Suara.com - Badan kesehatan dunia, WHO mencatat setiap tahun tak kurang dari 940 ribu kasus kanker usus besar atau kolorektal di seluruh dunia. Di Jakarta, data Jakarta Cancer mencatat pada tahun 2005-2007 kanker usus besar menempati urutan keempat yang terbanyak diderita warga Jakarta setelah kanker serviks, kanker payudara, dan kanker paru-paru.
Menurut Prof. Dr. dr. Arry Harryanto, SpPD KHOM, dokter Rumah SakitDharmais, menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang memicu kanker usus besar, yakni pola makan tak sehat, obesitas, faktor genetika atau riwayat keturunan, usia (di atas 50 tahun lebih berisiko) dan jarang melakukan aktivitas fisik.
Kanker kolorektal, menurut dokter Arry, terjadi akibat pertumbuhan sel yang tidak normal di usus besar, usus kecil, usus buntu, atau bahkan anus. Sel ini mungkin awalnya tidak ganas namun jika terlambat dideteksi bisa tumbuh menjadi menjadi sel kanker.
Apabila kanker kolorektal sudah menjalar ke bagian tubuh lain, maka si penderita akan mengalami gejala-gejala, seperti berdarah ketika buang air besar, diare dan penurunan berat badan tanpa sebab, rasa sakit di perut dan perut yang tetap terasa penuh meski sudah buang air besar.
Kanker usus besar biasanya diobati dengan teknik kemoterapi, operasi, dan terapi fokus sasaran.
"Pasien dapat dioperasi jika kanker mudah ditemukan dan dapat masih bisa diobati. Sementara kemoterapi juga bisa dilakukan untuk menghancurkan sel kanker agar tidak berkembang biak," jelas dokter Arry di sela Peluncuran Obat Regorafenib dari Bayer di Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Ia menambahkan, ada juga terapi fokus sasaran yaitu dengan menggunakan antibodi monoklonal yang dapat merangsang sistem kekebalan tubuh alamiah untuk menyerang sel kanker.
Untuk mencegah timbulnya risiko kanker kolorektal, dokter Arry menyarankan untuk menjalankan pola makan yang baik dengan mengonsumsi makanan berserat, mengurangi konsumsi daging merah dan lemak jenuh dari hewani, serta rajin melakukan aktivitas fisik atau olahraga. (Firsta Nodia Putri)
Jangan disepelekan masalah kaya gini, klo udh pernah langsung cek ke dokter biar diperiksa