Judul : Pertemuan Dua Hati
Penulis : Nh. Dini
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 88 Halaman
ISBN : 978-979-22-4926-2
Tahun Terbit : 2009 (Cetakan keempat belas)

PERTEMUAN DUA HATI adalah salah satu buku karya penulis Nh. Dini, dimana cetakan pertama di tahun 1986 dan buku yang saya punya merupakan cetakan edisi keempat belas di tahun 2009. Nh. Dini melalui buku ini mengajak pembacanya masuk ke dunia pendidikan dan mengenalkan salah satu karakter murid disekolah dasar yang disebut “murid sukar”. Istilah “murid sukar” sering diartikan sebagai murid yang nakal,susah diatur,suka mengganggu,dll.

Pada era jaman sekarang dengan berkembang nya teknologi, disekolah-sekolah sering ditemui “murid sukar” dan salah satu faktor yang menyebabkan murid tersebut berlaku demikian adalah faktor keluarga misal perceraian orang tua atau pertengkaran orang tua, kesepian, diabaikan keluarga,dll. Namun dalam buku ini karakter murid sukar itu berjenis lain.

Ibu Suci adalah seorang guru SD dan juga seorang ibu dari 2 orang anak. Oleh karena suami nya dimutasi dari perusahaan nya ke Semarang, maka ia dan anak-anaknya harus ikut pindah. Berinteraksi dengan lingkungan baru dan tempat mengajar yang baru (sekolah) dimana saat setelah beberapa hari ia masuk kelas,diperhadapakan dengan seorang murid, yang tidak disukai oleh teman-teman sekelas nya karena perilaku nya.
Waskito adalah nama “murid sukar”tersebut.
Sebagai seorang wali murid, Ibu Suci memiliki kewajiban untuk mengenal lebih dekat masing-masing karakter dan mendidik anak-anak murid nya,terutama murid nya yang bernama Waskito. Sebagai wali kelas dan guru baru, ia mengikuti naluri kepekaannya untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab sang murid berkelakuan sukar. Kepala sekolah dan para guru bahkan sudah lepas tangan menghadapi kenakalan Waskito. Ibu Suci mendatangi rumah murid itu dan menemui neneknya yang mengasuhnya. Dari sang nenek lah, Ibu Suci pun akhirnya mengetahui penyebab Waskito berperilaku sukar – Keluarga.
Menurut para guru, Waskito tergolong "murid sukar" yang berjenis lain. Ia bertindak kasar kepada teman-teman nya,memberontak,memukul juga berteriak. Dan kepekaan Ibu Suci sangat lah kuat, yaitu ingin membantu Waskito berubah karena ini adalah tugasnya sebagai seorang pendidik.
Pendekatan dan memberi perhatian penuh kepada Waskito adalah cara Ibu Suci untuk dapat memenangkan hatinya. Saat perilaku Waskito “kambuh” dan memberontak di kelasnya, Ibu Suci tahu bagaimana menenangkannya. Dan hal terberat yang harus Ibu Suci terima adalah keputusan Sekolah untuk mengeluarkan Waskito, namun Ibu Suci tidak patah semangat, ia meminta waktu kepada pihak Sekolah dan menunjukkan pada pihak sekolah bahwa Waskito pasti berubah, dan akhirnya pihak sekolah memberi kesempatan apabila Waskito bisa naik kelas, maka ia tidak akan dikeluarkan.

Bagaimana cara Ibu Suci untuk membuat Waskito naik kelas dan menunjukkan pada semua guru, kepala sekolah dan murid bahwa Waskito telah berubah? Ditambah lagi, Ibu Suci yang harus memperhatikan anaknya yang sakit dan membutuhkan perhatiannya. Jawabannya ada pada buku “Pertemuan dua hati” ini.

Keteladanan Ibu Suci perlu dicontoh oleh kaum pendidik di jaman sekarang. Saya sangat mengingat di jaman saya sekolah dasar dahulu, bila ada salah satu murid yang nakal,absen terlalu lama, wali guru diharuskan untuk mengunjungi keluarga dari murid tersebut untuk mengetahui persoalan atau apa yang terjadi dengan murid-nya. Dan bagi para orang tua sudah seharusnya ikut bekerja sama dengan para guru untuk mendidik anak-anak nya.

Buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh kalangan pendidik dan orang tua. Believe it.

Rate ***** dari 5 stars untuk buku ini.