Quote:
KAPOLDA Papua Irjen Boy Rafli Amar memerintahkan tembak di tempat bagi pelaku kerusuhan di Mulia, Puncak Jaya.
“Saya sudah perintahkan Kapolres Puncak Jaya untuk mengambil tindakan tegas. Tembak di tempat bagi pelaku kerusuhan. Tapi ingat, tembaknya di kaki, bukan di badan. Pelaku kerusuhan itu sudah mengganggu keamanan,”tegas Kapolda, kemarin.
Perintah itu dikeluarkan terkait dengan perang antara pendukung pasangan calon bupati nomor urut 1 Yustus Wonda dan calon bupati nomor urut 3 Yuni Wonda yang semakin kisruh. Akhir pekan lalu empat warga terluka akibat terkena anak panah dan puluhan rumah terbakar. Informasi terbaru, satu warga tewas akibat terkena panah dan jasadnya sudah dikremasi.
Boy mengungkapkan aparat gabungan TNI dan Polri telah mengambil langkah tegas mengamankan keadaan. Bahkan, aparat terus melakukan pencegahan agar bentrokan bisa diakhiri.
“Ada elite politik yang menjadi provokator atas bentrokan itu. Mereka sengaja memancing kemarahan kelompok pendukung lain. Polisi masih kesulitan menangkap provokator karena mereka masih bergabung dengan massa masing-masing,” imbuh Boy lagi.
Bentrok pendukung tiga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya dipicu hasil perolehan suara pada pemungutan suara ulang (PSU) pada 7 Juni lalu. KPU dalam rapat pleno 15 Juni di Jayapura mengumumkan pasangan nomor 3 Yuni Wonda-Deinas Geley memenangi kontes.
Sementara itu, Samuel Tabuni, tokoh masyarakat Papua asal kabupaten Nduga, meminta Kepolisian tegas menyelesaikan konflik berkepanjangan di Nduga dan Puncak Jaya.
“Polisi harus menangkap panglima perang dan tokoh intelektual peristiwa tersebut. Para pendukung harus legawa menerima hasil pilkada,” tegas Samuel, tokoh perdamaian di Kabupaten Nduga.
sumber
Nunggu tanggapan Pigai