b4djulAvatar border
TS
b4djul
Astaga, Jokowi Disebut 'Nabi' .. Setengah Dewa .. (Kualat menimpa yg mem'bullly'nya?)
"Pasukan Nasi Bungkus" Tempatkan Jokowi di Atas Manusia
April 24, 2014


Joko Widodo (ist)

intelijen – “Pasukan Nasi Bungkus” atau Panasbung menjadi istilah baru di sosial media untuk menyebut pendukung calon presiden Joko Widodo. Panasbung dinilai telah membabi-buta membela Jokowi dari berbagai macam kritikan.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Agung Suprio menilai, istilah “Panasbung” merupakan sindiran yang digeneralisir. Alasannya, pada dasarnya tidak semua ikatan solidaritas itu terbentuk karena materi.

Menurut Agung, ada dua pengikat solidaritas di Panasbung. Yakni, ikatan ideologi dan ikatan ekonomi. Panasbung berdasarkan ikatan ideologi, membela Jokowi karena keyakinan, nilai, dan obsesi. “Di antara mereka bahkan ada yang sampai percaya bahwa Jokowi adalah ‘sang juru selamat’ bagi republik ini. Mereka adalah para relawan dan tersebar. Rata-rata akun mereka bukan anonim,” ungkap Agung.

Sedangkan, ikatan ekonomi, kata Agung, adalah panasbung yang membela Jokowi karena materi. “Disindir ‘pasukan nasi bungkus’ karena upah mereka dianggap setara nasi bungkus. Akun mereka rata-rata anonim. Di sisi lain, memang banyak penjual jasa buzzer dan troopers di twitter. Ada simbiosis mutualisme di sini,” kata Agung kepada intelijen (24/04).

Walaupun terdapat dua ikatan tersebut, menurut Agung, sulit membedakan antara panasbung yang terbentuk karena ikatan ideologi atau ekonomi, kecuali dari jenis akunnya saja.

Agung juga menjelaskan bahwa dari sisi pembelaan para panasbung ada dua tipe, yaitu tipe rasional dan tipe ngawur. Tipe rasional, membela Jokowi dengan akal sehat. Panasbung tipe ini berusaha membangun argumen dan melemahkan capres lain dengan fakta.

“Sementara tipe panasbung ngawur, akan membela Jokowi dengan membabi buta. Di sini panasbung tidak melihat Jokowi sebagai manusia yang kodratnya mudah lupa atau salah, tapi melihat Jokowi sudah di atas manusia. Tipe ngawur seperti ini sebenarnya merendahkan diri panasbung sebagai manusia yang berakal sehat karena mendewakan sesama manusia,” tutur Agung.

Lebih jauh Agung menilai, saat ini media sosial semakin ke belakang panasbung tipe rasional semakin sedikit sementara panasbung tipe ngawur justru semakin banyak. “Demokrasi semakin berkualitas jika tipe rasional menjadi mayoritas bukan tipe ngawur yang semakin banyak karena tipe ngawur hakikatnya antikritik,” pungkas Agung.
http://www.intelijen.co.id/pasukan-n...-atas-manusia/

Astaga, Jokowi Disebut 'Nabi'
Senin, 16 Desember 2013, 00:10 WIB



Jakarta governor Jokowi (right with red scarf) join the Jakarta Night Religious Festival parade on Monday, Oktober 14, 2013

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencitraan yang dibuat maupun yang alami mengenai sosok Joko Widodo telah membuatnya sebagai sosok yang disebut di berbagai media sosial sebagai 'nabi'. Mulai dari akun twitter yang mempunyai follower yang cukup banyak sampai media online.

Pencarian google.com, Sabtu (16/12) mengenai kalimat 'nabi jokowi' menghasilkan 1.930.000 hasil pencarian.

Susah untuk menilai 'kenabian' yang dimaksud dari sosok Joko Widodo yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Jakarta itu. Selain itu, Antara (15/12) melaporkan masyarakat Indonesia juga dinilai mulai tidak rasional terhadap sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi itu.

Ketidakrasionalan itu terlihat dari elektabilitas tertinggi dalam survei nasional Cyrus Network dengan 28,2 persen dibandingkan tokoh-tokoh lainnya.

"Masyarakat terperangkap di antara realitas dan mitos tentang seorang pemimpin seperti Jokowi," kata Direktur Riset Cyrus Network, Eko David Dafianto, saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Ahad.

Eko mengatakan pemimpin yang baik dan berprestasi termasuk mantan Walikota Solo itu tetap membutuhkan kritik. Bahkan, kata dia, Jokowi juga harus membuka ruang untuk kritik secara luas.

