Polisi Pertama Indonesia Penggagal Pembajakan Pesawat
TS
ludovicusdo
Polisi Pertama Indonesia Penggagal Pembajakan Pesawat
שלום עליכם
SHALOM ALEICHEM
Thread ane kali ini dalam rangka menyambut ulang tahun Bhayangkara ke 70 nanti tanggal 1 Juli 2016. Dan bertepatan dengan itu, ForPol (Forum Kepolisian) megadakan lomba nyeritain (bukan ngegosip gan/sis) sosok inspiratatif seorang polisi yang ada di masyarakat. Awalnya bingung mau pilih siapa, soalnya dikit polisi-polisi yang bisa dijadikan contoh. Tapi syukurlah dengan adanya event ini ane jadi tahu banyak polisi yang baik diluar sana. Tanpa banyak cincong, langsung aja gan/sis
Quote:
Uncover The Story Before
Jangan baca judul aja gan, tenang aja, gak pake bahasa Inggris kok thread ane. Di bagian awal ini ane mau cerita sedikit kenapa nama diatas ane jadikan sosok polisi terinspiratif. Mungkin agan/wati masih asing dengan nama beliau diatas. Memang gan/sis. Mungkin orang-orang kelahiran tahun 50-60 dan bertempat tinggal di Yogyakarta lebih kenal dengan bapak polisi yang satu ini. Nama beliau adalah Bambang Widodo Umar. Pak Bambang tamatan Akabri Kepolisian pada Desember 1971. Kejadian yang melambungkan nama Pak Bambang terjadi 5 bulan setelah tamat sekolah kepolisian.
Quote:
Uncover The Main Story
Nah gan-sis udah gak sabar kan pengen tahu kenapa judulnya ane buat “Polisi Pertama Penggagal Pembajakan Pesawat”? Tahu gak gan peristiwa pembajakan pesawat Wojtyla di Thailand yang mengisahkan keheroikan Kopassus? Jauh sebelum peristiwa tersebut bahkan jauh sebelum Detasemen Khusus Penanggulangn Teror Den 81/Gultor Kopassus, atau Detasemen Khusus Anti Teror Polri/Densus 88 dibentuk, peristiwa pembajakan pesawat pernah menguncang tanah air khususnya Kota Gudeg. Pesawat naas itu adalah Merpati Nusantara Airlines dengan jurusan Manado-Makassar-Surabaya- hendak menuju Jakarta. Berikut penampakan pesawatnya gan/sis
Spoiler for Pesawatnya:
Ketika di Bandara Juanda, Surabaya, ada penumpang yang mendekat dengan mobil sedan mewah bergaya parlente dan masuk ke pesawat tanpa menggunakan tiket. Nama orang tersebut adalah Hermawan seorang disertir Marinir. Hermawan ketika memerintahkan pesawat mendarat di Bandara Adi Sucipto meminta uang tebusan Rp 20 Juta yang bahkan uang tersebut tidak bisa terkumpul walau sudah digalang dana dari bank-bank seluruh Yogyakarta.
Ketika sampai di tempat kejadian, Pak Bambang melihat pejabat dan petinggi militer sudah berada di ruang tunggu sembari menanti pesan dari Hermawan melalui Air Traffic Control. Kebetulan Bambang muda saat itu adalah seorang intel dengan postur tubuh seperti anak SMA dan tidak berpakaian kepolisian melihat dari tempat yang memang langsung ke arah pesawat Merpati tersebut. Ketika mengamati setiap kejadian di sekitar pesawat tersebut, terlihat jendela kokpit terbuka dan tertutup. Bambang muda mengambil kesimpulan bahwa pilot ataupun co-pilot sedang memberi tanda kepada orang di luar. Ketika jendela dibuka, Bambang melihat kalau bayangan seseorang sedang berjalan kebelakang pesawat yang ia pastikan adalah si pembajak. Sementara ketika jendela tertutup si pembajak mendekat ke kokpit. Dengan perlahan namun pasti dan dihadapan banyak orang, Bambang mendekati pesawat tersebut. Namun malang, tingginya badan pesawat tak mampu ia jangkau. Lalu, dengan sedikit berteriak, Bambang memanggil petugas bandara untuk membawa tangga. Kerasnya suara mesin pesawat tak membuat pergerakan Bambang diketahui si pembajak. Ketika menaiki tangga, ternyata tubuhnya tidak terlalu tinggi sehingga hanya wajahnya saja yang mencapai jendela kokpit. Ketika berusaha berkomunikasi dengan pilot, Hermawan si pembajak mendekat. Kemudian Bambang menunduk agar tak terlihat oleh si pembajak. “Saya AURI, saya AURI! Saya bisa menembak!” Kata pilot dengan suara lirih ke Bambang. Kemudian Bambang mengeluarkan Revolver dari pinggangnya dan memberikannya kepada pilot tersebut yang ternyata pilot tersebut memang seorang tentara AURI yang dikaryakan. Setiap orang yang melihat peristiwa tersebut berharap cemas sambil menahan nafas. Pasalnya Hermawan sudah menghidupkan sumbu granat RRT yang ada ditangannya. Dari kejauhan terdengar, “Dor.. dor... dor..” 3 kali pistol Captain Hindarto menyalak mengenai kepala Hermawan. Dengan 3 kali tembakan tersebut telah mengakhiri drama pembajakan pesawat MNS. Setelah Hermawan ambruk dan tewas, Captain Hindarto menemui Bambang dan memeluknya sembari mengembalikan Revolver milik Bambang dan juga bertanya siapakah Bambang sebenarnya, Bambang pun menjawab dirinya adalah seorang polisi.
Namun kisah Pak Bambang belum selesai. Bukannya menuai pujian dari petinggi kepolisian melainkan di panggil ke Jakarta untuk mempertanggung jawabkan sikapnya yang memberi senjata kepada seorang pilot. Setelah beradu argumentasi, akhirnya kepatriotisme seorang Bambang Widodo Umar diakui bahkan diberi penghargaan oleh Presiden Suharto saat itu.
Berikut gan rupa tampan Kombes Pol. (Purn) Dr. Bambang Widodo Umar
Spoiler for Pak Pol:
Sekian thread dari ane gan, semoga bermanfaat
0
13.4K
Kutip
12
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!