Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

l4gi.b3t3Avatar border
TS
l4gi.b3t3
Duterte : Hanya Ingin TNI, Bukan Pasukan AS..!



Manila – Pemerintah Filipina menolak disebut telah meminta bantuan kepada Amerika Serikat (AS) untuk memberantas Milisi Bersenjata Maute yang berafiliasi dengan ISIS dan telah menginvasi Kota Marawi.

Dinyatakan langsung Presiden Rodrigo Duterte, pemerintahnya tak pernah mendekati AS untuk meminta bantuan mengakhiri Konflik Marawi.

“Saya tidak mengetahuinya sampai mereka tiba,” kata Duterte kepada wartawan di Cagayan de Oro City, sekitar 100 kilometer dari kota Marawi, seperti dikutip dari Reuters. RakyatSumatera melansir, Minggu, 11 Juni 2017.

Penjelasan Duterte ini disampaikan sehari setelah AS mengeluarkan pernyataan tentang pengiriman pasukan operasi khusus untuk membantu Angkatan Bersenjata Filipina dalam memerangi Maute di Marawi.

Duterte membantah, namun militer Filipina mengatakan pasukan AS telah memberikan bantuan teknis kepada Filipina, namun bukan ikut terjun ke Marawi untuk berperang.

“Seandainya diperbolehkan, saya cuma inginkan bantuan dari TNI. Karena mereka ahlinya perang gerilya. Pasukan AS hanya akan merepotkan pasukan kami,” Tegas Duterte. (Tri/Berita360.com)


Bukan Pasukan Elite AS, Presiden Filipina Justru Inginkan TNI Untuk Bantu Tumpas Terorisme

SURATKABAR.ID – Hingga detik ini mungkin Pemerintah Indonesia memang masih ragu untuk bisa menerjukan langsung pasukan TNI ke garis terdepan penanganan kasus terorisme di negara tetangga Filipina.

Namun hal tersebut ternyata berkebalikan dengan keinginan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang sangat berharap bantuan dari TNI dan pasukan khusus Indonesia dalam menumpas gangguan keamanan terorisme di negaranya.

Pernyataan mengejutkan tersebut diucapkan Duterte menyusul adanya laporan tentang pemerintah Amerika Serikat (AS) yang diam – diam mengirimkan pasukan khususnya, untuk membantu operasi militer Filipina dalam menumpas gerombolan teroris Maute yang berafiliasi kepada ISIS di Marawi, Filipina Selatan.

Seperti dilansir dari Reuters via Nusantara, Duterte secara terbuka kepada media mengungkapkan, jika memang dirinya punya pilihan, ia tidak akan memilih bantuan dari AS, melainkan ia akan memilih Tentara Nasional Indonesia untuk bisa menyelesaikan masalah teroris di Marawi.

“Seandainya diperbolehkan, saya cuma inginkan bantuan dari TNI. Karena mereka ahlinya perang gerilya. Pasukan AS hanya akan merepotkan pasukan kami,” ujar Rodrigo Duterte belum lama ini.

Baca juga: Filipina Dibantu Pasukan Elite AS, Untuk Bebaskan Kota Marawi dari Teroris

Terkait dengan keberadaan pasukan spesial AS yang berada di Malawi, Presiden yang dikenal dengan pernyataan lugasnya tersebut, menegaskan bahwa dirinya selama ini sama sekali tidak pernah meminta bantuan.

“Saya tidak pernah mendekati Amerika untuk meminta bantuan. Saya tidak mengetahuinya sampai mereka tiba,” ungkapnya.

Bila ditinjau, pernyataan Presiden Duterte yang lebih menginginkan pasukan khusus dari TNI ketimbang militer AS dalam membantu penumpasan teroris di negaranya memang sangat masuk akal. Mengingat dalam operasi sebelumnya di Filipina, peran TNI terbukti sangat efektif.

Melalui Tim 29 Bravo, Batalyon Raider 515 Kostrad, TNI berhasil melumpuhkan Santoso. Sosok teroris yang paling diburu di Indonesia. Setelah 8 bulan lebih pihak Kepolisian gagal terus memburu gembong Santoto. Tak butuh waktu lama, setelah TNI dilibatkan, Santoso akhirnya tewas. Berkat TNI, cerita Santoso berakhir. Meskipun beberapa anggota Abu Wardah masih tersisa.