"Publik harus disadarkan bahwa Jokowi itu tetap manusia biasa, bukan ratu adil atau tokoh serba bisa yang akan menyelesaikan seluruh persoalan melalui tangannya," ujarnya.

Eko menjelaskan dari survei yang dilakukannya sebanyak empat kali, sebanyak 66,9 persen responden membicarakan Jokowi. Kemudian, yang membicarakan Jokowi bernada positif sebesar 62,7 persen.

"Sembilan dari 10 orang yang mengenal Jokowi, membicarakannya dengan nada positif. Apapun yang dilekatkan pada Jokowi, akan jadi baik dan bagus. Jokowi sudah jadi mitos, publik tidak rasional lagi dan kehilangan objektivitas dalam memberikan penilaian. Apapun yang menjadi pendapat Jokowi menjadi benar. Siapapun yang mengkritik Jokowi, akan menjadi musuh bersama (public enemy)," tambahnya.

Di tempat yang sama, Pakar Psikologi Politik UI Hamdi Muluk mengkhawatirkan nama Gubernur DKI Joko Widodo yang merajai hasil survei karena tidak ada pesaing yang dapat menandingi mantan wali Kota Solo itu.

"Saya khawatir dengan fenomena ratu adil. Sepertinya Jokowi jadi manusia setengah dewa. Ini capres setengah dewa tidak sehat jangan terjebak dengan mitos ratu adil," katanya.

Hamdi menuturkan Indonesia memiliki sejarah pemimpin yang dianggap ratu adil seperti Soekarno dan Soeharto. "Itu tidak sehat," kata Hamdi.
Ia mengatakan banyak pemberitaan Jokowi sudah tidak relevan dengan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, seperti halnya soal pemberitaan sepatu milik Jokowi.

"Masa sepatu robek saja diberitakan, hal remeh temeh yang tidak ada kaitannya," katanya.

Apalagi, ujar Hamdi, banyak yang mengkritik Jokowi malah di-bully di media sosial. "Kalau mengkritik Jokowi seperti mengkritik dewa, sudah tidak sehat," imbuhnya.

Ia menegaskan fenomena Jokowi ini memperlihatkan kegagalan partai mengusung calon yang dapat menandingi kader PDIP itu. "Itu kegagalan partai karena yang lain nama-nama lama," kata Hamdi.

Ia pun khawatir kompetisi pada pemilu 2014 akan terhambar karena tidak ada pesaing yang dapat menandingi Jokowi, sehingga orang malas berpikir karena akan memilih Jokowi.

Hamdi mengatakan dengan nilai tersebut, Jokowi juga tidak akan mengeluarkan seluruh kemampuannya dalam Pemilu 2014. Tidak ada pesaing Jokowi dalam bursa pemimpin nasional, membuktikan partai politik gagal total dalam hal kaderisasi.
Padahal, kata Hamdi, persaingan calon presiden menuju pemilu 2014 menarik bila terdapat pilihan alternatif lain selain nama-nama yang beredar di masyarakat.

"Kalau bagus, keluarkan 10 atau 20 orang seperti Jokowi. Ibarat atlet badminton, All England namanya Jokowi, ini menyedihkan, masa yang lain kelasnya tarkam," ujarnya.

Cyrus menggelar survei sebanyak empat kali yaitu pada 21-27 Agustus 2013, 13-17 September 2013, 1-5 Oktober 2013 dan 18-24 November 2013. Metode yang digunakan untuk pemilihan responden adalah multistage random sampling (acak) pada 204 desa/kelurahan terpilih di seluruh Provinsi Indonesia.

Jumlah responden sebanyak 1.020 orang dengan usia minimal 17 tahun. Wawancara dilakukan melalui tatap muka. Tingkat kepercayaan survei adalah 95 persen dengan margin of error sebesar plus minus 3,1 persen.

Sementara itu, elektabilitas capres Prabowo Subianto berada di urutan kedua, yakni 11,7 persen, diikuti Aburizal Bakrie 10,4 persen, Wiranto 9,8 persen, Megawati Soekarnoputri 4,2 persen dan Jusuf Kalla 3 persen.
http://www.republika.co.id/berita/na...i-disebut-nabi

Minggu, 15/12/2013 18:21 WIB
Survei Cyrus: Jokowi Capres Setengah Dewa, Mampu Menangkan Semua Partai


Jokowi

Jakarta - Suara partai mana pun akan melambung naik bila berani mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Cyrus Network saat memaparkan data panel survei nasional bertajuk "Capres Setengah Dewa" untuk melihat fenomena Joko Widodo yang mendapatkan banyak dukungan sebagai Calon Presiden RI 2014.

