Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • UKM
  • Senita Jaya, Sukses Berbisnis Jasa Pendidikan Informal

eCIPUTRA.comAvatar border
TS
eCIPUTRA.com
Senita Jaya, Sukses Berbisnis Jasa Pendidikan Informal


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kini semakin dibutuhkan para orangtua. Maklumlah, PAUD berperan penting dalam tahap perkembangan anak. Hal ini sangat penting bagi anak sebelum memasuki pendidikan lanjutan. Karena pentingnya peran PAUD itu, banyak orangtua berlomba-lomba memasukkan anaknya ke sana. Itu pula yang membuat bisnis Pendidikan Anak Usia Dini semakin menjanjikan.

Peluang cerah inilah yang ditangkap Senita Jaya, pemilik playgroup dan TK Islam Silmi di Samarinda. Awalnya perempuan berkerudung ini ingin mencari taman kanak-kanak untuk anaknya bersekolah. Namun, setelah mendatangi berbagai TK Islam ternama di Kota Tepian, tak satu pun yang mau menerima anaknya.

Senita menceritakan, alasan utama seluruh sekolah itu tak bersedia menerima karena usia sang buah hati belum cukup untuk mengenyam pendidikan di bangku taman kanak-kanak. Hampir lelah dia mencari. Senita menemukan brosur di dekat pintu angkutan kota yang ditumpanginya.

Di sana tertulis sebuah TK Islam di kawasan Samarinda Utara. Senita pun langsung mendatangi tempat tersebut. Dia tak menyangka, sekolah itu terletak di sebuah teras milik rumah warga yang statusnya hanya menumpang. Meski tempatnya kurang memadai, program yang ditawarkan sekolah itu cukup baik sehingga Senita menyekolahkan anaknya di sana.

Bak oasis di tengah sahara, dia pun mendapatkan sebuah ide dari pengalamannya. Tadinya dia berpikir membuat sarana pendidikan informal itu membutuhkan dana besar. Tapi dari apa yang dia lihat, Senita menyimpulkan, membangun bisnis di sektor jasa pendidikan informal ini tak sesulit yang dia bayangkan.

Sejak 2005, dia mulai mencicil segala keperluan untuk membuka kelompok bermain. Setiap bulan, dia menyisihkan uang pemberian sang suami untuk membeli sebuah kursi atau meja dan juga mainan anak-anak.

“Alhamdulilah, setahun kemudian terkumpul empat buah meja dan 16 kursi serta beberapa jenis mainan anak. Saya pun membuka sebuah kelompok bermain, namanya play group (PG) Islam Silmi,” kata seperti dilansir Kaltim Post.

Rumah orangtuanya di Jalan Kenyah, Samarinda, disulapnya menjadi tempat untuk para muridnya belajar dan bermain. Mulanya orangtua Senita pesimistis dengan usaha yang ingin dirintis putrinya ini.

Ibunya, Sukeri dan ayahnya, Syarif Effendi, yang juga seorang dosen di Fakultas Kehutanan Unmul ini mengira bisnis anaknya tak akan sukses karena hanya 24 murid bergabung.

Meski tak begitu banyak, murid-muridnya ini dikumpulkannya susah payah. Untuk memperkenalkan PG Islam Silmi, dia harus menyebar brosur di berbagai tempat. “Tak selalu diterima, brosur yang saya bagikan kadang ditolak mentah-mentah. Walau demikian saya tak pernah patah semangat,” ujarnya.

Meski hanya sedikit, dia mengatakan, anak didiknya terlihat senang dan gembira meski hanya belajar di ruang makan. Senita dibantu dua orang tenaga pengajar yang direkrutnya dari lingkungan sekitarnya.

Dikatakan Senita, respons positif diterimanya, tahun-tahun berikutnya jumlah PG Islam Silmi selalu meningkat bahkan hingga 100 persen. Dua tahun kemudian, dia pun membuka tempat pendidikan lanjutan yaitu TK. Istri dari Nor Wahid Hasyim ini awalnya menetapkan biaya masuk sebesar Rp 600–800 ribu bagi murid PG dan TK Islam miliknya. SPP per bulannya pun hanya 75 ribu.

Namun saat ini, Senita menetapkan biaya masuk sekitar Rp 2,7 juta untuk biaya masuk TK dan Rp 2,2 juta untuk PG. Sedangkan untuk SPP per bulannya, murid TK dikenakan biaya Rp 200 ribu dan PG sebesar Rp 175 ribu. Sarjana pertanian dari Unmul ini menceritakan saat ini dia telah memiliki 185 murid dari PG dan TK. Setiap kegiatan belajar mengajar, dia dibantu 23 guru.

Tak hanya belajar di rumah orangtuanya yang lahannya terbatas. Kini PG dan TK Silmi miliknya memiliki cabang di Jalan KH Wahid Hasyim. Sarana pendidikan ini dibangun di atas tanah pemberian orangtua sang suami. Ibu dari Nabila, Nasywa, dan Nayla ini mengatakan, omzet dari usahanya ini bisa mencapai puluhan juta per bulan.

Sebelum merintis usaha ini, Senita pernah menjalankan usaha lain. Sejak kuliah di Fakultas Pertanian (Faperta) Unmul, ini hobi berjualan mulai dari aneka baju muslimah hingga tanaman kaktus yang dikembangkannya sendiri. Setelah itu dia juga pernah menjadi distributor obat-obatan herbal yang dipasok dari Jakarta. Terakhir sebelum memulai usaha ini, Senita pernah merintis usaha penjualan jagung manis.

“Saya sempat usaha jagung manis, sudah punya tiga cabang. Tapi tak saya lanjutkan. Sekarang saya memilih fokus dengan PG dan TK ini. Rencananya saya juga membuka sekolah alam. Jadi di sana anak-anak bisa belajar sekaligus bermain dan dekat dengan alam,” kata perempuan berusia 42 tahun ini. (as)

Selengkapnya
0
1.4K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
UKM
UKMKASKUS Official
14.8KThread3.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.