RMOL. Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan seharusnya sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Begitu tegas tersangka pemberi keterangan palsu dalam sidang korupsi e-KTP, Miryam S Haryani usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (21/6). 

Menurutnya, Novel telah memberikan keterangan yang tidak benar saat bersaksi dalam sidang lanjutan korupsi e-KTP dengan terdakwa Irman dan Sugiharto.  

"Mestinya dia (Novel) yang kena pasal 22 karena memberikan keterangan tidak benar. Bukan saya," kata Miryam 

Lebih lanjut, politisi Partai Hanura itu mengaku mendapat tekanan saat diperiksa sebagai saksi di Gedung KPK. Miryam mengatakan, ia dibuat mabuk durian oleh penyidik Novel Baswedan yang memeriksanya. Menurut Miryam, Novel sempat memakan buah durian sebelum memeriksa dirinya.

"Kan saya dibikin mabok duren. Terus yang makan duren bersaksi di pengadilan bilang makan kue duren. Kue duren sama buah duren aja udah berbeda. Mestinya itu dong (dikenakan pasal pemberian keterangan palsu). Sampai kapan pun saya akan mencari keadilan," jelasnya.

Ia juga tegaskan bahwa tidak ada tekanan apapun dari anggota DPR, termasuk anggota Komisi III DPR, Markus Nari yang telah ditetapkan tersangka oleh KPK karena diduga menghalangi penyidikan dengan mempengaruhi Miryam juga dua terdakwa korupsi e-KTP. 

"Saya sudah bersaksi di pengadilan. Yang menekan saya siapa juga kan sudah bilang siapa. Nggak ada hubungannya (dengan Markus Nari). Yang menekan saya itu penyidik," tegas Miryam. [ian]