BEIJING – Salah satu kegiatan asyik selama Ramadan adalah ngabuburit. Itu lho, tradisi mencari jajanan sebelum tiba waktunya berbuka.

Sayangnya, kebiasaan itu tidak bisa dilanjutkan Mentari Puspa Ferisa saat menjalani puasa Ramadan di China. Maklum saja, Tiongkok termasuk negara yang penduduknya mayoritas non-Muslim. Jadi tidak ada perayaan khusus selama bulan suci tersebut.

Lagipula, menurut perempuan asal Indonesia itu, kalaupun ada, ngabuburit di China pasti tidak menyenangkan. Sebab cuacanya sangat panas dan kering. Kondisi ini membuat dia malas keluar rumah mencari takjil.

Berita Rekomendasi
H-4 Lebaran, Belasan Perempuan Terjaring Razia di Tempat Hiburan Malam
Kecelakaan Beruntun di KM 216 Tol Pejagan, Dua Mobil Ringsek
"Ngabuburit di pinggir jalan kota Beijing yang ada bikin emosi, karena sekarang sedang musim panas,"ujarnya kepada Okezone.

Selain itu, memilih makanan buka puasa di China juga perlu kewaspadaan tinggi. Pasalnya, China adalah negara yang mengonsumsi babi paling banyak di dunia.

Bahkan babi termasuk salah satu hewan yang jadi ikon dalam astrologi Tionghoa. Itu berarti, mamalia berkaki empat itu dianggap penting dalam budaya Negeri Tirai Bambu.

Sebaliknya, bagi umat Islam, babi adalah hewan yang paling haram. Muslim dilarang memakannya, selain karena alasan kesehatan juga seturut ajaran agamanya.

"Kalau mau beli sesuatu di sini, harus yakin dulu itu tidak mengandung bahan apa pun yang sumbernya dari babi," saran Mentari.

Ia menjelaskan, meskipun yang dibeli bukan daging babi, tetapi minyak yang dipakai untuk memasak bisa jadi minyak babi. Nah, ini yang perlu diperhatikan seluruh umat Islam jika ingin wisata kuliner di China.

http://news.okezone.com/read/2017/06...source=news_bt