Kurang-lebih sejumlah 200 orang kaum waria menyelenggarakan pesta tengah malam, pukul 00.00.

Mereka menghelat acara berkedok kongres waria se-Kalimantan.

Namun ada hal aneh, pesta di tempat remang-remang, dan saat digerebek, dua pasang tengah kondisi tanpa busana, diduga sedang melakukan hubungan seks sesama jenis.

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, bekerja sama dengan TNI/Polri menggagalkan pesta seks kaum waria, di objek wisata Pagat, Kecamatan Batubenawa, HST.

Kaum yang terkenal dengan sebutan lesbian, gay, biseksual dan transgender/transeksual (LBGT) tersebut, jumlahnya lebih 200 orang lebih.

Namun, yang berhasil terjaring razia dan dikumpulkan untuk keluar dari areal wisata alam itu sekitar 80 orang.

Di antara mereka empat orang dibawa ke Kantor Satpol PP.

Dua pasang itu kedapatan dalam kondisi tanpa busana atau telanjang alias tanpa busana.

Keduanya diduga sedang melakukan seks sesama jenis, saat tersorot lampu anggota Satpol PP yang menyisir area objek wisata tersebut.

Komandan Kompi SatPol-PP Pemkab HST, Kapten Barep HS didampingi Kepala Seksi Operasi dan Pengedalian Lapangan Dinas Satpol

PP HST, Haspiani, Senin (3/7/2017) menjelaskan, penggerebekan dilakukan , larut malam, pukul 00.00 Wita.



Menurut Barep, sebelum penggerebekan, pihaknya menerima informasi dari pihak Majelis Ulama Indonesia HST.

MUI mendapat informasi, Senin malam, akan ada kongres waria seKalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur, dengan jumlah anggota lebih 200 orang.

Kongres, yang diduga akan jadi ajang pesta LGBT ini dimulai pukul 00.00 sampai selesai.

Tapi belum sempat mulai kegiatan itu, kami bersama TNI/Polri berhasil membubarkannya.

Saat itu, jumlahnya 200 orang lebih sudah berkumpul di dekat lapangan tenis.

"Juga ada bunyi musik, sehingga diduga mereka juga mau pesta," kata Haspiani.

Saat dirazia, para LGBT sudah berkumpul mengenakan busana feminin ala perempuan.



Mereka berasal dari berbagai daerah di Kalsel, antara lain Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Batulicin Ibu Kota Kabupaten Tanah Bumbu, Banjarmasin dan daerah lain di Kalsel. Bahkan ada juga dari Kalteng dan Kaltim.

Kasat Pol PP bersama TNI Polri, membubarkan pesta seks tersebut LGBT.

Dijelaskan pada penertiban itu, para waria berhasil dihalau keluar dari areal objek wisata setelah diberikan pengarahan.

Mereka sempat hendak balik ke lokasi, setelah berkumpul di pasar Pagat namun kembali dibubarkan.

Kegiatan yang digelar tengah malam berkedok kongres itu diduga bakal jadi ajang pesta kaum gay dan mereka diduga mencari mangsa dari kaum lelaki sejenis.

Terbukti, saat dilakukan penyisiran terdapat dua pasang yang sudah telanjang.



Mereka sempat kabur dikegelapan malam saat tersorot lampu tim gabungan.

Namun, berhasil dibawa ke Kantor Satpol PP, untuk diidentifikasi.

"Mereka dari HSU. Sudah membuat perjanjian tidak akan mengulangi perbuatannya lagi dan jika masih mengulangi, akan ditindak tegas," kata Haspiani.

Barep menimpali, Pemkab HST mengkhawatirkan, jika hal tersebut dibiarkan, wabah LGBT akan menjangkiti masyakat HST, khususnya di sekitar objek wisata.

Dengan iming-iming sejumlah uang yang ditawarkan, dikhawatirkan kaum lelaki yang tadinya normal jadi tergoda ke dalam dunia waria.

"Apalagi, mereka yang perekononiannya sedang sulit, mudah tergiur tawaran uang. Itu yang Pemkab HST antisipasi," jelas Barep.



Ini videonya:




[URL="http://bangka.tribunnews.com/2017/07/05/ratusan-anggota-lgbt-pesta-tengah-malam-ada-pasangan-yang-asik-bertanpa busana-ria"]SUMBER[/URL]