Episode (atau 7 ane lupa). Atau premis yang paling sering dipake (ane itung ada 8 sinetron pake premis ini) yaitu "Pemeran utama dari kota tinggal di desa" atau kebalikannya, Sumpah semua isinya sama akhir2nya si Protagonis dapetin Love Interestnya. Coba kita lihat sinetron luar, ane ambil contoh Castle, premisnya ada penulis Novel misteri playboy yang harus berkerja sama dengan detektif wanita untuk menangkap penjahat. Plotnya jelas, Konflik tiap episode selalu fresh yaitu menangkap penjahat yang menggunakan berbagai cara (kayak detektif conan hehe) dan antara protagonis dan Love interest selalu ada hubungan timpal balik yang berefek pada karakter mereka berdua, Si Protagonis jadi gak playboy lagi dan si Detektif wanita yang awalnya judes jadi lebih friendly. Yang kayak gini lebih enak diikutin daripada sinetron kita yang itu2 aja!

Stasiun TV atau Produser
Semua sinetron dari channel RCTI,SCTV,AnTv,Indosiar,Global, Semua channel kecuali beberapa punya Sinetron yang mereka unggulkan dan tampil di jam utama (jam 7 malem). Mereka semua juga punya sifat yang sama, Rating tinggi yang selalu mereka kejar. Dan kalau ratingnya turun? Siap2 agan akan dikenalkan dengan Karakter baru yang muncul entah dari mana, Protagonis yang diganti dengan yang baru karena alasan dia mati tidak jelas, atau bahkan Sineteon itu hilang tiba2 diganti dengan yang baru. Semua dilakukan dengan alasan mengejar Rating. Jika Ratingnya naik? Maka siap2 melihat sinetron kita ditambah jam tayangnya atau diperpanjang hingga ribuan episode (contohnya TBNH yang sampai 4000-an episode). Semua karena uang yang gampang diraih, Produk2 berebut untuk menempatkan Iklan di stasiun TV dengan sinetron Rating tinggi. Dan jika dilihat semua Sinetron kita memiliki nilai produksi rendah atau Murah! Syuting dengan Setting seadanya, 3 kamera yang terfokus pada muka tiap aktor dan Plot sederhana sudah bisa membawa ratusan juta bagi stasiun tv tersebut. Bahkan plot tidak jelaspun bisa asal dapat diproduksi tiap hari. Tiap produsen tidak peduli dengan kualitas asal bisa menghasilkan uang gampang. Tidak ada usaha atau keinginan untuk mencoba.

Konsumen
Dibalik semua Alasan diatas, yang membuat Pertelevisian Indonesia seperti ini adalah kita. Ya, kita yang tidak pernah meminta lebih dan menerima apa adanya. Kita yang menikmati Konflik Itu2 saja dan mencerna tanpa berpikir. Kita yang ingin Sinetron lebih baik namun tetap menonton apa yang tersaji di depan layar kaca. Sudah ada beberap gerakan untuk menampilkan sinetron yang baik. NET misalnya, namun gerakan itu tetap dipandang sebelah mata oleh kita yang meminta hal yang sama. Ubah pola pikir kita maka akan menguba Sinetron kita.

(Ditulis di warung sambil melihat sinetron SCTV entah apa judulnya)
-Dar
Diubah oleh fauzanmukadar 05-07-2017 16:57
0
2.5K
29
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.