Belum lagi operasi pembebasan sandera yang beberapa waktu lalu dilakukan oleh unit khusus TNI, juga berhasil membawa pulang dengan selamat semua sandera asal Indonesia yang ditahan oleh pihak ekstrimis di Filipina.

Sehingga tak berlebihan jika Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia, Edi Hasibuan mengaku sangat mendukung pelibatan TNI dalam melawan teroris. Menurut Edi, semua matra TNI punya pasukan khusus. Pasukan tersebut, kata dia, juga berkualifikasi pemberantasan terorisme dan sangat professional.

Menhan: Bantuan Indonesia Melawan ISIS di Filipina Bisa Ditolak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Negara-negara di ASEAN saat ini sedang menghadapi masalah terorisme. Hal ini disebabkan keberadaan ISIS yang muncul di Marawi, Filipina Selatan.

Pemerintah Indonesia rencananya siap memberikan bantuan kepada Filipina untuk melawan ISIS. Namun hal itu masih bisa ditolak oleh negara jiran tersebut.

"Presiden Filipina mau-mau saja tapi kan senat, belum tentu mau kongres," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (15/6/2017).

Sebelum menyelesaikan masalah ISIS, Ryamizad menjelaskan rencanannya lima Menteri Pertahanan dari berbagai negara akan berkumpul di Tarakan, Kalimantan terlebih dahulu. Koordinasi diperlukan menurut Ryamizad, mengingat bahaya terorisme sudah menyebar di negara-negara ASEAN.

"Ini masalah Marawi. Dampaknya kemana kemana," jelas Ryamizad.
Menurut Ryamizad badan intelejen dari Filipina dan Malaysia akan memberikan informasi terkini terkait perkembangan ISIS di Marawi. Hal itu akan membantu langkah negara-negara tetangga memerangi terorisme.

"RI, Malaysia terutama dari Filipina akan menbuka masalah intelijen," ungkap Ryamizad.
Ryamizad menambahkan beberapa negara tetangga lainnya seperti Singapura dan Brunei juga akan ikut membantu menumpaskan pergerakan ISIS di Marawi.
Sehingga jika ada pergerakan, para negara-negara ASEAN bisa cepat menangkal terorisme.
"Memang fokus di situ. Jadi kalau terjadi perkembangan situasi mereka sudah tahu," papar Ryamizad.

TNI Siap Gempur ISIS di Marawi Tunggu Kongres Filipina
Liputan6.com, Jakarta Tiga negara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, dan Filiphina sepakat untuk bekerjasama melokalisir konflik Marawi. TNI siap membantu militer Filiphina mengempur ISIS, namun masih ada syarat yang harus dilalui.
"Nunggu kongres. Kita enggak bisa masuk kalau engga diizinkan walaupun Presidennya boleh. Tapi kita siap saja," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Istana Merdeka, Kamis (22/6/2017).
Menurut Menhan, tiga negara sepakat bekerjasama trilateral dalam memerangi ISIS di Marawi.
"Mereka itu musuh kita juga. Kita harus menghadapinya bersama-sama. Dengan kebersamaan itu pasti keberhasilan lebih besar. Daripada sendiri-sendiri kan?," kata Ryamizard.
Dalam kerjasama tiga negara itu nantinya masing-masing negara saling bertukar informasi intelijen, tentunya adalah terkait ISIS di Filiphina.
"Kalau kita jalan enggak ada intelijen percuma saja. Kedua, memperketat patroli laut untuk kemudian kita juga bahas untuk udara dan darat," kata Menhan.



http://berita360.com/duterte-hanya-ingin-tni-bukan-pasukan-as/
http://www.suratkabar.id/42305/news/bukan-pasukan-elite-presiden-filipina-justru-inginkan-tni-untuk-bantu-tumpas-terorisme
http://m.tribunnews.com/nasional/2017/06/16/bantuan-indonesia-melawan-isis-di-filipina-bisa-ditolak
http://m.liputan6.com/news/read/3000585/tni-siap-gempur-isis-di-marawi-tunggu-kongres-filipina

Bravo TNI. Menhan udah siap. Duterte udah minta. Tinggal tunggu persetujuan senat kongres Filipina. emoticon-Hansip Udah waktunya ASEAN membentuk suatu pakta pertahanan kawasan. Biar g di acak2 kepentingan asing.
Diubah oleh l4gi.b3t3 22-06-2017 20:43
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
25.6K
186
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.