"Penggabungan Jokowi ke partai mana pun bisa menjadikan partai tersebut sebagai pemenang pemilu. Jokowi bisa mengerek suara partai manapun ," kata Direktur Riset Cyrus Network Eko Dafid Afianto, di kantornya, Komplek Graha Pejaten no 4, Jl Pejaten Raya, Jakarta Selatan, Minggu (15/12/2013).

Cyrus Network melakukan survei terkait partai politik dan calon presiden menjelang Pemilu 2014 dengan melibatkan 1.020 responden di 33 provinsi di Indonesia, yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling serta diwawancara secara tatap muka. Survei ini terbagi menjadi 4 bagian yang dilaksanakan pada tanggal 21-27 Agustus 2013, 13-17 September 2013, 1-5 Oktober 2013, dan 18-24 November 2013. Responden . Tingkat kepercayaan survei ini diyakini sebesar 95% dengan margin of error 3,1%.

Survei menunjukkan bahwa 60,1% responden mempertimbangkan akan memilih PDI Perjuangan jika partai tersebut menjadikan Jokowi sebagai capres sebelum pemilihan legislatif. Namun hanya 26,4% yang akan memilih partai berlambang banteng itu bila Megawati Soekarnoputri adalah capres yang diusung.
http://news.detik.com/read/2013/12/1...ai?nd771104bcj

JOKOWI Dianggap Manusia Setengah Dewa, Ini Alasannya
Newswire Senin, 16/12/2013 08:22 WIB



kabar24..com, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kian bersinar pamornya. Hasil survei Cyrus Network menyebutkan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dinilai sebagai calon presiden 'setengah dewa' yang mampu menghegemoni pikiran masyarakat dan mampu mengangkat partai manapun menjadi pemenang pemilu.

Dalam simulasi survei yang dirilis Cyrus Network di Jakarta, Minggu 15 Desember 2013, disebutkan bahwa penggabungan diri Jokowi bisa menjadikan partai manapun, baik yang sudah memiliki elektabilitas tinggi maupun partai-partai yang terancam tidak lolos parliamentary threshold, PT, sebagai pemenang pemilu.

"Jokowi bahkan mampu mendorong Partai Bulan Bintang, Partai NasDem, maupun Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia menjadi pemenang Pileg, jika Jokowi bergabung dengan partai tersebut," kata Direktur Riset Cyrus Network Eko Dafid Afianto.

Menurut dia, figur Jokowi bisa mengangkat perolehan suara PBB, Partai NasDem, dan PKPI ke titik potensial tertinggi hingga di atas 40 persen.

Titik potensial dapat tercapai asalkan partai-partai tersebut menyatakan diri sebagai satu-satunya partai yang usung Jokowi sebagai capres. "Ini merupakan salah satu fakta bahwa Jokowi adalah capres 'setengah dewa'," kata Eko.

Jokowi juga dianggap mampu mengangkat suara partai yang membesarkannya yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ke titik potensial tertinggi hingga 60 persen. Jokowi juga diyakini mampu mengangkat perolehan suara partai lain hingga ke titik potensial tertinggi dalam Pemilihan Umum 2014 mendatang.

Hasil survei Cyrus Network menyebutkan, figur Jokowi mampu mengangkat perolehan suara partai-partai lain seperti Partai Golkar, Gerindra, dan lain sebagainya.

Untuk Partai Golkar, sosok Jokowi dinilai mampu mengangkat hingga titik potensial tertinggi 53 persen, dan Gerindra ke angka 48 persen.

"Jokowi juga mampu mengangkat perolehan suara partai lain jika partai tersebut jauh-jauh hari menyatakan diri sebagai satu-satunya partai yang mengusung Jokowi sebagai Capres," kata Eko.

Adapun survei tersebut dilakukan dengan metode random sampling terhadap 1.020 responden yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, dengan tingkat margin error mencapai 3,1 persen. Survei Cyrus Network dilakukan dalam dua tahap. Temuan survei pertama 21-27 Agustus 2013 dan survei kedua pada 13-17 September 2013, menyimpulkan, Jokowi tidak perlu risau dengan partai. Jokowi bisa bergabung ke partai mana pun, dan penggabungan Jokowi bisa menjadikan partai tersebut pemenang pemilu 2014.
[url]http://www.kabar24..com/nasional/read/20131216/61/206794/jokowi-dianggap-manusia-setengah-dewa-ini-alasannya[/url]

------------------------





Karena dianggap 'nabi', setengah Dewa ... sebentar lagi orang akan minum air cucian kaki Jokowi seperti yang mereka lakukan kepada Megawati dulu ..

emoticon-Ngakak


0
12.6K
118
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.7KThread40.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.