Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

seher.kenaAvatar border
TS
seher.kena
Ini Penjelasan dari Portugal Mengapa Cerita Gaj Ahmada Jadi Heboh
Beberapa hari belakangan ini jagad dunia maya dihebohkan oleh cerita tentang jatidiri Mahapatih Amangkubhumi Majapahit Gajah Mada yang disebutkan memiliki nama asli Gaj Ahmada, dan merupakan seorang ulama Muslim.

Cerita ini dituliskan oleh pemilik akun Facebook Arif Barata. 

”Mereka menyebutnya Gajahmada untuk memudahkan pengucapan dan belakangan ditulis terpisah menjadi Gajah Mada (walaupun hal ini salah). Kerajaan Majapahit mencapai puncak keemasan pada masa Patih Gaj Ahmada. Konon, kekuasaannya sampai ke Malaka (sekarang masuk wilayah Malaysia),” tulis Arif Barata.

Menurutnya, setelah mengundurkan diri dari tugasnya di Istana, Gajah Mada atau Gaj Ahmada dikenal dengan sebutan Syaikh Mada oleh masyarakat. 

“Pernyataan ini diperkuat dengan bukti fisik yaitu pada nisan makam Gaj Ahmada di Mojokerto terdapat tulisan ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’.”

Entah dia serius, atau tidak, tapi ceritanya mendapat beragam tanggapan. Banyak yang menyebutnya menggunakan ilmu cocokologi, cabang ilmu yang juga tidak dikenal bahkan tidak ada dalam khasanah ilmu pengetahuan di negeri manapun. 

Di tahun 2014 lalu pernah terbit sebuah buku berjudul “Fakta Mengejutkan Majapahit Kerajaan Islam” karya Herman Sinung Janutama. Buku ini pun dinilai nyeleneh karena memuat cerita yang tidak sesuai dengan cerita mainstream yang telah diakui kebenarannya. 
 
Lantas mengapa cerita seperti Gaj Ahmada ini kembali viral dan ramai dibicarakan hari-hari ini?

Seorang mahasiswa Indonesia yang juga aktivis pergerakan dan kini sedang menyelesaikan pendidikan doktoral di Portugal, Akuat Supriyanto, punya pandangan menarik untuk menjawab pertanyaan terebut.

Melalui akun Facebook miliknya, Akuat Supriyanto mengatakan bahwa cerita tentang Gaj Ahmada itu adalah kisah lama. 

Cerita-cerita ginian sudah saya dengar sejak dua dekade lalu. Termasuk soal Nabi Nuh orang Jawa atau kerajaan Sulaiman ada di Sleman,” tulisnya.

Adapun sekarang cerita seperti ini digas pol dan akhirnya ramai, karena sedang  terjadi kekosongan isu yang sesuai dengan selera dan naluri agresi masyarakat dumay.

“Mau ngeramein isu kenaikan TDL, eh, pencabutan subsidi jelas gak sesuai selera. Mau ngangkat soal Novel Baswedan arah-arahnya dikhawatirkan juga gak sesuai selera,” sambung Akuat.

Begitu juga dengan isu Pansus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga tidak sesuai dengan selera dan nurani agresi. 

“Mau ngangkat soal pansus KPK apalagi, ujungnya pasti anti selera. Mau ngangkat isu 2019 malah membahayakan selera karena di baliho gede-gede itu ada gambar Pak Kumis jadi-jadian,” demikian Akuat. [dem] 

http://nusantara.rmol.co/read/2017/06/17/295999/Ini-Penjelasan-dari-Portugal-Mengapa-Cerita-Gaj-Ahmada-Jadi-Heboh-

Berita ora mutu kok diviralkan
0
5.6K
31
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.